Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Storytel, Gaya Baru Menikmati Buku & Menyerap Ilmu dalam Keterbatasan Waktu

Gambar
Pengen baca buku namun sibuk, gak ada waktu? Pengen nambah pengetahuan tanpa meluangkan waktu khusus, alias bisa disambi ngerjain ini - itu? Pengen ada yang dongengin saat rehat & hendak tidur? Bisaaa. Sekarang semua itu jadi mungkin dengan adanya Storytel. Sudah tahu? Itu lho, aplikasi audiobook yang lagi ngetren sekarang sebagai cara menikmati buku gaya baru, yaitu dengan cara mendengarkan buku. Mendengarkan Buku, Solusi Menikmati Buku dalam Kungkungan Waktu “So many books, so little time” . Ungkapan Franz Kafka ini sungguh benar adanya. Penikmat buku tentu relate dengan kalimat tersebut. Ada begitu banyak buku di dunia ini yang menarik untuk dibaca, sementara untuk “melahap”nya butuh waktu, dan waktu yang kita punya terasa kurang saja. Sementara itu, ungkapan tersebut kerap juga menjadi “excuse” bagi yang merasa gak punya waktu untuk membaca. Contohnya aku nih. Sebenarnya aku juga penikmat buku, tapi saat ini keseharianku sama sekali tak menunjukkan hal itu. Jadi malu. Makanya s

ZenCore dan Pekan Olahraga Otak: Anti Lemot & Seru

Gambar
Apa yang terlintas dalam pikiran saat pertama kali mendengar Pekan Olahraga Otak? Wow, kalau aku, gak begitu kebayang. Hahah. Menarik, unik dan seru sih sepertinya. Biasanya pekan olahraga kan mengacu ke event pertandingan olahraga fisik, ya. Ini pertandingannya olahraga otak, emang ada? Beneran ada loh, Gaes! Kalau gak percaya, coba cek deh ZenCore di aplikasi Zenius. Tunggu, ZenCore itu apa pula? Kalo penasaran, yuk lanjut baca ceritaku hingga tuntas! Karena Otak juga Butuh Olahraga… Dalam rangka menjalani tren gaya hidup yang lebih sehat, umumnya orang sudah aware untuk melakukan olahraga rutin. Ada yang sukanya senam aerobik, lari, bersepeda , yoga , dan lain-lain. Aktivitas olahraga fisik deh pokoknya. Tapi, pernahkah kita mempertimbangkan untuk rutin olahraga otak? Kayaknya si otak ini agak terlupakan, yah. Padahal otak juga butuh olahraga, biar tajam dan terpercaya, ups, gak lemot maksudnya. Bayangkan otak yang mageran vs otak yang terlatih. Pasti bedaa dong. Yang satu otaknya

Lawan Stigma untuk Dunia yang Setara: Dukungan bagi Penyandang Disabilitas (Down Syndrome & Kusta)

Gambar
Pandangan negatif dan perlakuan diskriminatif terhadap penyandang disabilitas masih kerap terjadi hingga kini di masyarakat. Seperti pada penyandang kusta, ada mitos yang beredar di masyarakat bahwa itu merupakan kutukan sehingga mereka dikucilkan atau bahkan ada yang diusir. Begitu pula pada penyandang Down Syndrome, tak sedikit yang masih menganggapnya sebagai orang dengan gangguan kejiwaan. Tidak hanya mendapatkan cibiran, di daerah yang masih pedalaman bahkan ada yang dipasung oleh keluarga sendiri. Miris, ya. Padahal mitos-mitos yang beredar itu tidak benar. Gara-gara pemahaman yang keliru & stigma buruk yang melekat, para penyandang disabilitas, baik yang disebabkan oleh kusta maupun beragam disabilitas lainnya tetap terjebak dalam lingkaran diskriminasi. Dan hal ini masih terjadi hingga saat ini, di eranya keterbukaan informasi. Akibatnya, para penyandang disabilitas tidak mendapat kesempatan yang sama seperti masyarakat non-disabilitas lainnya dalam berbagai aspek. Perjuang