Harmoni Alam Hutan Bambu & Warisan Budaya Sunda di Kebon Awi Kaffee

Kebon Awi Kaffee
Kali pertama berkunjung ke Kebon Awi Kaffee, banyak hal menarik yang kutemui. Awalnya aku mengira tempat tersebut hanya suatu cafe yang berada di Dago Pakar, salah satu kawasan yang memiliki daya tarik wisata di Bandung. Setibanya di lokasi, yang terlihat dari luar tampaknya sebuah cafe minimalis beratap kaca. Ternyata setelah masuk ke dalam, ada lagi tangga ke bawah, dan tampaklah pemandangan Kebon Awi kaffee lebih utuh. 

Seperti namanya, kebon awi dalam Bahasa Sunda berarti kebun bambu. Tempat ini menawarkan suasana tempat makan dengan saung-saung bambu di dalam hutan bambu. Di sanalah Sabtu awal bulan ini aku berkesempatan menyaksikan pertunjukan Tari Topeng dari seniman Sunda Ambu Ottih Rostoyati, yang juga merupakan salah satu owner Kebon Awi Kaffee. Selain itu, juga mengenal seni budaya warisan Sunda jaman buhun, dan bernostalgia dengan kaulinan budak (permainan anak-anak) tradisional.

Kebon Awi Kaffee & warisan alam hutan bambu   

Kolam ikan, saung, & jembatan serba bambu di Kebon Awi Kaffee
Di Kebon Awi Kaffe, suasana alami serba bambu sangat terasa. Di dalamnya terdapat saung-saung bambu berlatarkan pohon-pohon bambu alami. Area saung-saungnya tersebar mengikuti kontur tanah yang tidak rata, dihubungkan dengan tangga-tangga batu. Di bagian tengah, di antara saung-saung dipercantik dengan kolam ikan dan jembatan bambu yang melintang di atasnya. Di seberangnya ada balai-balai yang dipergunakan sebagai panggung terbuka untuk pertunjukan seni. Kebon Awi Kaffee memang berusaha menyatukan alam, seni budaya, dan cita rasa Sunda dalam satu tempat.

Kebon Awi Kaffee selepas hujan
Dulu sekali, tempat ini memang merupakan hutan bambu. Pohon bambu memiliki banyak manfaat, antara lain karena akarnya yang kuat, tanaman ini memiliki daya serap air yang tinggi & berfungsi sebagai filter sehingga bermanfaat mencegah tanah longsor dan menjaga kejernihan sumber air. Alih-alih membabat habis sisa-sisa hutan bambu & menggantinya dengan bangunan cafe/restoran, Kebon Awi Kaffee yang didirikan pada tahun 2013 ini dimaksudkan untuk tetap mempertahankan kelestarian alamnya. Hal ini disampaikan oleh Kang Rahmad Pratama, manajer Kebon Awi Kaffee. Sebagaimana ajaran kebijaksanaan yang diwariskan karuhun (leluhur), manusia harus menjaga alam sebagai wujud terima kasih kita terhadap alam. 

Kini, terdapat 24 jenis bambu di Kebon Awi Kaffee. Masih terhitung lumayan banyak, meski dahulunya ada lebih banyak lagi. Tanaman bambu yang dibudidayakan di Kebon Awi Kaffee ada yang berupa bambu lokal, ada juga yang berasal dari berbagai negara seperti Jepang, Filipina, dsb. Di beberapa titik pohon bambu di Kebon Awi Kaffee ada papan informasi singkat mengenai jenis tanaman bambunya, disertai pepatah khusus dalam Bahasa Sunda.        

Mengenal karinding & celempung, alat musik tradisional warisan budaya Sunda Buhun

Permainan musik karinding & celempung oleh Karinding Usik
Sebelum pertunjukan utama Tari Topeng disuguhkan kepada kami yang hadir, terlebih dahulu kami disapa oleh lantunan musik tradisional Sunda dari Karinding Usik, kelompok seni lokal yang berasal dari Dago Pakar sendiri. Karinding Usik memainkan alat musik tradisional karinding dan celempung yang terbuat dari bambu. Karinding merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup dan ditepuk, getarannya menghasilkan suara yang unik. Aku pun terpesona mendengarnya. Sedangkan celempung merupakan alat musik yang ditabuh. Permainan musik karinding dan celempung dengan beberapa modifikasi dari ketukan aslinya itu menghasilkan harmoni musik yang memikat. Musik tradisional Sunda ini dapat diadaptasikan sesuai perkembangan jaman, bisa dikolaborasikan dengan alat musik modern untuk menciptakan musik kreatif yang lebih kekinian.

Sejarah karinding tak bisa dipastikan muasalnya, karena tiap daerah memiliki versi ceritanya tersendiri. Pada jaman dahulu karinding memiliki fungsi lain, yakni untuk mengusir hama (melalui efek getaran ultrasoniknya), fungsi spiritual untuk mengantar arwah para leluhur, dan untuk mengetahui arah mata angin. Dahulu, karinding ada yang dibuat dari batang pohon kawung (aren). Kini, karinding biasa dibuat dari bahan bambu. Proses pembuatannya rumit dan tidak sembarangan lho. Karinding yang bagus dibuat dari bambu jenis awi gembong yang batangnya lebih keras dan tebal. Bahan bambunya dipilih yang sudah tua dengan tingkat kekeringan tertentu. Itupun dalam proses pembuatannya ada treatment khusus, seperti melalui proses penggarangan. Disamping pembuatannya yang rumit, karinding memiliki bentuk yang kecil dan mudah patah. Karena itulah karinding memiliki filosofi sabar, sadar, yakin. 

Pertunjukan Tari Topeng dari seniman Ambu Ottih Rostoyati

Tari Topeng
Tari Topeng yang merupakan puncak pertunjukan di acara hari itu ditampilkan dengan ciamik oleh Ambu Ottih Rostoyati. Ambu Ottih seorang seniman Sunda multi talenta yang memiliki banyak pengalaman di bidangnya. Beliau pernah pula diundang ke negeri sakura dan tampil berpentas disana. Tari Topeng yang dibawakan merupakan tarian tradisional yang memiliki filosofi yang mendalam. Tarian ini menggunakan 5 jenis topeng yang dipakai secara bergantian. Setiap jenis topeng tersebut merepresentasikan watak & fase-fase kehidupan manusia. 

Tarian diawali dengan topeng berwarna putih yang menggambarkan watak manusia ketika baru terlahir (bayi), bersih & polos. Topeng kedua berwarna biru, menggambarkan watak manusia yang dipenuhi keingintahuan, masih belajar dari hal-hal di sekitarnya sebagaimana fase balita. Topeng ketiga berwarna merah muda, perlambang watak manusia yang masih mencari jati diri, masih diliputi keraguan & belum punya pendirian (macam abege, eh remaja :D). Seperti dijelaskan Ambu Ottih, sampai di sini fase kehidupan manusia memiliki 2 jalur. Jalur pertama digambarkan oleh topeng keempat yang berwarna merah, yaitu simbol keteguhan, melambangkan watak manusia yang memiliki rasa percaya diri & sudah menemukan jati diri. Jalur lainnya digambarkan oleh topeng terakhir yang berwarna merah tua, simbol watak manusia yang dipenuhi ego, serakah, penuh hawa nafsu & amarah. Gerakan & ritme tarian berubah sesuai setiap jenis topeng yang dipakai, yang menggambarkan cerita filosofis karakter manusia yang terkandung di dalamnya. 

Nostalgia kaulinan budak & pesan untuk generasi bangsa

Nostalgia kaulinan budak, kerajinan tradisional, & hidangan ayam rica rebung (olahan ayam dengan tunas bambu muda). Ada musikalisasi puisi Adew Habtsa & Rekan juga usai makan siang.
Disamping menyaksikan pertunjukan seni Sunda, saat break acara hari itu di Kebon Awi Kaffee kami yang hadir diajak bernostalgia dengan permainan anak-anak tradisional berupa jajangkungan / egrang (aku ingetnya namanya jangkrak?) dan kelom batok. Kalau egrang sih waktu kecil aku cuma suka nonton aja. Ketika mencoba menaikinya pun tak pernah berhasil :D. Jangankan egrang, mencoba berjalan di atas kelom batok saja susah sekali menyeimbangkan tubuh. Kalah sama anak kecil yang asyik main kelom batok balapan sama Syifa >_<". Tapi seneng juga lihatnya, mengingat anak kecil jaman sekarang udah jarang juga yang main mainan tradisional macam ini. Jadi inget masa kecil dan kampung halaman. Banyak permainan lokal masa kecil dulu yang kuingat, tak pernah terlihat dimainkan lagi oleh anak-anak jaman sekarang :(. Aih, jadi inget umur :p.

Acara hari itu seru & menambah wawasan baru. Ambu Ottih banyak menyampaikan petatah-petitih yang diambil dari petuah leluhur Sunda. Di antaranya berisikan pesan-pesan untuk hidup silih asah, silih asih, silih asuh, dan bagaimana kita hidup sebagai manusia sesuai fitrah. Bahwa kita berasal dari alam dan akan kembali ke alam (mulih ka jati, mulang ka asal), kembali kepada Sang Pencipta. Agar bersenantiasa menjaga alam, juga berupaya melestarikan warisan seni budaya tradisional, agar tak punah dilindas jaman. Ini sebuah pesan yang sangat penting bagi generasi bangsa, agar tak membiarkan warisan adat & budaya nusantara hilang terlupakan begitu saja. Sebab bangsa yang besar & kuat ialah bangsa yang menghargai sejarah & merawat warisan budayanya tetap lestari, tak melupakan asal-usul.  


Hatur nuhun Kebon Awi Kaffee, acaranya keren :).                    

---
Selain saung bambu, ada area cafe beratap kaca & resto di Kebon Awi Kaffee
*Info:

Kebon Awi Kaffee
Jl. Bukit Pakar Timur No. 29, Ciburial, Cimenyan, Bandung
IG: @kebonawikaffee

Komentar

  1. Tempatnya bagus buat liburan, cocok buat belajar budaya tradisional sambil jalan-jalan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, melepas penat dari hiruk-pikuk kota ya Mbak

      Hapus
  2. asri banget nih, wah dago pakar dekat dengan rumah ibuku, kapan2 ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, dekat yah. Iya bisa main kalo lg di rumah ibu ya Mbak

      Hapus
  3. Ini kayanya bagus juga kalo ngajak anak kesini ya. Aku juga belom pernah dengar alat musik karinding itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bisa banget ngajak anak. Aku juga baru kali itu dengar karinding. Bunyinya unik lho

      Hapus
  4. Ihhhh gemes bangetttty lihat tempatnya asik banget... Pgn punya vlog disana hikzzz

    BalasHapus
  5. Wah tempatnya asri dan sejuk sekali. Ntar kalau ke Dago mesti mampir ini.

    BalasHapus
  6. Tempat ini Batu danger cerita2 dari teman2 belum pernah ke sana,,, ngeliat foto2nya Keren bnget ya teh,,, next mau ke sana InsyaAllah

    BalasHapus
  7. Paling suka kalo udah denger suara gemericik air, ditambah ada alunan musik sunda.. Adem banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget... Ditambah angin ngahiliwir & gemerisik daun-daun ^^

      Hapus
  8. Wah asik banget nih tempatnya. Bisa liburan sambil belajar budaya, tempatnya pun asri banget jadi betah ya berlama-lama di sana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe, iya... Sejenak jadi lupa yg lain2... Main yg berfaedah :D

      Hapus
  9. Bisa naik egrang?Jago euuuy. Saya nggak bisa. :D

    BalasHapus
  10. Bagus tempatnya ya, jadi pengen kesana hihi

    BalasHapus
  11. Eh tempat ini kemarin ada acara asyik gitu ya, taunya pas udah kelarr acara huhu. Asyik nih, ngupi cantik dengan suasana sejuk nan cantik pula

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Sajak Melankolis

Review Sunscreen N'PURE Cica Beat the Sun