IoT Smart Ngopi


Keberadaan internet saat ini sudah begitu akrab di keseharian kita. Sebegitu akrabnya sampai-sampai orang mengatakan bisa mati gaya kalau tidak ada internet. Perkembangan pemanfaatan internet yang begitu pesat dari waktu ke waktu turut memudahkan keperluan kita sehari-hari di era mobilitas yang serba cepat ini. Berbagai aktivitas menjadi begitu praktis misalnya dengan bantuan berbagai aplikasi. Potensi manfaat internet nyatanya masih bisa diperluas lagi dengan munculnya konsep Internet of Things, atau yang biasa disingkat sebagai IoT.

Apaan sih IoT? Definisi standarnya belum ada. Mengutip dari Wikipedia, konsepnya adalah bertujuan memperluas manfaat konektivitas internet yang tersambung terus-menerus. Jadi IoT itu gampangnya adalah benda-benda (peralatan) yang terhubung oleh jaringan internet dan dapat saling berkomunikasi satu-sama lain. Benda-benda tersebut memiliki kemampuan memproses & menganalisis data sehingga dapat menghasilkan perintah otomatis. Contoh kegunaannya misalnya bisa diterapkan untuk smart home, di mana kita bisa memonitor kondisi rumah dari jarak jauh via smartphone. IoT sudah banyak dimanfaatkan dalam berbagai sektor, mulai dari energi, pertanian, kesehatan, transportasi, smart city, dsb. Banyak yang bisa dikembangkan dari penerapan IoT. Konon seberapa luas dan besar manfaat IoT hanya dibatasi oleh imajinasi kreatornya.

Baiklah, mari berimajinasi.
Ada sebuah ide sederhana yang kepikiran. Idenya terinspirasi dari kesukaan ngopi. Aku yakin di dunia ini banyak orang yang suka minum kopi. Jadi ya, walaupun idenya sangat sederhana, kalau terwujud mungkin bisa dikembangkan lagi menjadi aplikatif dan bermafaat bagi banyak orang. Bayangkan ada sebuah sistem ngopi yang smart. Sebuah sistem yang memungkinkan kebiasaan seseorang minum kopi menjadi lebih praktis, efisien, dan ramah lingkungan. Gambaran sederhananya adalah:
  • Dispenser yang digunakan untuk memanaskan air dipasangi perangkat yang dapat menganalisis kebiasaan kapan seseorang memanaskan air. Misalnya jadwal rutin minum kopi di pagi hari pukul 6. Dispenser tersebut akan otomatis nyala pemanasnya 15 menit sebelumnya. Dia juga akan mengenali kapan air panas tidak digunakan lagi, sehingga pemanasnya off otomatis. Dengan begitu, gak ada cerita lupa matiin pemanas. Hemat energi, sesuai pemakaian saja. Lebih asyik lagi kalau suhu airnya bisa diatur-atur. Air galonnya sendiri memiliki sensor yang dapat memonitor stok air. Ketika sudah mau habis, dia akan mengirim notifikasi via smartphone dan otomatis memesan isi ulang. Sistem ini bisa diintegrasikan dengan pembayaran cashless seperti DOKU.


  • Ada sistem pewadahan stok gula, kopi, dan creamer yang juga dipasangi sensor untuk memonitor stoknya. Ini juga otomatis terhubung untuk memesan isi ulang. Lho, kopi/gula/creamer isi ulang? Ya. Namanya juga ide. Terinspirasi dari kampanye zero waste di organisasi tempatku bekerja, mengurangi kemasan = mengurangi sampah. Bayangkan berapa banyak sampah kemasan sachet yang dihasilkan dari minum kopi tiap hari dalam setahun? Agar tak terlalu banyak nyampah, sementara ini solusinya beli ukuran kemasan besar, nyetok banyak sekalian. Akan semakin baik kalau ada supplier kopi isi ulang, di mana untuk isi ulangnya tidak memakai kemasan yang sekali buang, melainkan menggunakan pewadahan yang bisa dipakai berulang. Begitupun halnya untuk kebutuhan lainnya seperti gula & creamer. (Ini... kalau beneran bisa terwujud sistem ini, bakalan cocok banget dengan kantorku yang sedang berupaya menerapkan konsep kantor yang zero waste ^_^).
Ini baru ide kasar. Dan di sini tak kudetailkan pula bagaimana teknisnya, soalnya itu bukan bidang keahlianku :D. Namun, ide ini bisa juga dikembangkan tak hanya untuk keperluan ngopi di rumah, tetapi juga di kantor. Atau bisa juga dimodifikasi untuk keperluan penyajian kopi di café, serta untuk monitoring dan otomatisasi mesin kopi/coffee maker.

Komentar

  1. cocok banget buat di kantor kayaknya ini, jadi penasaran kalo jadi bakal kayak gimana :D

    BalasHapus
  2. Salut sama (ide) imajinasinya. Semoga ada yang berhasil mewujudkannya :)

    BalasHapus
  3. keren tuh ide dispeser otomatis,
    biasanya di kantor, tidak semua karywn mau isi air
    bahaya kalau posisi on untuk air panas, sementara di galon air abis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tuh. Keingetan jg dari pengalaman di kosan klo habis air kadang pesen sama tukang galonnya suka lamaa...

      Hapus
  4. keren ideasnya,... untuk di kantor cocok ini,.. di tunggu kelanjutnnya

    BalasHapus
  5. keren idenya...
    spy hemat listrik saya suka matiin dispenser, tp pas butuh kadang lupa nyalain, jdny hrs nunggu dl... klo otomatis kan asyik...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, Teh. Pengalaman pribadi juga kalau pagi2 bangun tidur kudu ngopi dulu. Kalo dispensernya belum nyala suka gak semangat deh, bawaannya pengen tidur lagi nungguin panas airnya :D.

      Hapus
  6. keren ya mba kalo bisa terealisasi , cocok buat saya yg pelupa suka matiin pemanas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Aku jg sering lupa kayak gitu...

      Hapus
  7. Wah cemerlang euy idenya.. Di era IoT spt skrg, apa sih yg gak bisa diwujudkan termasuk ide dispenser di atas.

    Semoga menang ya euis ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, diterapkan untuk smart city aja bisa, apa lagi ini lingkupnya lebih sederhana ya.

      Terima kasih, Kang Ade.

      Hapus
  8. Waaah... boleh juga idenya: keren :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti suka ngopi juga ya... Terima kasih 😃

      Hapus
  9. Imajinasinya warbiyasa teh, enak keknya kalau punya dispenser gini di rumah :) soalnya suka males matiin idupin biar panas hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heu, gak usah nyalain dan nunggu airnya panas ya :D.

      Hapus
  10. waahhh... kerennnnn kreatif banget mbakk.. saya kurang suka kopi sih tapi ibuk suka hihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

25 Coffee & Kitchen, Cafe Asyik di Arcamanik, Bandung Timur