Celoteh Sepeda, Tas Punggung, & Beban Standar
Menjemput sepeda impian di Rodalink :D |
Setahun lalu, impianku memiliki sepeda terwujud lewat sebuah kompetisi blog. Kalau diingat-ingat lagi, sepertinya aku belum pernah bercerita apapun soal sepedaku itu di blog. Baiklah, mari kuperkenalkan dia. Sebenarnya, dia belum memiliki nama. Tapi sudah ada sebuah nama yang tercetus begitu saja di benak. Sebut saja dia Si Polly. Alasannya simpel aja, karena kalau namanya Gogon rasanya terlalu "manly", hehehe. Yah, soalnya namanya kucomot dari merk sepeda Polygon :D. Kutulis tentang dia karena sekarang aku sedang kangen sama dia. Sudah ada semingguan ini aku tak mengajaknya jalan-jalan. Malah dia nginap terus di kantor, gak kuajak-ajak pulang karena hujan terus.
Jadi, pada Februari tahun lalu tulisanku tentang mimpi punya sepeda beruntung terpilih sebagai pemenang pertama kompetisi blog yang diselenggarakan oleh Polygon. Di bulan Maret barulah kujemput pulang seperangkat hadiah berupa sepeda Polygon Heist 1.0 plus helm dan backpacknya dari cabang Rodalink di bilangan Otista, Bandung. Awalnya, Si Polly jarang sekali kuajak jalan. Cita-cita sih pengen pulang-pergi ngantor pakai sepeda. Namun waktu itu banyak kendala. Saat itu kantorku masih berada di area Jl. Pahlawan. Gak terlalu jauh sih, biasanya naik angkot sekitar 20 menitan juga nyampe. Kendala utamanya aku belum "pede" gowes sepeda di jalan besar dengan lalu-lintas sedemikian rupa.
Jadi, pada Februari tahun lalu tulisanku tentang mimpi punya sepeda beruntung terpilih sebagai pemenang pertama kompetisi blog yang diselenggarakan oleh Polygon. Di bulan Maret barulah kujemput pulang seperangkat hadiah berupa sepeda Polygon Heist 1.0 plus helm dan backpacknya dari cabang Rodalink di bilangan Otista, Bandung. Awalnya, Si Polly jarang sekali kuajak jalan. Cita-cita sih pengen pulang-pergi ngantor pakai sepeda. Namun waktu itu banyak kendala. Saat itu kantorku masih berada di area Jl. Pahlawan. Gak terlalu jauh sih, biasanya naik angkot sekitar 20 menitan juga nyampe. Kendala utamanya aku belum "pede" gowes sepeda di jalan besar dengan lalu-lintas sedemikian rupa.
Kondisinya adalah sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali aku suka bersepeda di jalanan. Awal bersepeda lagi, aku mengendarai Si Polly dengan sangat kaku dan nervous tiap kali ketemu motor, apalagi mobil. Di gang sempit, jangankan ketemu motor, ada orang jalan di depan pun aku repot mengontrol laju sepeda, takut nabrak, hehe.
Separah itu cupunya aku naik Si Polly. Ada jalan alternatif mencapai kantor yang tak lewat jalan besar, tapi sialnya itu melibatkan banyak tikungan, gang sempit, dan kontur jalanan yang naik-turun. Mengendalikan laju sepeda itu suatu hal yang aku masih perlu beradaptasi. Lha ini ditambah pula jalanannya meski bukan jalan besar, tetap saja rame sama motor yang lewat, fyiuh. Belum trayeknya yang lumayan untuk ukuran staminaku yang jarang olah raga ini (olahraganya cuma jalan kaki aja). Walhasil, Si Polly tak kunjung kuajak ke kantor. Hanya sesekali saja kuajak keliling di area taman depan Monju.
Si Polly di depan kantor (abaikan sepatu & pengkinya :D) |
Tapi itu cerita lama. Sejak kantornya pindah di awal tahun 2016 ini, jarak kosan dengan kantor semakin pendek. Jalan kaki cuma sekitar 15 menit, gak usah ngangkot. Alhasil, Si Polly akhirnya berhasil kuberdayakan buat bike to work ^_^. Awal-awal, yah seperti yang kubilang, meski gak lewat jalan besar, jalan kecil & gang yang dilalui tetap banyak lalu-lalang motor & mobil. Kupilih jalur yang gangnya tak terlalu sempit. Semakin sempit gang, semakin nervous dengan lalu-lintasnya. Lambat laun, aku mulai terbiasa bersepeda lewat jalur itu. Lincah banget bersepeda sih nggak, tapi setidaknya kini gak secupu dulu. Kalau ketemu motor atau mobil nervousnya udah berkurang sekarang ^_^.
Bagaimana dengan backpacknya? Sesekali suka kupakai jalan ketika bawaanku gak terlalu berat. Tapi meski dari luar kelihatannya baik-baik saja, bagian dalam tasnya sudah ada yang robek. Salahku, backpack yang sejatinya pasangan untuk aktivitas gowes itu pernah kupakai dengan beban bawaan standar ala aku yang berat tentunya. Seperti yang pernah kuceritakan di postingan ini, kemana-mana aku lebih suka pakai tas punggung daripada model tas selempang/sampir bahu yg girly. Bukan karena tomboy amat, tapi soal fashion, jujur saja aku masih lebih mementingkan asas fungsionalitasnya, heuheu...
Dengan bawaan standar berupa tumbler air minum, misting, blocknotes, buku bacaan, dan payung kala musim hujan, belum dompet, dll, sangat mudah untuk membuat bahu sakit jika beban itu ditopang oleh sebelah bahu. Dan ini belum menyebutkan laptop yang selalu kubawa tiap ngantor. Yang dimaksud laptop, seringnya plus kipasnya. Tambahan kipas tangan buat orangnya yang suka kepanasan tiap habis jalan kaki atau bersepeda. Beuh... Maksud hati ingin simpel, tapi jadi ribet begono yah.
Dengan bawaan standar berupa tumbler air minum, misting, blocknotes, buku bacaan, dan payung kala musim hujan, belum dompet, dll, sangat mudah untuk membuat bahu sakit jika beban itu ditopang oleh sebelah bahu. Dan ini belum menyebutkan laptop yang selalu kubawa tiap ngantor. Yang dimaksud laptop, seringnya plus kipasnya. Tambahan kipas tangan buat orangnya yang suka kepanasan tiap habis jalan kaki atau bersepeda. Beuh... Maksud hati ingin simpel, tapi jadi ribet begono yah.
Segini tuh belum standar lho bawaannya |
Simpel aja, cuma mau bilang, aku mau mulai dari hal yang bisa dilakukan. Salah satunya dari mengubah gaya hidup, gimana caranya agar gak nyampah terus. Setidaknya dengan selalu bawa misting & tumbler, jumlah produksi sampah plastik/styrofoam kemasan yang kuhasilkan dari aktivitas makan/minum jadi lebih berkurang. Iya sih, susah banget untuk mengeliminasinya sama sekali, berhubung peredaran "calon-calon sampah yang gak perlu" ini sudah merajalela. Tapi ya dimulai dari yang kita bisa dulu. Mengubah kebiasaan itu sesuatu yang perlu perjuangan, sodara-sodara!
Eh, tulisannya jadi melebar kemana-mana :D. Back to topic, dengan bawaan standar sedemikian rupa, sempat terpikir kayaknya aku lebih cocok pakai sepeda girly yang ada keranjangnya deh :D. Seringnya, pemandangan aku bike to work ke kantor pakai Si Polly adalah: tas punggung tampak penuh & berat dengan laptop, dkk. Kadang misting & tumblernya aku pisahin bawanya di goodie bag, digantungkan ke lengan Si Polly. Sabar ya, Pol... Untungnya berat badanku gak segitunya kok, hehehe :D.
Seperangkat backpack & goodie bag, bawaan banyak pun gak perlu kresek :D |
Selama ini "beban standar" itu kusandarkan ke tas punggung abu-abuku yang sudah kucel. Sudah lumayan tua juga usia tas itu. Aku lupa beli tahun berapa. Syukurlah, dia begitu tabah menahan beban berat itu dan terbilang cukup awet. Lagi-lagi, kalau ditengok bagian dalamnya, tas itu juga udah butak-butak (eh, apa istilahnya?), terancam terkikis menipis menuju sobek. Eits, sebelum itu terjadi, aku perlu ancang-ancang untuk beli tas baru nih. Gawat kalau tas andalanku keburu rusak. Makanya aku cari-cari di webnya Zalora. Ketemu koleksi backpack Herschel, keren-keren euy. Koleksi backpacknya stylish tanpa harus terlihat tomboy. Kesengsem jadinya.
Wow, jadi asyik ber-window shopping nih... :D.
Serunyaa naik sepeda, mupeng iiihh
BalasHapusSekarang udah kekinian lagi tuh bersepeda. Suka ketemu anak2 kompleks bersepeda :).
HapusWah, sama dong, saya juga suka naik sepeda.
BalasHapusTos... :)
HapusWih asik. Aku kangen juga bersepeda ria. Tapi masalahnya jalanan sekarang masih tampak mengerikan buatku naik sepeda, euy. Entah kapan ya bisa kesampaian :)
BalasHapusAku juga masih belum berani sesepedaan di jalan besar. Step by step aja, latihan lewat jalanan kompleks dulu :).
HapusWih asik. Aku kangen juga bersepeda ria. Tapi masalahnya jalanan sekarang masih tampak mengerikan buatku naik sepeda, euy. Entah kapan ya bisa kesampaian :)
BalasHapusDi eiger ada tas pannier sepeda teh co ok utk yg bike touring hehehe suami sri pesepeda jg suka ngoleksi properti2 sepeda soalnya hehehe
BalasHapusKalau aku belum nyampe ke level suka bike touring, Sri. Udah bisa bike to work aja bagus, hehe. Skrg fokusnya nyari tas punggung yg serbaguna dulu :D.
Hapusseru nih kak bisa goes-goes, pikiran segar hatipun senang hehe
BalasHapusDan fisik pun sehat karena diolahragakan :).
HapusAku hari minggu sekarang ini lagi seneng naik sepeda sama anak. Seger aja rasanya
BalasHapusAsyik banget bersepeda sama si kecil ya... Seru pastinya.
HapusSaya juga kangen bersepeda ria...rencananya beaok mau nyuci sepeda 😁
BalasHapusWih, rajin... AKu kapan ya mandiin Si Polly :D
HapusSaya juga kangen bersepeda ria...rencananya beaok mau nyuci sepeda 😁
BalasHapuscieee, sepeda baru nieee, boleh saya bungkus mba?
BalasHapusIni gak baru kok. Udah ada setahunan temenenan sama Si Polly :D.
HapusWuaaa. Mauu juga punya sepeda. Ah sudaj lama sekali tak bersepeda... salam buat si Poly mba
BalasHapusPasti kangen bersepeda ya. Sudah disalamin. Salam balik katanya :D
HapusEuiiiiis...
BalasHapusSok atuh si Poly nanti kenalin sama kulkas di rumahku, kan sesama cameo bhahahaha...
Etapi itu backpack-nya zalora keren abis sih, harus segera di kepo-in ini mah, gawat pisan laaaah :))
Wkwkwk... Kapan yah, kejauhan atuh kalau mau dipertemukan sama kulkasmu :D.
HapusHeuheu... Sok atulah
Keren ya tasnya, jadi pengen beli juga
BalasHapusEuh iya... Stylish gitu.
HapusJadi pengen ke kantor naik sepeda juga :D
BalasHapusDeuh, iya nih... Dari kemaren mau ajak Si Polly pulang, mission failed mulu.
Hapusasyik ih kantornya deket bgt, bisa jln ato naik sepeda
BalasHapusAsyik banget. Gak perlu buang waktu oleh kemacetan & hemat ongkos :D
Hapuswah, tasnya bikin mupeng
BalasHapusiya yaa...
HapusAku juga lagi ngumpulin uang buat beli sepeda... semoga aja terkumpul hihi
BalasHapusSemoga lekas terkumpul ya... :)
Hapus