Weekend Seru Bincang Food Blogging di UrFlavor Market

Weekend itu asyik banget kalau jalan-jalan kulineran. Apalagi kalau sekalian ada acara talkshow tentang food blogging. Tambah mantap. Seperti hari itu, sabtu, 13 Februari, aku menyengaja datang ke Trans Studio Mall Bandung. Di sana sedang ada festival kuliner bertajuk UrFlavor Market. Event kuliner yang menghadirkan stand-stand aneka kuliner ini digelar pada 10-14 Februari 2016. Komunitas #BloggerBDG turut meramaikan event ini dengan gelaran talkshow menarik seputar food blogging, photography, dan kesehatan.
Talkshow food blogging di UrFlavor Market

Aku bersama rekan-rekan blogger lain yang hadir antusias menyimak talkshow yang diisi oleh 3 orang pembicara yang berpengalaman di bidangnya masing-masing. Ada Mbak Ika Rahma dari Dapur Hangus, Mas Putra Agung dari TheFoodXplorer, dan Dr. David dari DF Clinic. Acaranya berlangsung seru, dengan topik yang menarik, nambah ilmu plus bisa sekalian icip-icip makanan :).


Food Blogging & Photography

Jaman sekarang, orang lazim memfoto makanan dulu sebelum makan. Hal ini berlaku terutama buat food blogger/photographer. Biar kata perut udah keroncongan, mereka keukeuh untuk mendapatkan gambar yang bagus dulu. Gambar itu menjadi penting sebagai sebuah karya, baik nantinya untuk diupload ke instagram maupun untuk bahan blogging. Di sisi lain, aktivitas ini menguntungkan bagi usaha kuliner yang produknya direview. Produknya jadi terpromosikan dan tersebar lebih luas, khususnya via sosmed. 

So, apa kata Mas Putra, food blogger yang kini kerap diundang oleh berbagai brand makanan untuk memotret & mengendorse itu? Jadi food blogger itu asyik, kalau memang sudah punya passion di sana. Gak enaknya ya ketika pola makan tak terkontrol, yang ada badan jadi melar :D. Intinya sih, sebagai foodblogger yang notabene punya passion di bidang ini, tentunya dalam memotret makanan, perlu ada semacam koneksi antara kitanya dengan objek makanan yang kita potret. Bagaimana agar gambar yang dihasilkan mampu membuat orang lain tertarik bin ngiler melihatnya. Prinsipnya, "shoot your lunch, enjoy your dinner". Artinya, bagi Mas Putra sih, pencahayaan terbaik sewaktu memotret adalah saat siang hari, dengan sinar matahari alami. Soalnya dia tidak suka pake alat bantu pencahayaan khusus sewaktu memotret. Kalau malam hari, pencahayaan kurang, foto yang dihasilkan juga takkan maksimal. Jadi lebih baik tidak memotret dimalam hari. Just enjoy your dinner.

Mbak Ika, Dr. David, & Mas Putra Agung
Kalau Mbak Ika, dulunya ia ngeblog juga, tapi kemudian beralih menjadi food photographer profesional, sembari menjalankan bisnis properti foto makanannya di Dapur Hangus. Dia bercerita tentang 3 teknik memotret makanan, yaitu eye-level, bird-eye view (foto dari atas), dan memotret dengan sudut 30-40. Teknik yang digunakan tergantung jenis/bentuk makanan yang dipotret & alat memotret yang digunakan. Mengenai ornamen dalam food photography, seberapa pentingkah? "Itu tergantung tujuannya", ungkapnya. Jika tujuannya untuk menjual makanannya sebagai produk, maka yang harus ditonjolkan ya objek makanan itu sendiri. Jangan malah jadi kebanyakan properti. Untuk menonjolkan objek makanannya, baiknya pakai flat plate berwarna polos. Putih akan lebih baik.

Raja & Damai, duo MC yang heboh.


Food Health

Setelah bincang-bincang asyik seputar food photography, Dr. David mengulas seputar makanan dan hubungannya dengan kesehatan. Makanan enak itu emang menggoda, apalagi yang berminyak. Tapi kalau pola makan kita sembarangan, tentunya kesehatan kita yang membayarnya. Kita perlu hati-hati juga dengan iklan & mitos umum yang salah, jangan mudah percaya. Contohnya nih tentang kandungan lemak dalam minyak goreng. Umumnya kita menggoreng panas memakai minyak kelapa sawit. Kalau baca kandungan nutrisinya, ada komponen-komponen gizi yang baik untuk tubuh. Eits, tapiii... Lemak di minyak sawit itu jenisnya lemak tak jenuh, dan itu tidak cocok untuk digunakan menggoreng. Soalnya pada suhu tinggi, lemaknya akan berubah menjadi lemak trans yang tidak baik untuk tubuh. *Ting! Ingat2 lagi pelajaran kimia organik yang terlupakan :p. Demikian pula olive oil alias minyak zaitun. Tidak cocok untuk menggoreng. Cocoknya dikonsumsi "as it is" alias gak dipanasin. Kecuali jika dipanaskan maksimum  di suhu 70 derajat dalam 2 menit, masih ok. Di atas itu struktur lemaknya berubah. Tapi namanya gaya masak di kita kan panas-panas dan lama, jadi intinya minyak berlemak tak jenuh itu gak cocok untuk menggoreng.

Kalau kita ingat-ingat tradisi sunda jadul, menggoreng itu pakai minyak kelapa. Kata Dr. David, justru itu yang benar. Sebab minyak kelapa itu mengandung lemak jenuh, aman meski dipanaskan. Lebih jauh lagi, tradisi kuliner sunda itu minim goreng-gorengan lho. Kuliner sunda itu aslinya seputar kukus, rebus, dan lalapan. Tradisi makan yang sehat, tuh. Kalau kita banyak makan goreng-gorengan, daging berlemak, janganlah lupakan untuk menebusnya dengan mengkonsumsi sayuran yang cukup, agar seimbang. Karena yah, masalah kolestrol itu kan sumbernya dari situ. Makan veggies lebih aman.

Perihal raw food yang sekarang ngetrend, menurut Dr. David itu bagus, karena terkait kandungan enzim yang memang tidak bisa tahan kalau dipanaskan. Bagus, tapi ada syaratnya. Yaitu sayurannya bersih, bebas dari pestisida. Nah, ini yang perlu diperhatikan. Biarpun kita beli yang organik di supermarket, tetap aja, kita belum bisa yakin. Soalnya di Indonesia belum ada standarisasi yang jelas tentang produk organik. Baiknya memang back to nature, grow your own food. Nanam sendiri is the best, kita jaditahu betul sumber makanan yang kita konsumsi sendiri.

***
#BloggerBDG di UrFlavor Market (credit: Teh Nchie)
Nah, banyak tuh topik yang menarik. Sayangnya, waktu talkshownya terlalu singkat. Semoga di lain waktu #BloggerBDG ngadain lagi acara semacam ini. Selain dapet ilmu, juga jadi ajang kopdar & sillaturrahim sesama blogger. 

Usai nyimak talkshow, waktunya bergerilya menjelajah UrFlavor Market yang dipenuhi aneka produk makanan & minuman. Salah satunya, aku kebagian voucher nyobain menu di Hey Banana! Aku pilih frozen banana berbalur cokelat yang toppingnya almond. Nyamm! 






Komentar

  1. udah coba es krim yg ada di pot? yg ada "cacing"nya ?
    atau kue yg bentuknya kaya "pup" ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku gak cobain yang ituu.... Hehe... bentuknya itu lhooo, agakkk ehmmm, hehe... Tapi rasanya mah enak meureun yah :D

      Hapus
  2. seru banget acaranya, jajanannya juga enak

    BalasHapus
  3. Lah, mana foto makanannya nih. Adanya foto eskrim doang, itupun sudah digigit, hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... Abis kalo mau upload semua kebanyakan... Jadi foto standnya aja lah ya :D

      Hapus
  4. hahahahhaa..euiis belon nyobain kue pup enak looh..
    apalagi liat bentuknya makin lahap deh makannya hhmmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... Makanan jaman sekarang ada2 aja. Nguji nyali :D

      Hapus
  5. Maaf oot nih. cuman heran aja liat rank alexa nya kayaknya terjadi kesalahan settingan. jd ngerop gitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, sempat merhatiin ya :D. Emang terjun sejak beberapa waktu lalu. Bulan2 lalu jarang update & BW. Plus skrg baru pindah domain. Kayaknya pengaruh kali ya...

      Hapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

25 Coffee & Kitchen, Cafe Asyik di Arcamanik, Bandung Timur