Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau
Aku bukanlah orang Bandung. Kota
ini bukanlah kota impianku sewaktu dulu aku hendak merantau untuk kuliah. Saat
itu aku tak tahu, bahwa 11 tahun kemudian, saat ini, aku masih berada di kota
ini, dan ia telah menjadi rumah. Yah, meski bertahun-tahun tinggal di Bandung ini
bertitel sebagai anak kos :D. Kini aku tahu, bahwa aku termasuk ke dalam
lingkaran mereka yang datang ke Bandung, jatuh cinta padanya, dan enggan pergi
lagi darinya *Tsaahh…
Bandung bagiku... by Pidi Baiq |
Bertahun tinggal di Bandung, jejak
kenangan yang ditorehkannya dalam cerita kehidupanku tentu tak terhitung. Jika
aku harus menceritakan sebuah kenangan tak terlupakan tentang Bandung, hm…
Terlalu banyak malah bingung. Baiknya kuceritakan sebuah kenangan yang masih
segar di ingatan tentang sebuah perjalanan. Cerita ini bertanggal 26 Desember
2015, di suatu hari sabtu long weekend, dalam suasana liburan pasca natal
jelang tahun baru.
Kosanku mendadak ramai. Mengisi liburan,
2 orang teman lama masa SMP dari Jawa Tengah berkunjung ke Bandung. Reuni kecil
yang menggembirakan. Ini hari ke-2 mereka berada di Bandung, setelah di hari
pertama kuajak mereka jalan-jalan keliling 9 spot Kota Bandung dalam sehari. Menyusul kedatangan mereka, adik bungsuku juga berkunjung
liburan ke Bandung. Sekalian saja kuajak semua jalan-jalan bareng. Sudah
terbayang beberapa destinasi wisata populer di area Lembang semacam Floating
Market dan Farmhouse untuk dikunjungi bersama.
Tetapi apa yang terjadi? Bayangan
wisata Lembang perlahan-lahan menguap dari benak, ketika kami semua terjebak
dalam angkot yang panas & pengap, dalam sebuah kemacetan panjang yang tak
berujung. Baiklah, akunya yang terlalu naïf. Tahu sih, ini musim liburan dan
pasti bakal macet. Tetapi mau gimana lagi, temanku dari luar kota hanya bisa datang
kala liburan, masa’ mau diem aja di kosan? Tadinya aku optimis bisa ke Lembang.
Namun optimisme itu sirna bersama stucknya kemacetan di bilangan Jl. Setiabudi.
Aku memutar otak. Alternatifnya ke mana? Balik lagi juga sama, macet. Googling
ke sana kemari nyari tempat wisata murah yang dekat dari sana. Nihil. Mau jalan
sampe Sersan Badjuri juga sudah gak kuat dengan macetnya. Nyerah!
Kami turun di kampus UPI. Bingung
mau kemana atau ngapain. Wah, rencana hari ini benar-benar kacau. Aku gak enak
memikirkan teman-temanku yang datang dari jauh. Membayangkan 1 dari 2 hari
liburan singkat mereka, waktu yang berharga “terampas” oleh kemacetan. Sudah
kubilang sebelumnya sih, aku cuma bisa anter liburan pake angkot atau jalan
kaki, hehe. Liburan yang hemat-hemat aja gitu *maklum anak kos :p. Beberapa
menit kemudian kami hanya jalan-jalan di kampus UPI, menuju Villa Isola,
duduk-duduk sambil istirahat makan camilan di taman belakangnya yang rindang.
Gak jelas ngapain, hanya menatap tak berdaya pada kolam yang penuh teratai
& pada mahasiswa-mahasiswi yang asyik bercengkerama.
Singgah di Villa Isola |
Dalam kebingungan terbersit suatu
ide untuk menyelamatkan hari itu: menuju Pondok Hijau. Aku ingat, bertahun lalu
aku pernah ke sana. Sayangnya, aku lupa rute menujunya. Samar-samar ingat,
masuknya dari Sersan Badjuri. Begitu pula google map mengatakan. Tanya
sana-sini, dapat masukan untuk lewat Gerlong saja. Katanya dekat dari UPI (kalo
pake motor). Begitulah di siang yang panas itu kami bergerak ke arah Daarut-Tauhid.
Sekalian istirahat shalat zuhur di masjidnya.
Perjalanan dilanjutkan. Rasanya
kok gak nyampe-nyampe ya? Aku mulai khawatir lagi. Teringat hari sebelumnya
kita sudah jalan-jalan seharian menyambangi 9 spot Kota Bandung (& banyak
jalan kakinya!). Ditambah sekarang jalan kaki gak sampai2, halah. Ketika
akhirnya kami sampai di gerbang perumahan Pondok Hijau, hati mulai senang. Tapi
hanya sebentar. Dari sana jalan, jalan terus… Menanjak… Dan area Pondok Hijau dengan
pepohonan pinus yang aku ingat belum terlihat juga :(. Ketika akhirnya ketemu
pangkalan ojek, itu sudah jauh sekali kami berjalan. Hikss… Ya sudah sisa
perjalanan dilanjut ngojek aja.
Pondok Hijau... Akhirnya sampai juga :D |
Perjalanan yang melelahkan.
Ketika akhirnya kami tiba di area yang disebut penduduk setempat sebagai “Pinus”,
hati lega bukan main. Pemandangan hijau rerumputan berlatarkan pohon-pohon
pinus menyapa. Menyejukkan mata, menghibur kaki & badan yang lelah.
Jadi, Pondok Hijau itu tempat
apakah? Sebetulnya ini bukan suatu tempat wisata khusus. Pondok Hijau merupakan
sebuah kompleks perumahan elit dekat Jl. Sersan Badjuri. Hanya saja, di
dalamnya ada sebuah tempat terbuka berpemandangan indah yang rupanya menarik perhatian
pengunjung. Terakhir kali aku ke sini, entah tahun berapa, yang jelas masa
kuliah antara 2004-2009. Waktu itu sempat berkegiatan acara outbond penerimaan
mahasiswa baru dari sebuah organisasi kampus. Sama, startnya dari kampus UPI,
tapi rutenya masuk-masuk lewat pemukiman penduduk, sawah & sungai, yang
lebih susah diingat.
Dulu, seingatku, Pondok Hijau
belum seramai ini. Entah karena kebetulan sedang masa liburan juga kali ya. Dan
tentunya sudah semakin banyak orang tahu tentang tempat ini. Kuperhatikan
sekarang telah berdiri sebuah café mini berkonstruksi unik serba kayu di seberang. Warkop Modjok namanya.
Warkop Modjok |
Yang menarik dari Pondok Hijau, selain
menawarkan tempat main/piknik bernuansa hijau rumput dan pohon pinus, adalah
keunikan kontur tanahnya. Lapangan rumputnya berkontur miring, sekira 45 derajat
(?), entahlah, aku gak pandai mengira-ngira. Landscape yang dibingkai dengan
kemiringan ini menambah keunikan pemandangan saat diabadikan dalam gambar.
Karena kemiringan ini pula, tak jarang tempat ini jadi ajang main perosotan
bagi anak-anak, beralaskan pelepah. Ingat suatu adegan di film Laskar Pelangi?
Seperti itu.
Main prosotan pake pelepah. Looks fun :D |
Aku & rombongan perjalananku
kembali bersemangat setelah perjalanan melelahkan hari itu. Kami puas
mengabadikan kenangan dengan berfoto-foto. Kami coba menuruni kemiringan yang
curam itu, cukup menantang :D. Di sana-sini terlihat para pengunjung yang
sedang menikmati piknik dengan keluarga atau teman. Ada pula yang piknik botram
bersama keluarga beralas tikar atau kain. Ide bagus. *Buat yang sensitif kena
gatal oleh rerumputan, baiknya bawa alas kain.
Berfoto di antara pohon pinus |
Menuruni kemiringan yang cukup curam |
Ah… Senangnya… Berada di tempat
ini, waktu seakan terhenti. Melemparkan kami jauh dari hiruk-pikuk kemacetan
jalanan Kota Bandung. Di rerumputan kami bebas mau tiduran atau guling-guling
juga, gak ada yang protes :D. Tiduran di rerumputan, dibelai semilir angin,
didekap hijau pemandangan. Bisa-bisa ketiduran dalam damai nih. Tempat yang
lumayan untuk melepas penat dari rutinitas kota. Hanya kesadaran akan waktu
yang sudah sore & potensi untuk macet lagi di perjalanan pulangnya yang
menarikku untuk beranjak pulang dari tempat itu.
![]() |
Tiduran di rumput... |
Itu adalah salah satu pengalaman
perjalanan tak terlupakan di Kota Bandung. Lega, karena cerita liburan kacau
itu jadi happy ending. Temanku juga
senang. Kuharap mereka mengingatnya sebagai kenangan unforgettable Bandung juga
:).
Unforgettable moment at Pondok Hijau |
Sepulang dari Pondok Hijau, baru
nyadar ternyata kalau pake motor aksesnya gampang banget & deket dari Jl.
Sersan Badjuri. Tak semelelahkan seperti rute yang kami tempuh tadi :p.
*Tulisan ini diikutkan dalam niaharyanto1stgiveaway : The Unforgettable Bandung.
*Tulisan ini diikutkan dalam niaharyanto1stgiveaway : The Unforgettable Bandung.
wah alumni upi juga mbak? salam kenal, wah ph alias pondok hijau mah terkenal pisan buat anak upi mah.. heu
BalasHapusAku bukan alumni UPI. Kalau anak UPI mah atuh pasti udh familiar banget jalan ke sana :D.
HapusWah asiknya keliling tempat" hits di bandung... hihihi
BalasHapusMasih kurang jelajahnya... :D
Hapuswah asriiii, memang sekarang suka malas kalau mau berpergian di bandung macetnya itu yg parah
BalasHapusIya, Kang Emil pun menyatakan, kemacetan adalah salah satu problem yg belum ia tuntaskan.
Hapusdi Bandung ada segalanya, kuliner, fashion dan wisata alam, makanya orang2 pada seneng berlibur ke bandung lagi
BalasHapusGak segalanya sih... Buktinya ada org2 yg minta dibikinin pantai buatan *eh. Just kidding :D
Hapusmau da diajak ke sana juga hehehe...
BalasHapusYuk ah, kapan2 ke sana lagi :)
HapusEnaknya ngeliat orang pada liburan... *termenung didepan laptop*
BalasHapusIni juga once in a while, hehe. Sesekali aja piknik yg hemat :D
Hapusmemang biasanya gitu... udah kejeblos pakai rute yg melelahkan...eh, tau2...loh ternyata ada alternatif lain :)
BalasHapusHihi... Padahal aku pernah ke sana pake rute yg lebih ringan. Cuma masalahnya lupaaa :D
HapusWih seru banget jalan - jalannya. jadi pingin pergi ke Bandung apalagi ke tempat Hitz
BalasHapusTapi hati2 liburan ke Bandung tuh macet... :D
HapusBelum pernah punya kesempatan mengelilingi Bandung, cuman numpang lewat doank saat ke Lembang. Bagus2 ya destinasi wisata/ pikniknya :D
BalasHapusAku malah pengen ke yg agak jauhan. Lembang punya banyak yg belum sempat kukunjungi :)
HapusNgenes banget pas baca ceritanya di awal.. Tapi Seru juga sejak ketemu cafe imut itu.. Keren banget dahh Bandung.. Saya mau ketemu Pidi Baiq sejak dahulu kala, tapi belum pernah kesampaian.. XD
BalasHapusIya, seriusan itu perjalanan nyapein banget & menawarkan hal yg gak pasti :D.
HapusSemoga kesampaian ketemu Ayah Pidi Baiq ya...
Jadi penasaran pondok hijau itu kek mana ya,
BalasHapusGambarannya bisa dilihat di foto2 yg kuposting :)
HapusSeger banget nih lihat yang hijau-hijau. Jadi pingin ke sana langsung >,<
BalasHapusBTW, saya sudah follow blognya, ya?
Iya, Mak.
HapusMakasih banyak... :)
Hai-Hai...
BalasHapusMaaf ya baru sempat berkunjung, maklum emak-emak nyuri-nyuri waktu bisanya tp alhamdulillah akhirnya bisa berkunjung juga :D
Saya juga jadi kepikiran uat posting spot-spot keren di Bandung. Hehe
Sip... Sip... Biasala, sibuk ya :).
HapusSok atuh semangat postingnya...
keren mb
BalasHapussaya udah folow blognya ya mb
BalasHapusSudah folback ya. Nuhun :).
HapusEnak bangettt masih hijauu gituu
BalasHapusPengen ke warung mojok dan mampir deh ke pondok hijaunya *catet dulu
Aku juga pengen ke sono lagi. Waktu itu singkat disananya, gak sempet ngopi2 di warungnya :D.
Hapuskalo aku sihhh cumaaa mauu bilang, keren tauuuu
BalasHapuspemandangan alam keren2 :D.
Hapuskenapa pohon pinus itu selalu cantik dr sisi mana pun ya mba :)
BalasHapusEntahlah, mungkin begitulah ia dikarunai pesonanya :).
HapusSaya pernah ke pondok hijau juga tapi agak lupa detailnya :)
BalasHapusbegitu yg kurasakan sewaktu mau kesana. Ingat2 lupa :D.
Hapusq pernah lewat....kirain nga boleh masuk ke dlm arealnya....pengen kesana mumpung libura lebaran.... suuuuuukkaaaaa
BalasHapuskeren banget
q pernah lewat....kirain nga boleh masuk ke dlm arealnya....pengen kesana mumpung libura lebaran.... suuuuuukkaaaaa
BalasHapuskeren banget