Belajar Meracik Sajian Teh Bersama Ratna Somantri
“Semakin menggali tentang teh, semakin kita menyadari betapa sedikit yang kita tahu”.
Kalimat itu sungguh tepat. Aku
sepakat bukan saja karena aku terbilang awam tentang dunia teh. Aku baru
mengenal satu-dua hal tentang teh baru-baru ini, gegara mengikuti rangkaian acara Dilmah Tea tempo hari, seperti yang sudah kutulis di blog akhir-akhir
ini. Kalimat itu terlontar dari seorang pakar teh sendiri. Ratna Somantri
namanya. Siang itu aku berkesempatan menyimak pakar teh yang cantik dan anggun
ini berbagi ilmu tentang teh dan resep meracik kreasi teh. Plus bonus mencicip
kreasi teh racikannya, tentu saja ^^. Perbincangan dan demo meracik teh itu
berlangsung di Perennials, Jl. Pandu No. 11 Bandung pada 25 September lalu.
Lets Make Tea with Ratna Somantri (Tea Master) |
Sharing Tips Seputar Penyajian Teh
Obrolan siang itu diawali dengan
sharing beberapa hal penting seputar teh, yaitu dari segi cara memilih teh dan
cara menyajikan teh. Sharing ilmu dari Mbak Ratna Somantri ini bisa diterapkan
untuk menikmati cita rasa teh yang elegan. Bisa buat ngeteh cantik untuk diri
sendiri, untuk jamuan teh (tea party),
afternoon tea bareng keluarga atau teman, dan mungkin menjamu tamu arisan
:D.
Mbak Ratna memperlihatkan sampel beberapa
jenis teh (loose tea) yang diedarkan
kepada semua yang hadir. Dijelaskannya mengenai bagaimana memilih teh dengan
membedakan tekstur dan berdasarkan aromanya. Sebagai contoh familiar yaitu teh
melati (jasmine tea). Selama ini yang
kutahu, biasanya teh melati itu mudah dikenali karena aroma melatinya yang kuat.
Ternyata teh melati yang alami itu aromanya lembut (ringan), dan baru tercium
jika dihirup dari dekat. Kalau yang serta-merta tercium kuat aromanya justru
itu tandanya bukan harum melati alami, melainkan pakai essence. Teh melati alami berkualitas menggunakan pucuk-pucuk
melati yang dipilih sedemikian rupa, berukuran tepat, tidak terlalu besar
maupun terlalu kecil sehingga aromanya dapat keluar dan tidak mudah rusak. Pucuk-pucuk
melati itu diambil untuk dicampur dengan daun tehnya di waktu petang selepas
senja (magrib). Agak spooky juga ya.
Bukan apa-apa, itu memang waktu yang tepat agar tidak terekspos sinar matahari.
Begitu cerita Mbak Ratna dari pengalamannya berkunjung ke suatu pabrik teh.
Setelah memilih teh, beberapa hal
berikut ini merupakan poin-poin yang perlu diperhatikan dalam menyajikan teh.
Perlengkapan menyeduh teh (tea
utensils) yang digunakan
Perlengkapan yang digunakan dalam
menyeduh teh ternyata sangat berpengaruh pada cita rasa teh yang tersaji. Perlengkapan
tea set bahan keramik paling cocok
untuk menyajikan teh, karena bahannya cenderung cepat menurunkan suhu air teh.
Tak hanya poci dan cangkirnya, saringan teh yang digunakan juga sebaiknya
berbahan keramik. Kalau menggunakan saringan logam, rasa tehnya akan
terpengaruh oleh unsur logamnya.
![]() |
Tea set Royal Albert |
Mbak Ratna sendiri cenderung
menyukai perlengkapan tea set keramik
dari Royal Albert. Kalau diperhatikan, desain tea pot Royal Albert itu bentuknya menggembung di bawah. Ini bagus
guna memberikan ruang leluasa bagi teh untuk mengembang saat diseduh dengan air
panas. Tutup pocinya sendiri pas, menutup rapat. Ini disarankan karena ketika
menyeduh teh dengan hot brewing
(seduhan dengan air panas), poci yang tertutup rapat membuat aroma tehnya terkumpul
sempurna di dalamnya, tidak terbiarkan lolos ke udara terbuka. Bentuk cangkir
teh Royal Albert juga cocok untuk menikmati teh, dengan kontur melebar dan
tipis di tepian memungkinkan teh yang diminum tertumpah ke berbagai titik
perasa lidah.
Sebagai info, Royal Albert
merupakan produsen tea ware klasik
yang usianya sudah melebihi satu abad. Sudah ada sejak tahun 1904 di Inggris
sana, Royal Albert biasa digunakan di jamuan tea party ala bangsawan British. Tea set Royal Albert berkarakter khas
dengan desainnya yang girly beraksen floral. Cantik & berbunga-bunga,
membuatku terpesona pada pandangan pertama :D. Serius lho. Pertama kalinya
melihat tea sets cantik Royal Albert sewaktu berkunjung ke Kirbs Tearoom &Pastry yang tempo hari kuceritakan itu. Duh, aku jatuh hati dengan perlengkapan
tehnya! Tak hanya cantik dari segi desain, tea
sets Royal Albert ternyata berkualitas tinggi dari segi bahan keramiknya.
Bahannya terbuat dari 50% bone China (dari tulang sapi), 25% stone, dan 25%
China clay. Ah! Andai punya Royal Albert buat ngeteh di rumah... :D.
Air yang digunakan
Ada pertanyaan, air yang
bagaimanakah yang baik untuk menyeduh teh? Wah, ternyata pertanyaan sederhana
ini memerlukan jawaban yang termasuk ke ranah ilmu teh yang advance. Kalau mau sempurna, air terbaik
untuk menyeduh teh itu air yang berasal dari mata air di tempat tanaman teh itu
tumbuh. Tapi itu kan ribet sekali :D. Kalau tehnya berasal dari Cina? Maka simpelnya
air mineral juga cukup. Yang penting tidak menggunakan air yang berrasa,
berbau, dan berwarna. Bicara air “berrasa”, lagi-lagi alat masak air juga
berpengaruh. Kalau bahan pancinya berkualitas rendah, biasanya suka berpengaruh
ke rasa airnya.
Tidak dibiarkan terus-terusan
brewing
Praktek menyeduh teh yang benar itu
tidak membiarkan ampas teh di dalam poci teh. Kalau dibiarkan akan terus proses
menyeduhnya, padahal masing-masing jenis teh kan ada aturan waktu seduhan yang
tepat berapa menitnya, termasuk juga suhunya. Jadi, kalau sudah menyeduh teh segera
disaring dari ampasnya.
Penyajian teh
Tea set cantik Royal Albert |
Jika teh disajikan dari seduhan
di poci, cara menuangnya ke cangkir-cangkir adalah hal lain yang juga
berpengaruh ke cita rasa teh. Tak cuma soal etika khusus di jamuan teh atau
upacara teh ternyata. Menuang teh dari satu cangkir ke cangkir lainnya, jika
dilakukan full satu cangkir penuh satu per satu menyebabkan cita rasa teh akan
berbeda dari satu cangkir ke cangkir lainnya. Cangkir pertama dengan cangkir
berikutnya akan berbeda kepekatannya. Apa lagi jika jeda waktu menuang
antar-cangkir terlalu lama, tambah jomplang perbedaan rasanya karena suhu teh
yang disajikan juga berbeda. Teh dari poci seharusnya dituang bergantian dari
cangkir ke cangkir sedikit demi sedikit, tidak full secangkir sekaligus, dan
serentak penyajiannya.
Jika teh disajikan dengan teh
celup, yang baik itu membiarkan kantong teh celup beberapa saat dalam air
seduhan hingga air berubah warna, bukannya dicelup-celup ke atas – ke bawah
biar cepat larut. Kata Mbak Ratna, memang ada seni melatih kesabaran dalam
menyajikan teh, hehe. Usai menyeduh, kantong tehnya jangan dibiarkan berdiam di
dalam cangkir menyertai minum teh. Kadang suka lupa tuh :D.
*Kepanjangan tulisannya euy. Bersambung ke tulisan berikutnya, tentang demo meracik & mencicip 4 jenis resep kreasi teh.
Lucu-lucu ya Euis modelnya tea set Royal Albert. Duh pengen ngoleksi euy :)
BalasHapusIya, cantik2... Minum teh jadi tambah kesan berkelas :D. Pengen koleksi yg klasik :)
Hapuspas ke beijing 2012 lalu, aku mampir ke jamuan teh di sana.. dan kita disuguhin banyak bgt teh yg rasanya sumpah enak2 bgt mbaa... dan krn itu aku lgs borong teh2 nya.. tapi nth kenapa, pas bikin sndiri di rumah, rasanya jd ancur lebur, ga seenak pas dibikinin ama tea masternya di sana -___-.. sebel bgt aku...
BalasHapusHehehe... Ternyata meracik teh juga perlu keahlian khusus ya. Beda yah kalau disajikan dari tangan tea master mah.
HapusAsyik banget punya pengalaman ikut jamuan teh di Cina pula. Berkesan tentunya :).
Di Jepang dan Cina ada upacara minum teh ya, karena klasiknya teh ini.
BalasHapusAku suka dilemma tea, rasanya beda dengan teh lainnya :)
Iya, budaya teh yg sudah mengakar sejak lama di sana. Di Inggris juga ada budaya tea party yang berbeda. Pengen ngerasain dua-duanya :D.
HapusDilmah kali ya.... Aku juga masih punya stoknya buat ngeteh di kosan :D.
waaahh..minum teh juga ada ilmunya ya...buat saya yang awam, gak bisa membedakan rasa jika salah teknik penyajiannya :D
BalasHapusAda banget. Dunia teh itu kaya sekali. Banyak wawasan yang bisa digali. Aku juga sama, masih awam banget. Syukurlah dapat kesempatan buat belajar dikit2 :).
HapusWah,, ternyata ada ilmu racikannya yaa
BalasHapusSangat bermanfaat banget, informatif
Makasi yaa
Iya, Mbak. Sama2. Semakin dikasih tahu, semakin merasa sedikit tahu :).
Hapus