Dilmah Real High Tea Challenge for Cafes & Restaurants 2015, Menghidupkan Kembali Budaya Minum Teh
Dunia teh ternyata unik dan kaya. Mengikuti rangkaian event Dilmah Real High Tea Challenge for Cafes & Restaurants 2015 membuatku semakin menyadarinya. Bicara teh tak hanya tentang jenis tanaman atau minuman, Tapi juga budaya. Tak hanya soal jenis dan cita rasa yang kaya, budaya teh bisa begitu luas definisinya. Entah itu caranya diracik dan dikonsumsi, cara orang berinteraksi dengan teh, maupun estetika seputar minum teh. Aspek-aspek yang dapat digali dari teh sangat luas, misalnya mengenai proses produksi teh, cara menyeduh teh, seni dan budaya teh, aspek etika, kesehatan, dan sejarahnya.
Budaya teh mengakar kuat terutama di Cina. Di beberapa negara teh disajikan pada acara sosial yang sifatnya formal, seperti di Cina dan Jepang ada tradisi upacara teh (tea ceremony). Kalau di barat ada yang namanya tea party, terus ada istilah afternoon tea dan high tea. Nah, gara-gara ngikutin rangkaian Dilmah RHTC Cafes & Restaurants 2015 aku jadi penasaran sama istilah-istilah ini. Dari yang kubaca, afternoon tea itu tidak sama dengan high tea ternyata. Afternoon tea dikenal pula sebagai "low tea".
Isinya ngeteh cantik dan ada tata kramanya, tepatnya berupa light meals pada waktu sore hari (4 - 6 pm) yang secara tradisional disajikan di atas meja rendah. Sedangkan high tea secara tradisional merujuk pada makan malam (heavy meal) kelas pekerja yang disajikan pada meja tinggi antara 5 - 7 pm (sepulang kerja). Jadi, kalau high tea itu lebih cenderung ke makan bersama keluarga bagi kelas pekerja, bukannya social gathering seperti halnya afternoon tea. Sejarah tradisi minum teh ala Inggris ini bermula di th. 1800-an (era victorian).
Kini budaya afternoon tea sendiri sudah jarang dan mulai ditinggalkan karena kesibukan. Sudah jarang orang meluangkan waktu untuk minum teh bersama teman atau keluarga di sore hari. Di Indonesia, meski termasuk list 10 penghasil teh terbesar di dunia, apresiasi terhadap teh berkualitas masih terbilang sangat kurang. Di cafe-cafe, secara umum teh masih kalah pamor dibanding kopi. Di warung-warung, teh malah acap disajikan gratis. Melihat kondisi ini, inisiatif Dilmah mengadakan kompetisi Real High Tea bisa dibilang sangat berani. Tentu saja prakarsa Dilmah menyelenggarakan event semacam ini patut diapresiasi. Harapannya event ini bisa menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali budaya minum teh berkualitas kepada masyarakat.
"At the heart of challenge is Dilmah’s wish for people to bring life back to Tea and to remember what it’s all about."
Tentang Dilmah Real High Tea Challenge for Cafes & Restaurants 2015
Kompetisi ini merupakan ajang pencarian juara cafe/restoran yang dapat menyajikan Real High Tea, yakni termasuk pemasangan makanan dengan teh, makanan yang diracik dengan teh, serta kreasi koktail/moktail teh dan teknik penyeduhan teh yang tepat. Ajang ini pertama kali diadakan di Indonesia. Sebelumnya, pada bulan Maret Dilmah sudah pernah menyelenggarakan event serupa untuk peserta hotel. Pemenang challenge tersebut adalah Hotel Shangrilla Surabaya yang kemudian berpartisipasi lebih lanjut pada ajang challenge internasional di Colombo pada bulan Juli dan berhasil meraih silver medal.
Kompetisi RHTC untuk cafe/resto tentu berbeda dari RHTC untuk hotel. Kalau cafe kan tidak ada standar rules yang sesaklek seperti halnya hotel. Justru di situlah uniknya. Ekspektasi Dilmah mengadakan challenge untuk cafe/resto ini dapat menemukan ide kreasi teh yang out of the box. Di samping penyajian konsep Real High Tea kontemporer, aspek tradisionalnya tetap dilihat, termasuk table setting, elemen-elemen kunci, dan display.
Tantangannya adalah menyajikan presentasi teh dan makanan sebagai berikut:
- Menyajikan hot tea, dengan proses brewingnya dilakukan di hadapan juri. Hot tea ini diracik menggunakan Dilmah t Series Loose Leaf, dan dipasangkan dengan 1 jenis makanan (sweet or savory dish, disajikan dalam ukuran canape).
- Menyajikan cold tea, baik berupa cocktail atau mocktail. Minuman ini dipasangkan dengan 1 jenis makanan (sweet or savory dish, disajikan dalam ukuran canape).
- Menyajikan makanan yang terinspirasi dari teh (tea inspired cuisine), yaitu makanan yang menggunakan teh sebagai salah satu bahannya (sweet or savory dish), dan rasa tehnya harus keluar.
Kriteria peniliannya terdiri atas:
- Table layout, desain menu, penjelasan, dan kualitas catatan tertulis.
- Kualitas & kreatifitas pemasangan teh dengan makanan.
- Penyajian teh, penekanan pada teknik menyeduh teh.
- Menu items.
- kualitas teh yang menginspirasi makanan (teh dan kombinasinya).
- Penyajian dan konsep teh (Western/Indonesian style).
Juri pada RHTC for Cafes & Restaurants 2015 terdiri atas Ms. Eliawati Erly (Vice President Director of PT. David Roy Indonesia, Brand Ambassador Dilmah Indonesia) dan Chef Nanda Hamdalah (TV Chef/Host Cooking Show, Oxone Battle Chef 1st Winner, Pemuda Pelopor Pangan Kota Bekasi). Pemenang challenge ini akan mendapatkan uang tunai, special design samovar dari Dilmah, produk teh Dilmah, dan sertifikat.
Peserta Dilmah Real High Tea Challenge for Cafes & Restaurants 2015 terdiri atas 10 cafe/resto di Jakarta dan 8 cafe/resto di Bandung. Untuk wilayah Bandung, berikut adalah 8 cafe/resto yang mengikuti kompetisi ini.
1. Porto Resto, Jl. Setiabudi No. 53
2. Kirbs Tearoom & Pastry, Paris Van Java Resort LV B-11E
3. Javana Bistro, Paris Van Java
4. The Peak Resort Dining, Jl.Desa Karyawangi Ciwaruga KM 6.8 No. 388
5. Cocorico Cafe & Resto, Jl. Bukit Pakar Timur No. 19
6. L'Societe Dine & Bar, Jl. Ir. H. Juanda No. 106
7. Chubby Bunny, Jl. Trunojoyo No. 44
8. Ozt Cafe, Komplek Taman Kopo Indah I Blok Q No. 7, Cirangrang
More info: http://dilmah.co.id/realhighteacafe/
Budaya teh mengakar kuat terutama di Cina. Di beberapa negara teh disajikan pada acara sosial yang sifatnya formal, seperti di Cina dan Jepang ada tradisi upacara teh (tea ceremony). Kalau di barat ada yang namanya tea party, terus ada istilah afternoon tea dan high tea. Nah, gara-gara ngikutin rangkaian Dilmah RHTC Cafes & Restaurants 2015 aku jadi penasaran sama istilah-istilah ini. Dari yang kubaca, afternoon tea itu tidak sama dengan high tea ternyata. Afternoon tea dikenal pula sebagai "low tea".
Isinya ngeteh cantik dan ada tata kramanya, tepatnya berupa light meals pada waktu sore hari (4 - 6 pm) yang secara tradisional disajikan di atas meja rendah. Sedangkan high tea secara tradisional merujuk pada makan malam (heavy meal) kelas pekerja yang disajikan pada meja tinggi antara 5 - 7 pm (sepulang kerja). Jadi, kalau high tea itu lebih cenderung ke makan bersama keluarga bagi kelas pekerja, bukannya social gathering seperti halnya afternoon tea. Sejarah tradisi minum teh ala Inggris ini bermula di th. 1800-an (era victorian).
Kini budaya afternoon tea sendiri sudah jarang dan mulai ditinggalkan karena kesibukan. Sudah jarang orang meluangkan waktu untuk minum teh bersama teman atau keluarga di sore hari. Di Indonesia, meski termasuk list 10 penghasil teh terbesar di dunia, apresiasi terhadap teh berkualitas masih terbilang sangat kurang. Di cafe-cafe, secara umum teh masih kalah pamor dibanding kopi. Di warung-warung, teh malah acap disajikan gratis. Melihat kondisi ini, inisiatif Dilmah mengadakan kompetisi Real High Tea bisa dibilang sangat berani. Tentu saja prakarsa Dilmah menyelenggarakan event semacam ini patut diapresiasi. Harapannya event ini bisa menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali budaya minum teh berkualitas kepada masyarakat.
"At the heart of challenge is Dilmah’s wish for people to bring life back to Tea and to remember what it’s all about."
Tentang Dilmah Real High Tea Challenge for Cafes & Restaurants 2015
Kompetisi ini merupakan ajang pencarian juara cafe/restoran yang dapat menyajikan Real High Tea, yakni termasuk pemasangan makanan dengan teh, makanan yang diracik dengan teh, serta kreasi koktail/moktail teh dan teknik penyeduhan teh yang tepat. Ajang ini pertama kali diadakan di Indonesia. Sebelumnya, pada bulan Maret Dilmah sudah pernah menyelenggarakan event serupa untuk peserta hotel. Pemenang challenge tersebut adalah Hotel Shangrilla Surabaya yang kemudian berpartisipasi lebih lanjut pada ajang challenge internasional di Colombo pada bulan Juli dan berhasil meraih silver medal.
Kompetisi RHTC untuk cafe/resto tentu berbeda dari RHTC untuk hotel. Kalau cafe kan tidak ada standar rules yang sesaklek seperti halnya hotel. Justru di situlah uniknya. Ekspektasi Dilmah mengadakan challenge untuk cafe/resto ini dapat menemukan ide kreasi teh yang out of the box. Di samping penyajian konsep Real High Tea kontemporer, aspek tradisionalnya tetap dilihat, termasuk table setting, elemen-elemen kunci, dan display.
Tantangannya adalah menyajikan presentasi teh dan makanan sebagai berikut:
- Menyajikan hot tea, dengan proses brewingnya dilakukan di hadapan juri. Hot tea ini diracik menggunakan Dilmah t Series Loose Leaf, dan dipasangkan dengan 1 jenis makanan (sweet or savory dish, disajikan dalam ukuran canape).
- Menyajikan cold tea, baik berupa cocktail atau mocktail. Minuman ini dipasangkan dengan 1 jenis makanan (sweet or savory dish, disajikan dalam ukuran canape).
- Menyajikan makanan yang terinspirasi dari teh (tea inspired cuisine), yaitu makanan yang menggunakan teh sebagai salah satu bahannya (sweet or savory dish), dan rasa tehnya harus keluar.
Kriteria peniliannya terdiri atas:
- Table layout, desain menu, penjelasan, dan kualitas catatan tertulis.
- Kualitas & kreatifitas pemasangan teh dengan makanan.
- Penyajian teh, penekanan pada teknik menyeduh teh.
- Menu items.
- kualitas teh yang menginspirasi makanan (teh dan kombinasinya).
- Penyajian dan konsep teh (Western/Indonesian style).
Juri pada RHTC for Cafes & Restaurants 2015 terdiri atas Ms. Eliawati Erly (Vice President Director of PT. David Roy Indonesia, Brand Ambassador Dilmah Indonesia) dan Chef Nanda Hamdalah (TV Chef/Host Cooking Show, Oxone Battle Chef 1st Winner, Pemuda Pelopor Pangan Kota Bekasi). Pemenang challenge ini akan mendapatkan uang tunai, special design samovar dari Dilmah, produk teh Dilmah, dan sertifikat.
Peserta Dilmah Real High Tea Challenge for Cafes & Restaurants 2015 terdiri atas 10 cafe/resto di Jakarta dan 8 cafe/resto di Bandung. Untuk wilayah Bandung, berikut adalah 8 cafe/resto yang mengikuti kompetisi ini.
1. Porto Resto, Jl. Setiabudi No. 53
2. Kirbs Tearoom & Pastry, Paris Van Java Resort LV B-11E
3. Javana Bistro, Paris Van Java
4. The Peak Resort Dining, Jl.Desa Karyawangi Ciwaruga KM 6.8 No. 388
5. Cocorico Cafe & Resto, Jl. Bukit Pakar Timur No. 19
6. L'Societe Dine & Bar, Jl. Ir. H. Juanda No. 106
7. Chubby Bunny, Jl. Trunojoyo No. 44
8. Ozt Cafe, Komplek Taman Kopo Indah I Blok Q No. 7, Cirangrang
More info: http://dilmah.co.id/realhighteacafe/
asyiknyaaa yang dapat ilmu baru
BalasHapusSeru, Teh... Dapat pengalaman minum teh yg sama sekali baru :D
Hapusdi Jakarta mbak Myra yang juaranya, kirain hanya satu tempat, ternyata banyak resto ya
BalasHapusIya, kan challenge-nya buat cafe & resto. Kalau Mbak Myra menang blogging contestnya :).
HapusDilmah tea emang enak
BalasHapusJadi pengen nyoba varian teh lainnya :D
Hapus