Siluet Pagi di Balik Punggungmu

credit: Ali Haider Malam ini aku merindukan siluet pagi. Di balik punggungmu yang terbungkuk menekuri cangkir-cangkir kopi. Kau sibuk menakar gula. Agar pahit masa lalu terlupa, melarut kedalam pekat yang sempat mengaduk-aduk segala emosi yang terendap. Ketika itu kita, tak melihat satu sama lain. Buta oleh hitam kegelapan yang melingkupi semesta kecil kita. Kita mengaduk jiwa dalam nestapa yang menjeritkan segenap rasa. Namun hanya denting sendok-cangkir yang bersuara. Pada akhirnya, hanya buih yang mengemuka. Separuh kita yang tersisa tenggelam tanpa nama. Air mata kita mengering dan mengerak terendap di dasar bersama ampas waktu bernama kenangan. Aku hanya berharap sebelum kauhidang cecangkir kopi itu, terlebih dahulu aromanya mengusik rasa kantukku. Dengan begitu aku mungkin akan lebih siap dengan takaran rasa manapun yang menyeduh hari-hari kita. Sebelum kuteguk kopi terakhirmu yang kauseduh untukku. Sebelum kutandaskan larutan kenangan kita. Sebelum yang tertinggal hanya