Social Media for Social Change di BASIC 5
![]() |
Brosur acara |
Pada tanggal 1 Maret 2015 lalu, saya menyempatkan diri menghadiri acara The 5th Social Innovators Community Talk bertema "Social Media for Social Change". Acara ini diselenggarakan oleh Bandung Social Enterpreneur Community di Simpul Space#3 BCCF, Jl. Taman Cibeunying Selatan no. 5, Bandung. Terdapat 2 orang pembicara yang mengisi acara ini, yaitu Kang Enda Nasution (seorang pakar blogger, Co-Founder Sebangsa Bersama, Founder GoblokMedia.com) dan Teh Veni Ari Jayanti (Communication & Partnership UnLtd Indonesia). Sesi pertama diawali oleh pengenalan mengenai UnLtd Indonesia Support Program oleh Teh Veni. Sesi berikutnya mengenai Sosmed untuk social campaign dijelaskan oleh Kang Enda. Event ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai komunitas di Bandung dan mahasiswa.
Tentang UnLtd Indonesia Support Program
UnLtd Indonesia merupakan inkubator bisnis pertama di Indonesia yang fokus pada kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship/social enterprise) ialah bentuk usaha yang tujuan utamanya untuk menyelesaikan masalah sosial/lingkungan. Aktivitasnya berupa program dukungan bagi wirausaha sosial/calon wirausaha sosial di Indonesia. Support yang diberikan berupa dukungan teknis, finansial, riset, konsultasi, dan pendampingan. Terdapat 3 kategori program dukungan untuk mengakselerasi usaha sosial di Indonesia, yakni: Discoverer (untuk usaha sosial pemula, baru berjalan 6 bulan, masih uji coba model bisnis), Explorer (untuk yang model bisnisnya sudah teruji, namun masih perlu pengembangan), dan Adventurer (untuk bisnis sosial yang sudah mapan dan ingin memperluas dampak sosialnya).
UnLtd Indonesia merupakan inkubator bisnis pertama di Indonesia yang fokus pada kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship/social enterprise) ialah bentuk usaha yang tujuan utamanya untuk menyelesaikan masalah sosial/lingkungan. Aktivitasnya berupa program dukungan bagi wirausaha sosial/calon wirausaha sosial di Indonesia. Support yang diberikan berupa dukungan teknis, finansial, riset, konsultasi, dan pendampingan. Terdapat 3 kategori program dukungan untuk mengakselerasi usaha sosial di Indonesia, yakni: Discoverer (untuk usaha sosial pemula, baru berjalan 6 bulan, masih uji coba model bisnis), Explorer (untuk yang model bisnisnya sudah teruji, namun masih perlu pengembangan), dan Adventurer (untuk bisnis sosial yang sudah mapan dan ingin memperluas dampak sosialnya).
Salah satu contoh social enterprise yang diinkubasi oleh UnLtd dan kini sudah berkembang pesat ialah Doitung, brand fashion ternama di Thailand. Doitung merupakan nama daerah di Thailand yang memiliki latar belakang masalah sosial yang masyarakatnya beraktivitas mendulang nafkah dari perdagangan ganja. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Thailand melakukan pendekatan dari segi ekonomi, yakni dengan memberdayakan masyarakatnya secara ekonomi melalui project Doitung tersebut. Contoh lain, social enterprise di tanah air yaitu Torajamelo yang dikembangkan untuk memberdayakan masyarakat perempuan di Tana Toraja, sehingga para perempuan tersebut dapat mandiri dan mensupport keluarganya dengan menjual produk asli Toraja. UnLtd Indonesia mensupport Torajamelo di bidang marketing dan penyiapan portofolio untuk investor, mengingat brandnya sendiri sudah bagus.
Tahun ini, UnLtd Indonesia Support Program II (registrasi dibuka 15 Jan-15 Mar 2015) terbuka untuk pemberian dukungan keuangan bagi usaha sosial kategori Discoverer & Explorer. Jumlah dana hibah yang disediakan UnLtd bagi kategori Discoverer sampai 1500 USD/usaha sosial, dan pinjaman lunak untuk kategori Explorer sampai 3000 USD/usaha sosial. Prosedur untuk apply menjadi UnLtd Indonesia Champion juga dijelaskan detailnya oleh Teh Veni (info: www.unltd-indonesia.org). Untuk saat ini jangkauan UnLtd yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (harus memiliki kantor pusat di daerah tersebut, meski mungkin saja dampak sosialnya di daerah lain).
Selain UnLtd Indonesia Support Program, saat ini sedang terbuka pula kesempatan untuk apply di program DBS-NUS Social Venture Challenge Asia 2015. Program ini terbuka untuk wirausaha sosial dengan social impact di seluruh Asia, baik itu usahanya sudah dimulai maupun baru sekadar ide. Program ini menawarkan seed funding sebesar 150.000 SGD, kesempatan untuk belajar dalam workshop dari mentor berpengalaman dan ahli industri, serta eksposur untuk mempengaruhi pendanaan. Pendaftaran dibuka hingga 25 Maret 2015 (info: http://socialventurechallenge.asia).
Social Media for Social Change
Perbincangan sosmed untuk
perubahan sosial yang diutarakan oleh Kang Enda diawali dengan sajian berbagai
data mengenai penggunaan internet dan sosmed di Indonesia. Data pengguna dan
penetrasi internet di Indonesia dari tahun 2011-2016 menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun. Tahun 2016 disinyalir pengguna internet di Indonesia akan
mencapai 100 juta (39% penetrasi). Data akun twitter di Indonesia pada th. 2012
menjadi no. 6 top terbanyak di dunia. Sedangkan data top 20 kota di dunia
menurut jumlah posting tweet terbanyak (Juni 2012), Jakarta berada di
urutan pertama & Bandung di urutan
ke-6. Mengapa kita begitu aktif? Beberapa faktor yang disinyalir sebagai
penyebabnya antara lain kebebasan pers dan kemerdekaan mengekspresikan diri, akses
yang semakin terjangkau, pertumbuhan ekonomi positif, kesadaran berkomunitas
dan prioritas penting akan hubungan (keluarga dan teman).
Terdapat beberapa penggunaan
terbaik media sosial, antara lain:
- Meningkatkan kesadaran (awareness)
- Menciptakan komunitas
- Menciptakan gerakan
- Pressure group
- Sumber informasi/data
- Komunikasi/interaksi
Akan tetapi, di sisi lain sosmed
membuat kita kebanjiran informasi (information
overload), di mana kita menerima begitu banyak informasi yang semuanya
terlihat meminta perhatian kita. Di antara bejibun info itu, saking terlalu
banyaknya malah menciptakan noise
yang dapat menenggelamkan informasi yang sebenarnya betul-betul penting
(urgent) bagi kita. Information overload
di sosmed itu ibarat ngemil, seolah kenyang informasi, padahal kurang bergizi.
Mengenai komunitas, menurut Clay
Shirky, “The desire to be part of a group
that shares, cooperates, or acts in concert is a basic human instinct”. Matchingnya
media sosial dengan komunitas itu ialah: ide yang sama bisa ditangkap di
berbagai tempat. Berkomunitas di medsos memungkinkan kita berkegiatan baik
offline maupun online. Sebagai contoh beberapa gerakan yang melibatkan media
sosial yang cukup berhasil antara lain Akademi Berbagi, Indonesia berkebun, dan
Koin untuk Keadilan (masih ingat koin untuk Prita?). Komunitas yang potensial
memberikan impact besar via sosmed
yaitu komunitas dengan ide-ide dan eksekusi yang unik dan menawan imajinasi orang
banyak. Gerakan yang berhasil adalah komunitas dengan tujuan strategis yang
jelas. Gerakan Koin untuk Keadilan merupakan salah satu contoh gerakan yang
melibatkan sosmed dengan dampak sosial yang masif.
Dalam menetapkan strategi social media campaign, terdapat beberapa
poin yang menjadi perhatian:
Ø Values:
Siapa kita, masalah yang diidentifikasi
Ø Mission:
Tujuan-tujuan yang tunggal, jelas, bermakna, dan terukur: membangun komunitas,
mengubah kebijakan, meningkatkan kesadaran
Ø Audiences:
Publik secara umum, media massa, pengambil keputusan
Ø Messages:
Misi pendukung, relevan, terbuka, fun, dan unik
Ø Tactics:
Kreatif, tak terduga, emosi, visual, partisipasif, mudah
Ø Tools:
platform sosmed: Twitter, Fb, blog, dll.
Ada sebuah buku yang
direkomendasikan mengenai kampanye media sosial. Judulnya The Dragonfly Effect:
Driving Social Change Through Social Media, karya Prof. Jennifer Aaker dan
suaminya, Andy Smith.
Ada satu pernyataan yang menjadi
highlight: “Social media is fast, Social
change is slow”. Hal ini menegaskan perlunya inovasi
dalam kampanye sosial
media. Dan memang, kampanye di medsos (dunia maya) tak kan membawa kita
kemana-mana jika tidak ada aktivis yang melakukan aksi real di dunia
nyata. Lapisan inovasi socmed campaign digambarkan sbb:
Scale/impact ->
Method/Strategy -> Ideas/Communication -> Platforms: Facebook, Twitter,
Instagram.
Suatu contoh kasus tujuan perubahan
sosial yang penting antara lain perbaikan dalam layanan publik (public
services). Permasalahan tersebut dianalisis dan strategi solusinya dijabarkan
sbb:
-Why: Di negara berkembang
seperti Indonesia, terdapat gap dalam layanan publik
-What: Platform media sosial yang
dapat mentransformasikan layanan publik di Indonesia
-Where: Fokus pada kebutuhan
Indonesia
-How: Crowdsourcing Public Services,
nilai tambah dalam fitur-fiturnya.
Hal-hal tersebut mendasari
lahirnya aplikasi platform sosmed baru dari, oleh, dan untuk Indonesia bernama
#Sebangsa (www.sebangsa.com).
Terima kasih teman-teman yang sudah datang ke #Basic5bdg dan semua pihak yg sudah membantu @veniarijayanti @enda :) pic.twitter.com/Y4tOjsnWym
— Nando (@nando_nurhadi) March 1, 2015
yak bner bgt, terlalu byk informasi yg masuk ampe puyeng sndri >.< dan kudu pinter memilah informasi jg c hehe
BalasHapusmampir2 ya Mba, ada yg kece lhooo :D
Iya, kudu pinter memfilter ya... Mana info g bergizi :)
HapusMdh2an unltd bs sampek sini..amin..hehe..tfs ya mak
BalasHapusya, semoga ke depannya bisa menjangkau lebih banyak daerah Indonesia. Sama2 :)
Hapusparadox of plenty...itu akibatnya kalau terlalu banyak info :)...makasih sudah sharing ya mak...
BalasHapusIya ya, ini juga paradoks yg dihadapi skrg. You're welcome, terima kasih juga sudah berkunjung & membaca, Mak Indah :)
Hapusbanyak ilmu yang dishare...aku catet ya :")
BalasHapussenengnya ketemu seleblog mas enda ^^
Kebiasaanku klo dtg acara sharing ilmu sukanya diiket lewat tulisan. Biar lebih byk yg tahu ya dishare disini :). Iya, itu seleblog yah.
HapusTadinya mau ikut acara yg ini...tp lg bnyk acara jd bararentrok ya wkt itu....trims ya sharingnya ^_^
BalasHapusIya, hehe... Padahal aku juga penasaran acara yg berbarengan Saung IT itu :)
Hapus