Menghadirkan Perpustakaan & Laboratorium di Rumah
![]() |
Library of Picture Books, Iwaki, Japan (pic source: here) |
Meski bukan book blogger, sering
sekali aku posting tentang buku. Review buku mungkin masih sedikit, akan tetapi
aku sering banget ngobrolin (menggosip?) buku dan curhat buku. Tak hanya di
blog, sosmed seperti fb & twitter juga kuhubungkan dengan akun jejaring
sosial baca goodreadsku. Cover pic di twitter saja kini kupasangi fotoku di
antara buku-buku. Kuis dan giveaway berhadiah buku juga aku terhitung rajin
menyempatkan ikut. Tidak sulit untuk menebak kesukaanku pada buku. Aku bahkan
berani mendeklarasikan diri sebagai book lover di profil. Kalau ditodong suruh
cerita impian di blog, duh... Maaf kalau ada yang bosan. Cerita beraroma buku
selalu saja kugandeng. Tapi semua juga mengerti kan, bahwa semakin sering
sesuatu itu disebut-sebut oleh seseorang dengan senang hati & menggebu,
semakin itu menunjukkan bahwa sesuatu itu disukai oleh si penyebut. Begitu
halnya dengan impian. Semakin sering disebutkan, itu menunjukkan kuatnya
keinginan mewujudkannya.
Jadi, kalau ikutan giveaway
bertema impian, hal-hal terkait koleksi buku rajin muncul di listku. Masih
ingat celotehku tentang 1 harapan 3 impian? Sedapat mungkin aku berusaha berada
di jalur perwujudan mimpi itu, meski mungkin tidak semuanya telah berjarak
dekat dengan realisasinya. Aku punya banyak mimpi. Pernah kucatat mimpi-mimpiku
tertanggal 2010 di buku catatanku, dan kubagi-bagi menurut jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek. Itu karena aku pernah mendengar wejangan
yang isinya kira-kira, "mimpi tanpa target kapan waktu meraihnya sama saja
dengan mengkhayal". Catatan dulu itu masih tersimpan sebagai bahan
evaluasi & kenangan. Karena seiring waktu, aku menemukan, menjalani, &
memimpikan hal-hal baru yang sebelumnya tak terpikirkan. Beberapa bahan
introspeksi dari catatan itu, ternyata tidak semuanya sesuai targetan waktu
yang ditetapkan. Atau, akunya saja yang kurang fokus menitinya? Mungkin. Jadi,
meski catatan 2010 itu sudah lumayan sebagai patokan, bahkan kutambahkan pula
analisis berbagai cara mencapainya, tampaknya catatan itu sudah harus diupdate
:D.
Aku ingin mewujudkan salah satu mimpiku
memiliki perpustakaan keluarga di rumah. Latar belakang mengapa, selain suka
baca, aku gemar juga memilikinya. Istilahnya bibliophile kali ya. Alasan lain, seperti pernah kusebut di
postingan lain, dulu aku tumbuh di lingkungan yang tak lapar akan bacaan. Aku
masih kecewa saja, karena lama juga perjalananku menjadi "alien" yang
lebih senang baca buku daripada ngerumpi. Baru sekarang saja di perantauan aku
menjelma bibliophile pemula di antara
para raja & ratu penimbun buku yang lebih "gila". Alasan
berikutnya lebih ke kebermanfaatan yang dapat dihadirkan oleh lembaran-lembaran
berisi hasil kreasi ide & bukti kecanggihan pemikiran manusia itu. Selain
menghadirkan suasana kondusif cinta ilmu di dalam rumah, berikutnya sangat
mungkin manfaat itu bisa disebarkan lebih luas ke masyarakat sekitar.
Kalau melihat gambar-gambar
perpustakaan megah di internet, aku suka gregetan pengen menginjakkan kaki disana.
Begitu juga ketika melihat foto-foto rak buku cantik yang dipadu-padankan
dengan desain interior ruangan. Langsung teringat mimpiku ingin mewujudkannya
di rumah sendiri. Saat kulihat foto proyek “Little Free Library” yang
dijalankan orang di luar negeri, aku langsung kepingin mengadaptasinya. Mungkin
konsepnya bisa disederhanakan menjadi lemari buku mini khusus buat tukaran
pinjam-meminjam buku.
![]() |
Little Free Library (screenshot web) |
Pertanyaannya, bagaimana
mewujudkannya? Ini sudah erat kaitannya dengan mimpi-mimpiku yang lain,
seperti: punya rumah, dukungan suami, rak buku, dan seterusnya. Anyway, segala pencapaian harus dimulai
dari sebuah titik mula. Kumulai itu dengan menabung. Tak cuma nabung receh,
juga nabung buku. Buatku, penting untuk ada dulu bukunya, soal rak atau rumah bisa
nyusul belakangan. Pakai kardus seperti sekarang juga masih ok, meski kurang
praktis. Dicicil saja dari sekemampuan dulu...
Selain ingin menjadi orang yang
bermanfaat lewat koleksi buku, aku bermimpi ingin bermanfaat untuk jadi bagian
dari solusi masalah lingkungan. Kalau kata RK mah, “kalau belum bisa jadi
solusi, minimal jangan jadi bagian dari masalah”. Untuk itu, kumulai dari
belajar berbagai hal praktis yang bisa dilakukan sebagai individu yang punya “green
lifestyle”. Jalannya panjang dan tidak mudah memang. Tapi aku ingin belajar,
serius. Kebetulan baru-baru ini aku magang di yayasan yang bervisi misi &
aksi mewujudkan gaya hidup selaras alam. Ini kesempatanku untuk menimba ilmu
& praktek langsung dengan orang-orang bervisi sama & berpengetahuan
mumpuni di isu ini. Baru saja “ngobrol secuil” dengan mereka, aku sudah merasa
menjadi “butiran debu”...
“Obrolan secuil” itu menampakkan
tamparan keras bagi fakta jaman sekarang. Visi keselarasan dengan alam membuatku
tersadar bahwa kini, ketika keseimbangan alam dirindukan, justru kepada gaya
hidup alami ala kearifan lokal-lah kita (orang yang tinggal di kota, terutama)
berpaling. Contoh kecil, banyak orang ber-go
green kini menginginkan menanam sayur-buah sendiri. Kalau inginnya berkebun
dengan area luas, lahannya sudah susah. Padahal, gaya bercocok tanam itu sudah
dari dulu diterapkan oleh masyarakat semasih ada lahan. Ini juga membuatku
kecut sendiri, mengingat kampung halamanku yang dulu masih banyak orang
bercocok tanam & berkebun, sekarang generasinya lebih beralih semakin “ngota”.
Sawah & kebun makin berkurang.
Hidroponik yang semarak karena gak perlu lahan/tanah (foto: SAJ Bekasi, dokpri) |
Mimpiku ingin punya rumah ada
kebunnya. Padahal dulu rumahku berhalaman luas berpohon buah-buahan, ada kebun
petik sendiri juga di belakang rumah. Dulu aku tak tahu bahwa hal itu bakal
jadi mimpi di masa sekarang. Andai kutahu, mungkin dulu bisa belajar berkebun
pada almarhum “abah” yang pandai berkebun. Kini itu sudah jadi masa lalu, yang
bisa dilakukan sekarang adalah upaya untuk mimpi masa depan. Kalau punya rooftop garden kayaknya asyik ya... Bisa
baca buku disana juga. Seperti di drama Korea itu... Eh, itu sih Rooftop Prince
ya :D.
Meski dari tadi ngomongin rumah,
fokusnya ke berkebunnya dulu ya. Pengetahuan & keahlianku cetek banget.
Makanya sekarang ingin mulai belajar dari yang paling simpel dulu, macam nanam
bumbu dapur. Untuk eksperimen itu aku sengaja minta sedikit tanah dalam polybag
dari kebun kantor buat kutaruh di jemuran kosanku. Nanti kalau ada cabe busuk
aku taruh di situ :D. Atau akar sisa limbah organik dapur seperti bawang daun.
Apa aja deh, yang gampang tumbuh dulu. Jadi, untuk mimpi yang kedua ini tahap
pertama adalah nabung ilmu dulu :).
Aku yakin bisa mewujudkan mimpi
ini. Pencapaiannya kukategorikan jangka pendek (1-5th, yang lama nabung rumahnya).
Buat perpustakaan keluarga, sekarang saja aku sudah ada beberapa kardus buku
dan masih akan bertambah seiring waktu. Untuk berkebun & berkontribusi go green, aku belajar mulai dari hal-hal
kecil tapi penting. Kenapa judulnya laboratorium, karena alam itu laboratorium
kehidupan yang lengkap & canggih. Sebenarnya selain kebun, ingin punya
ruangan khusus buat eksperimen keluarga juga sih...
waaa bukunya banyak
BalasHapusaku juga pingin itu bikin mini perpustakaan di rooftop yang ijo*bayangin dulu
sukses ga nya mak
Imajinasinya sudah bermain liar nih ya, Mak... Kayaknya asyik tuh naruh lemari buku mini itu di rooftop garden *bayangin juga :D.
HapusAmiin, terima kasih :)
Duuuuh...mimpimu indah banget sih Euis:)
BalasHapusSemoga bisa tercapai semua yang dicita-citakan yaaah :)
Dan aku mau juga laaah Rooftop Prince...biar bisa ketemu Yochun..halah..
Mimpi indah biar asyik, daripada mimpi buruk... Hehe...
HapusAmiin, semoga tercapai. Terima kasih doanya yaaa :).
Hwahaha... Gagal fokus itumah Tapi kalau punya prince charming yg mau mewujudkan mimpi rooftop garden yaa bolehlah... Hihi *tambah gagal fokus :D
Di rumahku juga mulai bikin hidroponik gitu. Sementara ini baru ibuku yang rajin ngurusin tanaman, akunya masih rempong sama kerjaan :)) Tapi seneng banget sih pas liat tanamannya ijo-ijo, mata jadi ikutan seger :)
BalasHapusSalam kenal, Teh Euis :)
Wah, asyik, Mak. Setidaknya sudah dimulai di rumah, meski yg ngurusin ibu. Iyaa sekarang yg ijo-ijo itu udh agak langka pula. Segar & adem lihatnya ya...
HapusSalam kenal juga ya :)
Membaca buku sambil melihat hijaunya kebun jadi adem ya mbak :)
BalasHapusIya, sepaket asyiknya itu... :)
HapusMimpinya keren mak. Semoga segera terealisasi ya :-)
BalasHapusAmiin, terima kasih banyak doanya ya :)
HapusMini librari itu harus kyknya di halaman belakang dgn kolam renangnya, anak-anak berenang aku baca buku indahnyaaa...menghayal
BalasHapusKyaa... Aku sukses ngomporin orang berimajinasi :D. Cuma hati-hati bukunya nyemplung ke kolam, Mak... Hehe :D
Hapuskeren! smoga impiannya tercapai :)
BalasHapusAmiin... Nuhun doanya, Teh... :)
HapusKoleksi bukunya banyak, klo suka ngreview sekalian aja bikin blog khusus buku n join blogger buku Indonesia, Mak #promo
BalasHapusNambah teman di luar lingkaran sekarang :)
Bukannya tak pernah mempertimbangkan juga untuk bikin blog buku, biar bisa gabung di BBI. Namun saat ini aku masih jarang bikin review buku, Mak. Kebanyakan cuma ngobrol buku atau "curhat buku" :D. Untuk review buku, tampaknya aku harus banyak belajar pada rekan2 anggota BBI :). Biasanya aku berpartisipasi di meme/event member BBI yg syaratnya tak harus blog buku.
HapusTapi aku juga sudah nambah pertemanan dg suhu2 penimbun buku di grup fb Komunitas Penimbun Buku :)
Mbak Euisry ini sangat berpengalaman sekali, ya, soal dunia perbukuan--koleksinya banyak banget. Semoga impian memiliki perpustakaan keluarga segera tercapai.
BalasHapus"berpengalaman di dunia perbukuan" itu apa maksudnyah... @@? Aku cuma seorang yg suka buku kok, Mas. Bukan peresensi keren, belum pernah nerbitin buku juga :D.
BalasHapusAmiin, terima kasih doanya yaa... :)
Bukunya banyaaak... moga impian punya perpustakaan segera terwujud ya mbak. kalau butuh rak, bisa hubungi saya. HIhi.... promoin usaha sendiri.
BalasHapusKurang banyak, Mak... Hehe. Amiin, semoga terwujud. Terima kasih doanya. Hehe... Nanti deh kalau nyari rak baru deh hunting
HapusPerpusnya asik Mak. Saya juga sudah menyiapkan ruang perpus kecil di rumah yang sedang dibangun. Sukses GAnya :)
BalasHapusSemoga akupun segera bisa mewujudkan perpus di rumah. Amiin... Nuhun :)
HapusCantik banget itu foto perpus di pertama artikel.....
BalasHapusIya... Pengen kesana & punya yg seperti itu
Hapussaya pengen banget punya perpustakaan di rumah :)
BalasHapusSama kalau begitu, Mak :)
Hapusimpian kita hampir sama mak, kalau saya lebih ke taman bacaan, buku komik punya saya dan novel punya suami sudah banyak, jadi sayang kalau sianggurin
BalasHapusHarapan saya jg sebenarnya ke arah sana, Mak. Biar lebih luas lg manfaatnya. Namun sebagai step awal ingin dimulai dari rumah dulu. Soalnya menumbuhkan minat baca di keluarga saja sudah jadi suatu PR :)
Hapussemoga impiannya terwujud y a mak :)
BalasHapusAmiin... Terima kasih banyak Mak :)
HapusWah, bener mak. Saya juga setuju banget perpus di tiap rumah. Sekarang udah jarang keluarga membudayakan baca buku. Jadinya, anak-anak lebih demen bergadget ria ketimbang baca buku
BalasHapusIdealnya sih begitu ya Mak, minimal perpus mini, kalau nggak yaa ada lemari buku lah buat bacaan keluarga ya...
Hapus