Resolusi Receh?
Sering orang memandang uang receh dengan sebelah mata. Mungkin karena jumlahnya kecil kali ya, suka dianggap sepele, meski sebenarnya itu mata uang juga yang berlaku. Sering lihat receh koin tergeletak di jalan, tapi tak ada yang heboh tuh kalau menemukan :D. Bahkan pengamen pun sekarang ini udah pasang tarif aja, "seribu, 2 ribu...". Aku bahkan punya pengalaman buruk (trauma), sekarang gak berani ngasih recehan kurang dari Rp.500, takut dianggap menghina. Padahal bagiku sendiri, yang suka naik angkutan umum, receh itu berharga. Siapa pun tahu, sesuatu yang sedikit, kalau dikumpulkan lama-lama bisa jadi bukit. Yah, tak perlu sampai jadi bukit receh juga, minimal yang terkumpul itu bisa jadi menyamai harga sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan.
Mengingat flashback beberapa tahun ke belakang, betapa menakjubkan ternyata apa yang dapat dilakukan oleh recehan. Masih ingat gerakan "koin untuk Prita?" Menakjubkan. Receh, kalau dikumpulkan bisa berguna buat tabungan pribadi dan untuk gerakan sosial. Justru karena tampak sepele, kelihatannya takkan memberatkan kalau kita sisihkan, kumpulkan tiap hari. Kalau sehari 100 perak saja kita kumpulkan, dalam setahun sudah dapat Rp.36.500. Akhir tahun bisa jajan bakso 2 mangkok :D, hehe... *Yaelah, masa' ngumpulin receh setahun cuma buat bakso. Kalau ngumpulinnya rajin & lebih banyak, lumayan buat beliin wishlist kek, atau buat donasi, atau terserah...
Mengingat flashback beberapa tahun ke belakang, betapa menakjubkan ternyata apa yang dapat dilakukan oleh recehan. Masih ingat gerakan "koin untuk Prita?" Menakjubkan. Receh, kalau dikumpulkan bisa berguna buat tabungan pribadi dan untuk gerakan sosial. Justru karena tampak sepele, kelihatannya takkan memberatkan kalau kita sisihkan, kumpulkan tiap hari. Kalau sehari 100 perak saja kita kumpulkan, dalam setahun sudah dapat Rp.36.500. Akhir tahun bisa jajan bakso 2 mangkok :D, hehe... *Yaelah, masa' ngumpulin receh setahun cuma buat bakso. Kalau ngumpulinnya rajin & lebih banyak, lumayan buat beliin wishlist kek, atau buat donasi, atau terserah...
Mumpung masih Januari, waktu yang tepat untuk start. Dalam setahun, coba cek, ntar ketahuan rajin nabung nggaknya, hehe... Kebetulan beberapa waktu lalu aku dapat info, ada yang ngadain program "Receh Untuk Buku 2015". Wah, sebagai orang yang berhasrat beli buku tinggi (namun sering terkendala penyakit kanker), sepertinya ini ide yang seru buat dicoba. Baru tahu sekarang, padahal program itu sudah berjalan sejak 2013. Kalau ada yang mau ikutan, simak saja ketentuannya dari blog Floria Yasmin:
1. Kumpulkan uang receh dari Januari-Desember
2. Jangan dihitung sampai akhir tahun 2015
3. Setelah semua uang terkumpul, belikan buku yang kamu inginkan/bukunya dihadiahkan ke orang lain
4. Kalau mau ikut, bikin posting mengenai challenge ini di blog masing-masing (tidak harus blog buku) kemudian masukkan link dari postingan kamu di mr.linky (disini)
5. Pasang banner Receh Untuk Buku 2015
2. Jangan dihitung sampai akhir tahun 2015
3. Setelah semua uang terkumpul, belikan buku yang kamu inginkan/bukunya dihadiahkan ke orang lain
4. Kalau mau ikut, bikin posting mengenai challenge ini di blog masing-masing (tidak harus blog buku) kemudian masukkan link dari postingan kamu di mr.linky (disini)
5. Pasang banner Receh Untuk Buku 2015
Apalagi programnya dijalanin berjamaah, jadi tambah seru sepertinya. Meski baru posting sekarang, aku sudah start sejak beberapa hari lalu. Nanti dalam setahun, uangnya dibelikan buku, boleh buat diri sendiri atau buat dibagi ke orang lain :).
Tak cuma receh untuk buku saja sih. Berangkat dari receh, bisa juga kan bikin resolusi pribadi yang lainnya. Mungkin receh untuk sedekah (maksudnya dikumpulin dulu recehnya gitu, biar banyak. Terus biar tiap hari gak lupa diniatin sedekah, kan lumayan nabung pahala :D). Eh, bahkan bisa juga "receh untuk haji", lho. Keingetan waktu datang ke pengajian syukuran tetangga yang mau umroh, ustaznya berbagi tentang siapa saja bisa ke Baitullah, tak peduli kaya/miskin, yang penting niat & yakin. Niat & yakin itu harus diimplementasiin, salah satunya dengan cara menyisihkan uang belanja tiap hari (tak perlu banyak2, yang penting enjoy & konsisten, jangan diganggu gugat celengannya). Tak perlu diitung berapa duit x berapa hari, sehingga hajinya tahun kapan, nothing to lose aja, sambil bertawakal & percaya sama Allah. Kan gak ada yang gak mungkin kalau sudah begitu :).
Tak cuma receh untuk buku saja sih. Berangkat dari receh, bisa juga kan bikin resolusi pribadi yang lainnya. Mungkin receh untuk sedekah (maksudnya dikumpulin dulu recehnya gitu, biar banyak. Terus biar tiap hari gak lupa diniatin sedekah, kan lumayan nabung pahala :D). Eh, bahkan bisa juga "receh untuk haji", lho. Keingetan waktu datang ke pengajian syukuran tetangga yang mau umroh, ustaznya berbagi tentang siapa saja bisa ke Baitullah, tak peduli kaya/miskin, yang penting niat & yakin. Niat & yakin itu harus diimplementasiin, salah satunya dengan cara menyisihkan uang belanja tiap hari (tak perlu banyak2, yang penting enjoy & konsisten, jangan diganggu gugat celengannya). Tak perlu diitung berapa duit x berapa hari, sehingga hajinya tahun kapan, nothing to lose aja, sambil bertawakal & percaya sama Allah. Kan gak ada yang gak mungkin kalau sudah begitu :).
Jadi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari eksistensi receh: sesuatu yang (tampak) kecil & sepele belum tentu bernasib sepele. Malah bisa jadi jalan buat hal-hal besar :D.
Sepertinya seru, ikutan aaah
BalasHapusHayu, Mak... Biar tambah ramai :D
HapusBener bgt, walo suka dipandang remeh, tapi kalo sudah terkumpul bakalan lumayan juga tuh jumlahnya ya, Mak? Program yg menarik utk dicoba ini. :)
BalasHapusIya... Ayo ikutan juga, Mak... Sambil seru-seruan bermanfaat :D
HapusWah unik juga nih resolusinya. AKu juga suka nyelengin recehm, tapi suka keburu dicongkel aja kalo pas pengen jajan ngga punya duit hehe
BalasHapusNah, itu dia. Harus komitmen jangan diapa-apain itu yang jadi tantangannya :D.
Hapusuang recehku udah banyak dari tahun 2015 hehehe...kira2 bisa nggak ya buat ikutan...
BalasHapusWah, ya bisa toh Mbak kalau begitu :D
HapusWah daku udah lama ngumpulin receh, sekalian ngajarin anak-anak nabung juga sih, walau recehan :)
BalasHapusBiasanya dipakai buat jajan atau kasih ke para pengemis atau pengamen :)
Iya, Mak, sambil nostalgia jaman masa kecil. Habisnya kegiatan nabung receh ini jadi berhenti. Sok-sokan di bank nabungnya yg bukan receh. Padahal tetep aja keambil mulu, hehe :D
HapusKayaknya menarik nih :)
BalasHapusIkutan aja :)
HapusGue keliatannya nggk Mampu T_T
BalasHapusLoh, kenapa? Semampunya aja :)
Hapusdakuw sering tertolong tuuh say, sama celengan recehku, kalau keabisan duit, lupa ambil duit di atm..celengan receh jadi penyelamat, bisa belanja di tukang sayur atau untuk ongkos ojek hihihi...daku juga ikut program donate for comment di blog bukuku, semoga kita sukseees :*
BalasHapusHehe... Aku juga. Kala kantong kempes, kepada receh aku berpaling :D.
HapusSemoga sukses ya, Mak... Sementara aku ikutan yg ini dulu aja, biar gak kebanyakan pos receh :))
Programnya sederhana, tapi hasilnya bakal luar biasa. Kepuasan hati.
BalasHapusInsya Allah... :)
Hapuswah menarik ya mak, saya termasuk yang sering ngumpulin receh disaku tas, pas duit lembaran habis, receh itu berguna banget lho
BalasHapusSama, Mak... receh tuh bagaikan pertolongan pertama pada kebocoran dompet :D
Hapusanak2 juga suka nabung recehan sisa uang belanja emaknya, niatnya sih buat beli embe kurban..kalo mau ikut program ini harus bikin celengan lagi ya
BalasHapusAh, iya... Buat qurban juga... Iya, Mak. Bikin lagi aja, jadi gak ngeganggu celengan qurbannya :)
Hapuscara yang simpel untuk hasil yang besar. Idenya brilian nih mak
BalasHapusIkutan yuk. Sebenarnya ini cuma mendaur ulang apa yang sudah diajarkan kepada kita sewaktu kecil :D
Hapus