Pesona Pesta Buku di Pameran Buku

Kurang dari sepekan lagi Pameran Buku Bandung 2014 akan segera digelar. Aku adalah seorang yang dari tahun ke tahun, terus saja tak bosan menyempatkan diri hadir pada event yang konsisten digelar setiap tahun ini. Meski bukan lagi menjadi event yang langka (terutama di kota-kota besar), pameran buku senantiasa menawarkan daya tarik tersendiri bagiku yang memang memiliki minat besar pada buku.
cerita kunjungan ke Pesta Buku Bandung Maret 2014 kemarin

Di Bandung sendiri, selain pameran buku, beragam event pameran kerap digelar. Mulai dari pameran produk fashion, kuliner, komputer, industri kreatif, hingga pameran pendidikan tinggi luar negeri, pameran seni, fotografi, dan lain-lain. Bagiku, event pameran memiliki daya tarik tersendiri, karena menawarkan penjelajahan beragam produk atau hasil karya yang dipamerkan dalam satu waktu dan tempat. Event pameran membuat suatu tempat seperti disulap, bertansformasi menjadi ruang eksploratif yang sama sekali lain. Pameran mengubah sebuah gedung atau tempat berubah menjadi area wisata bertema unik.


Salah satu pameran yang paling menarik yang pernah kukunjungi antara lain pameran seni yang digelar bertajuk Pasar Seni ITB bertahun lalu, ketika aku masih kuliah. Sebuah pameran seni yang meriah berskala besar, dimana beragam jenis karya seni para seniman dari seluruh nusantara dipamerkan di area kampus ITB, indoor dan outdoor. Itu adalah salah satu event pameran yang tak terlupakan. Area kampus dan jalanannya tiba-tiba berubah menjadi sebuah pasar seni yang ramai. Begitu pula halnya pameran buku. Gedung Landmark Braga yang interiornya siap berubah kapan saja pameran tertentu digelar, tiba-tiba berubah menjadi area pesta buku. "Pesta Buku", itulah nama yang kerap dipakai menamai menamai event Pameran Buku Bandung yang diusung oleh IKAPI Jabar di tahun-tahun yang telah lewat. Nama ini menarik, karena merepresentasikan keseluruhan acara yang digelar.
suasana Pesta Buku Bandung Maret 2014

Seperti yang pernah kusinggung dalam ceritaku berkunjung ke Pameran Buku Bandung 27 Maret - 5 Februari 2014 kemarin, ada daya tarik lain yang ditawarkan event pameran buku disamping iming-iming diskonnya yang menggiurkan itu. Misalnya penyajian acara-acara menarik yang digelar di panggung utamanya. Berbagai lomba biasanya turut memeriahkan pameran buku, seperti lomba menulis, menggambar dan mewarnai untuk anak-anak, story telling, dan lain-lain. Bahkan pada gelaran Bookfair Bandung kemarin diadakan lomba kreasi film pendek bertemakan gerakan membaca dan menulis. Disamping lomba, berbagai pertunjukan seni turut meramaikan panggung utama pameran buku. Demikian pula acara-acara semacam talkshow, bedah buku, launching buku, temu penulis dan pemain film yang diangkat dari buku. Beragam acara tersebut turut menjadi daya tarik pengunjung.

Bagiku pribadi, daya tarik lain dari sebuah pameran buku adalah kemungkinan menemukan "harta karun", alias buku lama yang menjadi incaran, namun sudah jarang ditemukan di toko buku. Kadang-kadang "harta karun" itu berupa buku yang tak begitu populer, namun ternyata kita merasa beruntung mendapatkan buku itu secara "tak sengaja" tersebut. Misalnya yang kurasakan ketika mendapatkan buku Hayy bin Yaqdzon, Misteri Apel Newton, dan Misteri Soliter. Kemungkinan ini, plus banjir diskon yang menggiurkan, membuatku kerap menyengaja belanja buku di event pameran buku. Buku-buku milikku sendiri kebanyakan hasil hunting di pameran buku.

Dimeriahkan oleh ajang diskusi interaktif, unjuk kreativitas, bincang buku dan kepenulisan, serta tak ketinggalan penataan display buku, dekorasi stand-standnya, pesta diskon dan doorprize, pameran buku dapat diharapkan menjadi event perayaan atas buku. Apalagi mengingat semangat yang diusung dalam gelaran pameran buku adalah menumbuhkan minat membaca dan menulis di masyarakat. Ini mengingatkanku pada sajaknya Pak Erwan Juhara yang sempat kubaca dahulu di booklet Pesta Buku Bandung tahun 2009.

PESTA BUKU
(Sajak Erwan Juhara)

Ada teks dan ko-teks yang memipih
Lalu timbul dalam Hierogliph Mesir kuno
Berjalan-jalan hingga Hindia Belanda lampau
Mekar dalam daluang, lontar, hingga kulit
binatang dan pelepah kayu

Dari Cina datangnya tinta dan bubur kayu
bernama kertas
Menyeruak bersama cetakan kuno Cachten dan Guttenberg
Menjelajah masa jadi kapal sejarah yang
melayarkan pengetahuan
Melintasi manuskrip Tjarita Parahijangan, Pararaton, hingga Columbus
Bertualang penasaran hendak membuktikan
bumi memang tak berujung
Catatan sejarah yang membawanya hingga ke dasar tinta dan kertas
Ia dan kita berpesta dalam jelajah pengetahuan Ibnu Sina, Plato, Socrates,
Aristoteles, Jung, Heideger, hingga Enam Topi Berpikir Edward de Bono

Di sana… di sini… dalam lembar-lembar kertas tersusun dan tercecer
Jutaan orang meyakini kekukuhan nama kata,
BUKU
Kokoh dalam kecanggihan dunia digital dan teknologi e---
Berpesta mengukuhkan keangkeran kata, keangkuhan ilmu,
Kenyamanan persahabatan, kemuliaan filsafat, kebahagiaan etika,
Keutuhan humaniora, keagungan Sang Pemilik
IQRA!

Mari,.. mari kita berpesta, bersama buku kita larutkan
Pesta yang paling sepi di pojok para martir
dan pemikir
Atau pesta yang paling barbar dan liar
di bibir para Penyair
***

Komentar

  1. Sampai sekarang Saya belum pernah mengikuti acara pameran buku dan selalu "mengiri" setiap kali melihat orang yang bisa menghadirinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Yaman emang gak ada pameran buku, Mas? Pameran kitab, mungkin? Hehe... Semoga kelak berkesempatan pula mencicipi hadir di pameran buku ya. Mungkin kalau sudah pulkam :)

      Hapus
    2. Ya, ada. Tapi suasananya kan jauh berbeda dengan yang di Indonesia, he-he.

      Hapus
  2. lama nggak ke pameran buku,soalnya di BAtam dan di siak belum ada..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, belum ada yah. Heu, kalau memikirkan kampung halaman saya, di Kuningan juga belum ada.... :(
      Semoga kelak event seperti ini bisa merambah tak hanya kota-kota besar, melainkan bisa ke seluruh nusantara...

      Hapus
  3. event2 seperti ini sudah menjadi kewajiban seharusnya buat pemerintah...? mau dengan cara apa lagi coba biar masyarakat kita memiliki hobi membaca, murahnya dan terjangkaunya internet seharusnya bisa mendorong masyarakat buat ngeblog, bukan cuman update status...hehheheh
    =======================
    potensi kelinci pedaging

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin sebaiknya event seperti ini dapat menjadi agenda pemprov, lebih baik lagi pemkot ya...
      Seperti di Bandung, misalnya. Event ini didukung oleh pemkot & pemprov. Dan tambah mantap ketika seperti bookfair maret 2014 lalu, misalnya, disinergikan dengan tema pelestarian bahasa daerah...

      Hapus
  4. gue juga mau bikin pameran buku ah, tapi entar kalo koleksi bukunya udah banyak .. :)

    BalasHapus
  5. Asyik juga tinggal di kota ya, Mba. Banyak pameran gituuuu. . .

    Rameeee. .

    BalasHapus
  6. Pameran buku sangat ditunggu oleh para pecinta buku yang gemar membaca dan menulis :)

    BalasHapus
  7. saya baru gabung bikin blog nih blogwalking yuk

    BalasHapus
  8. saya paling senang kalau ada pameran buku, apalagi kalau buku yang dicari ada disitu

    BalasHapus
  9. seru dan menyenangkan kalau ada pameran buku

    BalasHapus
  10. lama juga saya ga pernah ke pameran buku, salam perkenalan ya bu, jika ada waktu ditunggu kunjungan baliknya

    BalasHapus
  11. pameran buku seperti ini sebenarnya sangat penting bila diadakan dengan rutin di setiap daerah

    BalasHapus
  12. Pameran seperti ini nih menambah wawasan kita tentang buku..

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Puisi Sapardi, Acep Zamzam, & Bulu Kuduk [Wishful Wednesday #2]