Dare to Say 1: The Solitaire Mystery
Terima kasihku yang kedua, karena Dare to Say kali ini ada giveaway-nya... Hehe *free books hunter pemula :p. Semoga kali ini aku beruntung... Kelamaan intronya ni... Jadi, Dare to Say pertamaku adalah salah satu buku favoritku. He-em, aku mau cerita yang bagus dulu deh. Itu lho, bukunya Jostein Gaarder berjudul The Solitaire Mistery. Aku baca terjemahan Indonesianya sih, reviewku bisa dibaca di sini (klik).
Ceritanya aku pengagum Gaarder. Sejak pertama baca bukunya, Dunia Sophie yang terkenal itu, aku jadi penasaran sama karya-karyanya yang lain. Ini buku udah lama kubaca, jadi agak lupa detail bagaimana awalnya cerita beli buku itu. Eh, tunggu... Kalau gak salah, aku dapat buku ini di sebuah stand pameran buku. Kan terbitan Jalasutra ya. Setahuku, penerbit ini termasuk jajaran penerbit yang bukunya serius-serius. Alasan utama beli karena nama penulisnya, plus sinopsis di cover belakang bukunya, berikut endorsment-nya. Aku percaya karya Gaarder ini bagus. Tapi sejujurnya, waktu itu aku belum begitu mengenal khas Gaarder, baru baca 2 bukunya saja. Itupun, yang satunya buku kolaborasi. Yakni Perputakaan Ajaib Bibbi Bokken. Jadi aku gak terlalu pasang ekspektasi tinggi untuk buku ini *beda cerita sama sekarang, berhubung udah jatuh cinta sama Gaarder, hihi :D. Maksudku sama karya-karyanya.
![]() |
Link review |
Kalau kau baca review punyaku, di akhirnya aku ceritain bahwa kesan awal baca buku ini: aneh! Pake banget. Ceritanya kan absurd gitu, ada dongengnya, namun ini bukan cerita dongeng. Dibikin berkerut kening apa hubungannya dongeng ini dengan Hans Thomas (tokoh utamanya), dan sejarah keluarganya. Makin ke tengah makin aneh. Karena keajaiban yang ada di dongeng itu malah mulai berinteraksi dengan dunia nyata. Tapi lagi-lagi gak (belum) dijelasin hubungannya gimana. Hans Thomasnya bingung, aku yang baca ikutan bingung... Hehe. Pada tahap ini paling banter ratingku untuk buku ini cuma 3. Soalnya meski aneh, tetap aja masih penasaran. Banyak kan, buku sastra yang katanya bagus (masterpiece malah), namun bagiku & orang awam malah suka gak ngerti & aneh, hehe :p. Kalau toh akhirnya ada sesuatu yang terasa sebagai nilai yang hendak diangkat buku tersebut, biasanya ratingku mandek di 3 atau 2. Sebaliknya, buku ringan asalkan ada nilainya dan bisa bikin aku enjoy baca, biasanya dapat rating tinggi, hihi... Ketahuan deh, seleranya... :p
Aku termasuk pembaca yang sabar *iya gituh? :p. Pada kebanyakan kasus, aku biasa menuntaskan buku sampai tamat meski ada yang berat atau bertele-tele. Tapi ada juga sih, sedikit, yang gak aku tuntasin sampai sekarang. Aku bersyukur bisa bersabar, sebab kadang kesan awal & akhir baca sebuah buku bisa berbeda. Dan banyak buku-buku yang baru kerasa wah, bagusnya saat sampai di akhir. Novel Misteri Soliter ini salah satunya. Akhirnya, aku kasih rating 5 bintang! Pesannya dalem banget... Dan Gaarder piawai sekali meramu dongeng, mitos, imajinasi, apalah... Menjadi sebuah novel yang ternyata sangat filosofis. Dengan analogi kartu remi! Yak! Seperti buku-bukunya yang lain, aroma filsafatnya sangat kental di novel ini. Poin besarnya tentang causa prima. "Dunia ini adalah sebuah permainan Soliter Agung. Dan hanya joker yang tak tertipu oleh angan-angan". Begitu katanya.
Jempol banget buat buku ini! ;)
BTW ada buku-buku yang ratingku gak sesuai sama selera pembaca umum. Kalau aku berani jujur, bakal ditimpuk gak ya... sama fans-fansnya @@?
Mau ikutan bersuara juga di Dare to Say? Ini aturan mainnya...
Aku termasuk pembaca yang sabar *iya gituh? :p. Pada kebanyakan kasus, aku biasa menuntaskan buku sampai tamat meski ada yang berat atau bertele-tele. Tapi ada juga sih, sedikit, yang gak aku tuntasin sampai sekarang. Aku bersyukur bisa bersabar, sebab kadang kesan awal & akhir baca sebuah buku bisa berbeda. Dan banyak buku-buku yang baru kerasa wah, bagusnya saat sampai di akhir. Novel Misteri Soliter ini salah satunya. Akhirnya, aku kasih rating 5 bintang! Pesannya dalem banget... Dan Gaarder piawai sekali meramu dongeng, mitos, imajinasi, apalah... Menjadi sebuah novel yang ternyata sangat filosofis. Dengan analogi kartu remi! Yak! Seperti buku-bukunya yang lain, aroma filsafatnya sangat kental di novel ini. Poin besarnya tentang causa prima. "Dunia ini adalah sebuah permainan Soliter Agung. Dan hanya joker yang tak tertipu oleh angan-angan". Begitu katanya.
Jempol banget buat buku ini! ;)
BTW ada buku-buku yang ratingku gak sesuai sama selera pembaca umum. Kalau aku berani jujur, bakal ditimpuk gak ya... sama fans-fansnya @@?
Mau ikutan bersuara juga di Dare to Say? Ini aturan mainnya...
- Follow Me:Book admirer atau tambahkan di blogroll kamu. Bisa juga follow lewat email
- Buat posting tentang buku yang kamu baca dan ternyata tidak sesuai dugaan, harapan, rating GR, rekomendasi teman, baik lebih bagus atau lebih jelek. Kasih tau apa yang awalnya kamu harapkan (rating awal) dan apa yang kamu dapatkan (rating akhir). Underrated or overrated? :D
- Oh ya, boleh juga kok kalau kamu mau share pengalaman kamu tentang komen yang muncul soal buku yang udah kamu baca/review. Banyak yang menganggap kamu menilai suatu buku terlalu rendah/tinggi? Silahkan sampaikan pembelaanmu dengan baik :P
- Masukkan link postingan kamu ke Mr.Linky yang sudah disediakan di akhir post. Kalau mau, boleh tambahkan button ‘Dare to Say’ juga di postinganmu :D
- Posting dilakukan setiap tanggal 23. Tapi, Mr. Linky akan dibuka sampai dengan tanggal 22 bulan berikutnya. Jadi, waktu posting tetap satu bulan :D (kecuali untuk periode giveway kali ini, yaa *wink)
- Penasaran pengen baca pengakuan para pembaca buku, kan? Rajin-rajin ya, berkunjung ke sesama peserta! ;)
Saya juga simpati sama Jastin Garder, walauapun baru baca dunia sofie yang katanya bese seller itu, :), walaupun baru satu tentu saya berharap bisa membaca buku2nya yang lain. dan dia masuk dalam salah satu buruanku dalam dunia perbukuan selain saya penyuka karya2 clasic semisal albert camus, Friedrich Nietzsche, Samuel Beckett etc.
BalasHapus"Dunia ini adalah sebuah permainan Soliter Agung. Dan hanya joker yang tak tertipu oleh angan-angan", waw, butuh kedalaman untuk memahaminya.... :)
Salam saya Mbak Euisry Noor
Waw, Mas Adib... Penyuka J. Gaarder juga kah? *Tos dulu :D. Kalau aku, ini buku Gaarder ke-3 dari 6 bukunya yang udah kubaca. Masih ada lagi beberapa buku Gaarder yang sampai sekarang belum kesampaian & ingin kubaca :(.
HapusDuh, bacaannya serius2 banget, Mas. Aku juga baru2 ini penasaran sama Albert Camus, soalnya beberapa kali lihat bukunya di pameran buku. Nietsche tertarik, tapi... *beurat euy, ntar dulu lah :D. Samuel Becket pengen baca juga, tapi kalau bentuknya cerita drama agak kurang klik sama aku yg belum terbiasa.
Terima kasih komennya ya, meski banyak typo... Hehe... Buku ini memang mengandung pesan filosofi kehidupan, namun pakai analogi kartu soliter yang hidup di Pulau Ajaib :)
Wah, sepertinya selera buku kita sama banget ya :D
BalasHapusAku suka banget sama buku2 Jostein Gaarder. Kalau nemu buku2nya di toko buku, tanpa pikir 2 kali langsung beli. Sayang ak belum pernah nemu yg The Solitaire Mystery ini di toko buku. Dapat rating akhir 5 bintang ya, kereeeennn \^_^/
Oh, sama-sama penyuka buku2 Jostein Gaarder? Asyiik... Iya, keyeennn... Kalau aku, yang belum dapet tuh Lelaki Sirkus & Penjual Dongeng sama Vita Brevis... 6 lainnya udah kubaca. Baru 8 kan yang diterjemahin, apa ada yang kelewat?
HapusSamaaa...ak jg baru baca 6 bukunya. Tp yg belum The Solitaire Mystery sama Vite Brevis.
HapusYap, setahuku juga baru 8 yg udah diterjemahkan.
Oh, begitu... Berarti cuma 2 itu yang terlewat. Sekarang mau nyari Lelaki Sirkus udah jarang liat di toko buku/pameran :(. Vita Brevis juga. Kalau Misteri Soliter mah belum terlalu susah nyarinya...
Hapus