The Niche of Lights & Ihya' [Wishful Wednesday #1]
Ini rabu pertama kali aku mengikuti Wishful Wednesday yang digagas oleh perpuskecil. Ngobrolin wishlist buku idaman sepertinya memang gak kan ada habisnya, apalagi bagi diriku yang suka serba penasaran. Makin hari makin panjang saja daftar listnya. Bahkan meski tiap beberapa waktu ada yang dihapus (karena sudah dibeli/dimiliki), tetap saja laju penghapusannya sama sekali gak berimbang dengan laju pemanjangannya. So, saya yakin dengan adanya posting Wishful Wednesday saya gak akan kesulitan nyari ide buat nulis di blog pada hari rabu :D. Pasti akan ada saja buku yang kuidamkan & bisa kuceritakan alasannya :). Untuk posting wishful wednesday minggu ini saya ingin cerita buku yang paling sedang kuidamkan diantara karya-karya Al-Ghazali.
Kenapa Al-Ghazali? Tumben kok gak novel gitu, hehe... Sebab sebulan ke belakang saya membaca buku seri tokoh pemikiran Islam terbitan Dian Rakyat tentang sosok & pemikiran Al-Ghazali. Biarpun singkat karena terbatas 100 halaman saja tipisnya, namun
buku itu sukses membuat saya tambah penasaran sama pemikiran Al-Ghazali. Sebagaimana tokoh cendekiawan muslim jaman dulu lainnya, beliau juga menyumbang pemikiran dalam beragam bidang (multidisiplin). Ada tentang teologi, filsafat, fiqih, akhlak & tasawuf, juga politik seperti tercermin dalam list karya-karyanya yang berderet-deret. Dari buku tipis yang kubaca itu saja aku bisa posting beberapa tulisan blog yang mengacu pada pemikiran Al-Ghazali yang dibahas di buku itu. Postingan-postingan itu bercerita tentang filosofi pendidikan Islam:
Pendidikan Manusia, Pendidikan Non-stop, Pendidikan Bersambung, & Guru Sang Pemberi.
Kenapa Al-Ghazali? Tumben kok gak novel gitu, hehe... Sebab sebulan ke belakang saya membaca buku seri tokoh pemikiran Islam terbitan Dian Rakyat tentang sosok & pemikiran Al-Ghazali. Biarpun singkat karena terbatas 100 halaman saja tipisnya, namun
buku itu sukses membuat saya tambah penasaran sama pemikiran Al-Ghazali. Sebagaimana tokoh cendekiawan muslim jaman dulu lainnya, beliau juga menyumbang pemikiran dalam beragam bidang (multidisiplin). Ada tentang teologi, filsafat, fiqih, akhlak & tasawuf, juga politik seperti tercermin dalam list karya-karyanya yang berderet-deret. Dari buku tipis yang kubaca itu saja aku bisa posting beberapa tulisan blog yang mengacu pada pemikiran Al-Ghazali yang dibahas di buku itu. Postingan-postingan itu bercerita tentang filosofi pendidikan Islam:
Pendidikan Manusia, Pendidikan Non-stop, Pendidikan Bersambung, & Guru Sang Pemberi.
![]() |
source link |
Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali di bidang ini mengacu pada bab pertama kitab Ihya' Ulumuddin (Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama). Ini kitab yang terkenal, & saya rasa pembaca di Indonesia sudah banyak juga yang kenal bahkan membacanya. Kitab seterkenal itu masa' saya gak tertarik ingin baca? Jadi kalau Ihya' Ulumuddin sih sudah jelas-jelas masuk wishlist saya. Baru aja menyimak ringkasan 1 babnya sudah terpesona & layak dikaji mendalam, apa kabarnya dengan bab-bab lain yang membahas beragam topik? Versi terjemahan Indonesia kitab itu saja mencapai 4 jilid tebal-tebal. Wow... Kira-kira kapan ya aku bisa beli jilid lengkap kitab itu...?
![]() |
Judul Asli: Misykat Al-Anwar |
Selain kitab Ihya', ada satu lagi karya Al-Ghazali yang paling ingin saya baca yaitu Misykat Al-Anwar. Tak bosan-bosannya saya cerita bahwa perumpamaan yang disebutkan dalam QS An-Nur: 35 sangat mempesona. Ayat itu disebut Ayat Cahaya, perumpamaan cahaya-Nya yang adalah cahaya di atas cahaya. Ayat ini favorit dibahas dalam topik tasawuf, kerap ditafsirkan dengan pembacaan esoterik, tak terkecuali oleh Al-Ghazali. Misykat Al-Anwar (The Niche of Lights, Relung-relung Cahaya) konon mengupas mengenai Ayat Cahaya ini. Bagaimana saya takkan tertarik ingin baca, coba? Sedangkan saya kerap (baca: beberapa kali) bertemu pembahasan sufistik (tasawuf) yang merujuk ayat ini di buku-buku yang saya baca. Misalnya di buku biografi Nabi Muhammad SAW karya Martin Lings (disinggung di bab 81) & tentu di buku Al-Ghazali ketika membahas pemikiran tasawufnya. Selain itu, juga melebur dalam kisah Hayy bin Yaqdzon karya Ibnu Thufail ketika narasinya bertutur menganalogikan Zat Tuhan Semesta dengan cahaya matahari yang menyinari bintang-bintang atau planet-planet, berikut metafor pantulan-pantulan cermin sebagaimana perumpamaan Ayat Cahaya. Indahnya...
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS An-Nur: 35)
Gara-gara nyari sumber gambar cover buku karya Al-Ghazali, aku malah jadi ketemu situs yang memajang isi kitab Misykat Al-Anwar... Wow... Alhamdulillah... Meski sudah dapat membaca teks terjemahan inggrisnya secara digital, namun aku masih takkan menghapus Misykat Al-Anwar dari daftar wishlistku. Buku terjemahan Indonesianya sepertinya belum nemu, meski katanya pernah ada terbitan jadul tahun 70-an. Tapi aku belum menemukan rupa sampulnya seperti apa.
BTW, terjemahan Inggris Ayat Cahaya (Ayat An-Nur) yang dipajang di wikipedia ini lagi-lagi mempesona juga:
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS An-Nur: 35)
Gara-gara nyari sumber gambar cover buku karya Al-Ghazali, aku malah jadi ketemu situs yang memajang isi kitab Misykat Al-Anwar... Wow... Alhamdulillah... Meski sudah dapat membaca teks terjemahan inggrisnya secara digital, namun aku masih takkan menghapus Misykat Al-Anwar dari daftar wishlistku. Buku terjemahan Indonesianya sepertinya belum nemu, meski katanya pernah ada terbitan jadul tahun 70-an. Tapi aku belum menemukan rupa sampulnya seperti apa.
BTW, terjemahan Inggris Ayat Cahaya (Ayat An-Nur) yang dipajang di wikipedia ini lagi-lagi mempesona juga:
Egyptian mosque lamp, 1360 CE |
" Allah is the Light of the heavens and the earth.
The parable of His Light is a niche wherein is a lamp—
the lamp is in a glass, the glass as it were a glittering star—
lit from a blessed olive tree,
neither eastern nor western,
whose oil almost lights up,
though fire should not touch it.
Light upon light.
Allah guides to His Light whomever He wishes.
Allah draws parables for mankind,
and Allah has knowledge of all things. "
The parable of His Light is a niche wherein is a lamp—
the lamp is in a glass, the glass as it were a glittering star—
lit from a blessed olive tree,
neither eastern nor western,
whose oil almost lights up,
though fire should not touch it.
Light upon light.
Allah guides to His Light whomever He wishes.
Allah draws parables for mankind,
and Allah has knowledge of all things. "
Ehmmm
BalasHapusKalau saya yang membacanya harus buka google translator dulu.. :)
Salam..
hm, aku juga mungkin bakal dikit-dikit buka kamus, hehe... Tapi utk sekarang belum dibaca, diantriin dulu seperti yg lain2...
BalasHapusSalam :)
lumayan berat untuk dibaca
BalasHapussudah baca yang mana Joe? Hm, kalaupun berat sudah bisa terprediksi tentunya. Sebab pemikiran2 beliau macam begini tentulah mendalam. Bahasannya sendiri bukan hal ringan...
BalasHapusSalam :)
Yuk tukerin link blog Bhawara-IT
BalasHapusWahh, saya duluu banget baca Ihya' Ulumuddin dan sekarang sudha lupa sama sekali. :)
BalasHapuswah buku berat.... semoga terkabul ya
BalasHapusselamat datang di Wishful Wednesday, semoga betah ya XD semoga cepat terkabul juga wishlistnya :)
BalasHapus@Idan: Wah, sudah baca ya... Sayang kalau lupa :)
BalasHapus@Tezar & astrid: Amiin... thanks Mas & Mbak...
Salam buku buat semuanya :)