Surat Kangen Buat kampung Fiksi
Kampung Fiksi yang baik,
Apa kau mengenalku? Aku yakin
tidak. Atau belum, mungkin, meski aku sudah mengunjungimu, berkeliling
menjelajahimu, bahkan sudah memberanikan diri menjadi pemandu yang mengenalkanmu kepada
orang-orang sekitarku. Aku baru berkunjung dan menjadi wargamu belum lama.
Pertemuan kita pun karena ketenaranmu yang baru-baru ini melejit gara-gara
hajatan ulang tahun hebohmu itu. Ramai orang membincangkanmu, membuatku
penasaran, datang melihat, dan bergabung. Dengan sendirinya aku pun terlibat
euforia pesta perayaan ulang tahunmu yang bertabur hadiah buku dan gadget itu.
Sebenarnya aku terpesona oleh
potensimu sendiri dan aktivitas warga-wargamu yang bersemangat, kompetitif,
serta penuh cinta kepada yang menyatukan mereka dan membangunmu: fiksi. Aku
jadi agak merasa menyesal. Aku terlambat mengenalmu, sehingga belum bisa
mengalami dan merasakan seperti apa menjadi warga Kampung Fiksi yang
sebenarnya. Maka dengan sendirinya aku belum bisa berpartisipasi pada kompetisi
bercerita bertemakan pengalaman mengikuti kegiatan-kegiatanmu. Meski begitu,
aku masih punya kesempatan bercerita mengenai harapan-harapanku untukmu, kan?
![]() |
Jadi, ini ulang tahunmu yang
ke-3. Selamat ulang tahun, ya... Harapan-harapanku untukmu sederhana saja,
namun bukannya sepele juga. Pertama, secara fisik, aku berharap Kampung Fiksi
mau sedikit lebih perhatian pada keindahan dan keasrian kampungnya. Aku tak
bilang soal kebersihan yang kurang atau berantakan, tidak. Aku hanya memandang
keasrian Kampung Fiksi masih perlu ditingkatkan. Sebagai kampung yang jumlah
warganya tak terbilang sedikit, Kampung Fiksi tentu diharapkan bisa dipercantik
dari segi desain penataan kampungnya. Akan lebih baik jika pemandangan Kampung
Fiksi mencitrakan perpaduan eksotisme kampung dan alam imajinasi (fiksi).
Dengan begitu Kampung Fiksi akan menjadi semakin artistik: dilihat dari
pemandangan sekilas saja sudah terlihat ciri khas yang menampung identitas
kampung dan filosofinya. Aku berharap ini akan mengangkat potensi wisata
Kampung Fiksi sehingga menarik lebih banyak wisatawan kata-kata, dan menarik
mereka untuk turut meramaikan dan membesarkan Kampung Fiksi.
![]() |
sumber: Tempo, 2008 |
Harapan kedua, secara esensi,
Kampung Fiksi bisa menjadi sebuah komunitas masyarakat yang turut serta
menciptakan langkah-langkah kecil menuju masyarakat bangsa yang membaca, yang
menulis, yang berimajinasi, yang berkarya, yang ber-iqra’. Harapan lebih
lanjutnya, dengan begitu terbukalah cakrawala kekayaan imajinasi dan
pengetahuan, di mana perpaduan keduanya mengasah kecerdasan (emosional,
intelektual, spiritual) warga-warganya. Aku jadi terngiang kata-kata petuah
Mbah Jenius Albert Einstein yang mengatakan, “logika akan mengantarkanmu dari
A-Z; imajinasi akan mengantarkanmu ke mana saja.” Ya, aku memimpikan sebuah
masyarakat bangsa yang memiliki kekayaan imajinasi dan kemampuan berkreasi. Apa
kau tahu, sebuah artikel yang kubaca di koran bertahun-tahun lalu terus
terkenang-kenang hingga sekarang? Tentang mengapa anak-anak Indonesia selalu
menggambar itu-itu saja: 2 gunung
yang mengapit matahari terbit, dengan jalan dan sawah didepannya? Ada hubungan antara gunung, buku dan ruang imajinasi.
Harapan ketiga, secara personal
saja. Aku berharap Kampung Fiksi senantiasa mengadakan acara yang inovatif,
kreatif, & seru (plus berhadiah menarik dong!). Apa yang sudah dijalankan
selama ini bisa diteruskan dan ditingkatkan kualitasnya. Teruslah membangun
komunitas yang pembelajar, menularkan dan memicu kreativitas kepada sekitar,
serta membudayakan membaca dan menulis dalam keseharian. Aku ingin diberi
kesempatan mencicipi keseruan & tantangan-tantangan Kampung Fiksi
berikutnya. Mau kan, berkenalan denganku (eh, karya-karyaku, Insya Allah) lebih
baik? Semoga lewat karya-karyaku nantinya Kampung Fiksi lebih mengenalku...
Hehe... Aku kangen berkarya bareng-bareng komunitas.
-Warga barumu,
@EuisSriNur.
"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, Bentang Pustaka, Stiletto Book dan Loveable."
Gutlak yaaaa....cakep postinganya ..
BalasHapusTerima kasih, Mbak Lies... :)
BalasHapus