Si Manis Aren yang Tak Terlupakan

gula semut
Dewasa ini orang cenderung sensitif mendengar kata gula atau pemanis. Pasalnya pola makan & gaya hidup yang tak sehat di jaman modern seperti sekarang telah mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan yang menjamur. Katakanlah diabetes contohnya. Kebutuhan orang untuk back to nature semakin urgent saja. Pun soal makanan, kini orang mulai merindukan bahan-bahan makanan organik alami nan sehat. Bicara soal pemanis, saatnya kini pemanis sehat alami menjadi pilihan menggantikan pemanis buatan.

Ada banyak jenis gula di pasaran. Selain gula pasir yang diproduksi dari nira tebu melalui proses penyulingan, ada pula berbagai jenis gula merah yang berasal dari tanaman palem seperti kelapa, siwalan, dan aren. Dari berbagai jenis gula itu saya ingin bercerita sedikit mengenai gula aren. Gula aren memiliki banyak kelebihan dibandingkan gula pasir ditinjau dari segi kesehatan.
Nilai Indeks Glikemik-nya lebih rendah daripada gula pasir. Selain itu kandungan nutrisinya lebih kaya karena produksinya tidak melalui proses penyulingan maupun pemutihan.
Arenga pinnata (wikipedia)

Gula aren atau arenga palm sugar dibuat dari nira pohon aren (Arenga pinnata) yang banyak terdapat di Indonesia. Nira aren diperoleh dari tandan bunga jantan, sementara bunga betinanya menghasilkan buah kolang-kaling. Masyarakat kita memproduksi gula dari nira aren secara tradisional yang diwariskan turun-temurun. Nira aren yang disadap itu dimasak dalam kuali besar di atas tungku & diaduk hingga pekat membentuk pasta, lalu dicetak. Ada yang cetakannya pakai batok kelapa, ada juga yang dikemas dalam mangkok-mangkok dari daun palma atau bambu. Ada pula gula aren yang diproses menjadi gula semut, yaitu gula aren berbentuk kristal atau bubuk. Karena proses pengolahannya juga alami, warna coklatnya alami & secara natural kaya akan kandungan beberapa jenis vitamin & mineral.
gula aren (wikipedia)

Gula aren asli rasanya lezat, manisnya terasa eksotis & tak lebay (Duh, bagaimana mendeskripsikannya ya?). Saya pernah mencobanya sendiri. Rasa manisnya berbeda dari manis gula pasir maupun gula merah yang biasanya ibu beli di pasar (saya tak yakin apakah itu gula merah kelapa asli ataukah dicampur-campur entah apa). Penampilan & warnanya coklat cerah & terlihat bersih dibanding gula merah pasar itu. Saya punya tante yang tinggal di daerah Salem, Brebes yang daerahnya pegunungan. Ketika berkunjung kesana, saya menyaksikan banyak pohon aren di kebun belakang perumahan penduduk sebelum menuju sungai. Dari dapur rumah penduduk yang terbuka, saya juga sempat melihat selewat proses pemasakan nira aren menjadi gula itu. Sayangnya, saat itu (berapa tahun lalu ya? lupa) saya tak sempat mengeksplor lebih jauh, bahkan fotonya pun tak punya. Mungkin itu sudah lama banget, ketika saya belum punya kamera. Ah, lain kali kalau berkunjung lagi ingin melakukan eksplorasi yang terlewatkan :).


Gula aren cocok digunakan sebagai pemanis alami untuk berbagai keperluan memasak atau bikin minuman. Sekarang ini gula aren sudah mulai dikembangkan menjadi produk pemanis alami yang dikemas ke dalam beragam jenis kemasan praktis. Contohnya produk Arenga Organic Palm Sugar yang menyediakan gula aren berbentuk gula cair & gula semut atau bubuk dengan kemasan praktis disesuaikan kebutuhan. Gula aren cocok untuk membuat berbagai jenis kue maupun penganan-penganan tradisional seperti dodol, bubur sumsum, pempek, kolak, bajigur, bandrek, dan lain-lain.  

source link
Pengalaman kuliner pribadi yang tak dapat saya lupakan salah satunya adalah bubur kacang hijau pakai pemanis gula aren. Saya merasa, bubur kacang hijau buatan nenek saya lebih enak dibandingkan burjo yang biasa dijual di luar. Sebab, burjo ala nenek lebih kental kuahnya sehingga rasa kacang hijaunya lebih maknyus. Sayang, kadang terlalu manis dari gula merahnya. Ketika pakai gula aren, saya merasa manisnya pas (enggak lebay itu loh). Makanan lain yang tak dapat dilupakan adalah sambal terasi goreng (lagi-lagi ala nenek). Sambal goreng ala nenek berbeda dari sambal-sambal lain yang dijual yang pernah saya cicipi. Khasnya adalah dari rasa manis gula merah diantara gempuran pedas cabai. Ketika gula merahnya pakai gula aren, duh... (glek...) kebayang lezatnyaaa... Bisa-bisa saya makan tiga porsi, hihi :D.
source link


Satu yang bikin saya penasaran adalah bagaimana kalau gula aren itu dipakai buat ngopi. Katanya nikmat, tapi saya belum mencoba. Sebagai tukang ngopi tiap pagi, saya sungguh penasaran... Namun mari sudahan dulu cerita gula arennya. makin kesini makin keroncongan perut saya ngebayangin yang lezat-lezat... :'(.
*BTW (ini nambahin), barusan saya beli kopi instan buat stok ngopi pagi, & baru ngeh bahwa  Brown Coffee yang selama ini saya konsumsi mengandung gula aren? Habis agak-agak memusingkan istilah-istilah gula ini. Brown sugar kan merujuk pada gula tebu juga, hanya proses pengolahannya tak disuling atau disuling parsial (menurut Wikipedia). Tapi di komposisinya memang tertulis mengandung gula aren... Jadi apa rasanya ngopi pakai gula aren semacam itu yah? Jadi tambah ingin membuktikan sendiri :D.



Komentar

  1. Di kota sangat mudah untuk mendapatkan gula aren ya jeng.tetapi tidak demikian halnya di kampung. Saya belum pernah mendengar ada toko yang menjual gula aren di kampung saya. Makanya penduduk menggunakan gula merah dari bahan tebu.

    Mantap juga artikelnya. Semoga berjaya dalam GA
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Gula aren merupakan tradisi peninggalan nenek moyang kita. Menggunakannya berarti memperkuat tradisi.
    Terima kasih ya Mbak Euis...

    BalasHapus
  3. @Pakde: Iya, Pakde. Di kampung saya juga jarang ada gula aren. Adanya yang umum gula jawa (gula merah) yang entah itu dari kelapa atau apa, kurang tahu. Sempat nyicip gula aren ya dapat dari daerah Salem itu saja...

    Terima kasih, amiin... Salam kembali dari Bandung:)

    @Evi:Iya Mbak... Saya semakin kagum saja sama kearifan lokal Indonesia... Terima kasih kembali :)

    BalasHapus
  4. Terima kasih sudah turut mendukung kontes blog Peduli Pemanis Sehat

    artikel sudah tercatat sebagai peserta ya mbak Euis

    BalasHapus
  5. Sama-sama Pak... Terima kasih :)

    BalasHapus
  6. Sip. Terima kasih infonya. Saya sudah bergabung :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Review Vimela 3in1 Moisturizer Cream, Pelembab Multi-benefit untuk Kulit sehat & Glowing