Balada Komputer & Anak Kimia
![]() |
image provided by stockvault.net |
Sedemikian cepat dan pesatnya perkembangan Teknologi Informasi waktu demi waktu, imbasnya terhadap kehidupan kita sehari-hari juga demikian kentara. Bisa dibilang kini keseharian kita sudah tak bisa lepas dari aplikasi teknologi informasi. Mulai dari komunikasi, akses informasi, berbagai proses transaksi, dan banyak kepentingan lainnya tak lepas dari teknologi informasi. Apa lagi sekarang ini ketika mayoritas orang tak bisa lepas dari genggaman sosmed. Ibaratnya produk-produk IT sudah nempel bak prangko di keseharian. Demikian halnya dengan Teknologi Komputer. Kalau dulu wujud komputer itu baru sebatas sosok PC bermonitor berukuran segede TV normal (bahkan TV pun ukurannya bisa mini sekarang mah), dengan aplikasi-aplikasi standar yang dikenal pengguna awam seputar MS.Word, Excel, & sejenisnya saja, sekarang ceritanya sudah lain sekali. Ini aku bicara teknologi komputer sebagai seorang awam ya (ketahuan gaptek :p). Kini banyak hal sudah dapat dikomputerisasi & masih terus dikembangkan aplikasinya ke berbagai bidang. Sisi positifnya teknologi ini sungguh banyak menolong demi berbagai kemudahan, termasuk untuk kepentingan kajian berbagai bidang ilmu.
![]() |
Contoh corat-coret tanganku |
Membaca judul postinganku bisa ditebak kalau tulisanku ini cerita personal yang ada hubungannya dengan komputer. Yups, aku ingin bercerita nostalgia tentang perkenalan pertamaku yang agak gaptek ini dengan sosok komputer (komputer yang itu lhoo... :D). Aku gak hafal sejarahnya komputer maupun sejarah penggunaannya di Indonesia. Yang jelas, sewaktu SMP (tahun 1998-2001) mesin tik masih umum digunakan. Sewaktu kelas 2 SMP aku terlibat sebagai OSIS seksi Mading (duh, jadi nostalgia... ^^). Di sekolahku, majalah dinding merupakan sesuatu yang penting (sering disoroti, apalagi tiap tahun selalu ada lomba mading antar sekolah se-yayasan. Dan sekolahku selalu berprestasi no.1 juara mading). Alhasil kami-kami tim redaksi yang tipikal stres dikejar deadline, sering melembur di sekretariat. Untuk konten tulisan, jempol bisa pegal-pegal mengetik pakai mesin tik. Untuk hiasan pinggir, berkreasi menggunting kertas warna-warni beragam bentuk. Banyak pekerjaan menggambar manual dilibatkan, baik untuk rubrik semacam kaligrafi, karikatur, vignet, juga sebagai hiasan goresan tipis untuk background body tulisan. Dulu semua serba kerjaan tangan. Bandingkan dengan sekarang. Menggambar pakai Corel Draw, teknologi desain grafis sudah berkembang. Meski begitu, saat itu di kantor sekolah sudah mulai ada komputer. Hanya penggunaannya sangat terbatas.
Sewaktu SMA (2001-2004), aku sangatlah gaptek. Dulu di sekolahku sudah ada lab komputer, tapi jumlah komputernya sedikit & ruangannya sempit. Alhasil, ketika pelajaran praktek sistemnya sekelas digilir 2 kelompok. Itupun baru memperkenalkan dasar-dasar penggunaan aplikasi Ms.Word. Tugas-tugas makalah mulai harus diketik komputer. Namun, karena lingkungan sekolahnya kawasan pesantren, alhasil cuma bisa ngantri jasa pengetikan komputer yang mulai marak. Tinggal bayar & tunggu jadi, meski akurasinya gak jamin seperti yang diinginkan. Jadi saat lulus SMA, aku masih berjarak & gagap pakai komputer.
Sewaktu SMA (2001-2004), aku sangatlah gaptek. Dulu di sekolahku sudah ada lab komputer, tapi jumlah komputernya sedikit & ruangannya sempit. Alhasil, ketika pelajaran praktek sistemnya sekelas digilir 2 kelompok. Itupun baru memperkenalkan dasar-dasar penggunaan aplikasi Ms.Word. Tugas-tugas makalah mulai harus diketik komputer. Namun, karena lingkungan sekolahnya kawasan pesantren, alhasil cuma bisa ngantri jasa pengetikan komputer yang mulai marak. Tinggal bayar & tunggu jadi, meski akurasinya gak jamin seperti yang diinginkan. Jadi saat lulus SMA, aku masih berjarak & gagap pakai komputer.
Tengah tahun 2004 aku memulai status mahasiswa di kota Bandung. Selamat datang di lingkungan serba teknik! Meski aku kuliah jurusan sains (bukan teknik), tadaaa... Pertama kali disuruh bikin laporan praktikum kimia yang DIKETIK, aku gelagapan... Nge-adjust layoutlah, bikin diagramlah, belum lagi ngetikin rumus-rumus kimia yg fontnya dikit-dikit pakai subscript macem-macem... Lamaaa banget ngedit-ngeditnya, sudah gitu itu numpang di komputer punya orang (untung pertama kali itu gak ngerental). Terus pas kuliah sains & lingkungan, dikasih tugas bikin IKLAN bertema lingkungan... Hadeuh, untunglah Bu Dosen ngasih opsi, boleh poster pakai aplikasi komputer, bikin video, maupun kreativitas gambar TULIS TANGAN. Tentu saja aku lebih memilih opsi terakhir :p. Syukurlah aku terbiasa suka menggambar & mewarnai, jadi nilainya gak kalah sama yang pakai teknologi :D. Selain itu ada tugas kelompok utk presentasi, pakai rekaman video lagi. Bersyukur itu berkelompok, jadi sekalian aku mengenal power point :D. Itu jaman aku mahasiswa baru, hehe... Kelihatan banget gapteknya aku dibanding teman-teman lain yang tampak sudah terbiasa sama komputer :(. Tapi toh semua mahasiswa tahun pertama dikasih kuliah wajib praktek dasar-dasar komputer dari Comlabs.
Selanjutnya, hari-hari sebagai mahasiswa membuatku semakin terbiasa bergaul sama si kompie. Sebelum punya kompie sendiri, aku jadi langganan rental komputer sekitar kosan maupun Comlabs di kampus. Ngerjain laporan praktikum, tugas, dsb menjadi rutinitas. Belakangan malah dapat kuliah yang "bikin gila" sebab tiap minggu harus ngumpulin puluhan jurnal ilmiah via email. Searching jurnal gratis sesuai topik aja udah perjuangan, lah ini jurnalnya harus unik pula gak boleh ada yang sama dengan teman. Sungguh ngabisin ongkos & waktu ke warnet :'(.
Lalu ada cerita perkenalan pertamaku sama internet. Meski sewaktu SMA ada Pak Guru yang ngenalin mesin pencari, namun saat itu aku cuma jadi penonton pasif bersama teman-teman. Masih ingat sewaktu Pak Guru "pamer" kecanggihan wikipedia. Ketikkan kata kunci tokoh atau tempat terkenal misalnya. Tring! Dalam sekian detik saja muncul informasi lengkap mulai dari sejarahnya, dll. Kebayang ekspresi kami di belakang punggung beliau: "Waaahhh...!" Terkesima sama canggihnya :D. Persentuhan pertamaku dengan internet yang sebenarnya terjadi dimulai dari kuliah pengantar kimia. Dosen menugaskan untuk searching MSDS (Material Safety Data Sheet) berbagai senyawa kimia. Soalnya MSDS ini sangat penting ketika berhubungan dengan senyawa kimia sehingga sangat ditekankan untuk selalu ngeprint bahkan mencatat MSDS bahan-bahan kimia yang digunakan sebelum praktikum. Dari kuliah itu pula aku memulai pengalaman memasuki warnet :D.
Selanjutnya, hari-hari sebagai mahasiswa membuatku semakin terbiasa bergaul sama si kompie. Sebelum punya kompie sendiri, aku jadi langganan rental komputer sekitar kosan maupun Comlabs di kampus. Ngerjain laporan praktikum, tugas, dsb menjadi rutinitas. Belakangan malah dapat kuliah yang "bikin gila" sebab tiap minggu harus ngumpulin puluhan jurnal ilmiah via email. Searching jurnal gratis sesuai topik aja udah perjuangan, lah ini jurnalnya harus unik pula gak boleh ada yang sama dengan teman. Sungguh ngabisin ongkos & waktu ke warnet :'(.
Lalu ada cerita perkenalan pertamaku sama internet. Meski sewaktu SMA ada Pak Guru yang ngenalin mesin pencari, namun saat itu aku cuma jadi penonton pasif bersama teman-teman. Masih ingat sewaktu Pak Guru "pamer" kecanggihan wikipedia. Ketikkan kata kunci tokoh atau tempat terkenal misalnya. Tring! Dalam sekian detik saja muncul informasi lengkap mulai dari sejarahnya, dll. Kebayang ekspresi kami di belakang punggung beliau: "Waaahhh...!" Terkesima sama canggihnya :D. Persentuhan pertamaku dengan internet yang sebenarnya terjadi dimulai dari kuliah pengantar kimia. Dosen menugaskan untuk searching MSDS (Material Safety Data Sheet) berbagai senyawa kimia. Soalnya MSDS ini sangat penting ketika berhubungan dengan senyawa kimia sehingga sangat ditekankan untuk selalu ngeprint bahkan mencatat MSDS bahan-bahan kimia yang digunakan sebelum praktikum. Dari kuliah itu pula aku memulai pengalaman memasuki warnet :D.
![]() |
image provided by Classroom Clipart |
Sesudah terbiasa sama kompie & internet, mulai terbiasa pula dengan berbagai aplikasi software. Mulai dari software antivirus, media player, aplikasi pengubah tampilan desktop, dll sampai software kimia. Misalnya untuk pemodelan bentuk geometri kristal padatan di kimia anorganik, fungsi gelombang di kimia fisik, & banyak lagi. Untuk mahasiswa tingkat akhir bahkan ada opsi bidang untuk skripsi berupa kimia komputasi. Aku sih jelas gak milih ini, hehe... Ini cocoknya buat mahasiswa kimia yang gandrung & ahli IT. Bahkan bidang biokimia yang kuminati juga ada biokimia komputasi. Tentu tak kupilih juga :D. Apalagi mengingat jaman tingkat akhir, laptop yang sudah mulai ditenteng para mahasiswa di kampus itu aku tak punya. Aku punyanya komputer di kosan, itupun sempat sekali kemalingan. Saat ngerjain skripsi malah sempat komputernya eror (udah sakit-sakitan) & numpang ngerjain di kompie teman (nasibmu!) :'(.
![]() |
pemodelan molekul |
Penelitian & skripsiku tentang DNA mitokondria manusia. Aku tak bisa membayangkan apa jadinya jika teknologi komputasi tidak ada. Bayangkan saja, genome DNA mitokondria manusia itu panjangnya sekitar 16,600 pasang basa. Bagaimana menganalisanya kalau tak ada teknologi komputasi? Kasihan para ilmuwan kalau tak ada teknologi komputasi... DNA mitokondria adalah salah satu bagian penting dari genom manusia yang pertama kali berhasil diurutkan (istilahnya sequencing). Itu baru DNA mitokondria, belum lagi DNA inti yang pada manusia ukurannya mencapai 3 miliar lebih pasang basa. Bisa ditebak, dalam mengerjakan skripsi aku sangat tergantung sama aplikasi software tertentu. Software itu khusus dikembangkan untuk pembacaan basa-basa nukleotida DNA yang terdapat dalam sampel yang dianalisa.
Itu cerita salah satu segi positif kemajuan teknologi. WOW banget efeknya ya :). Kalau diingat lagi, dulu aku malah sempat kepikiran pingin kuliah jurusan Ilmu Komputer atau IT :D. BTW ceritanya kepanjangan, padahal aku belum cerita soal handphone. Lagi-lagi, aku termasuk mahasiswa yang telat punya HP. HP pertamaku ukurannya segede gagang telepon rumah berukuran normal lho... Hehe. Warnanya hitam, jadi berasa pegang ulekan cobek :D.
*Tulisan ini diikutkan dalam:
tak apa-apa gaptek, asal terus mau belajar :)
BalasHapusIya. Teknologi bisa dipelajari. At least gak sampai ahli jg sekira sesuai kebutuhan masing-masing :)
BalasHapus"Dulu semua serba kerjaan tangan. Bandingkan dengan sekarang. Menggambar pakai Corel Draw, teknologi desain grafis sudah berkembang."
BalasHapusHArus pandai2 menghadapi perkembangan teknologi.
Makasih dah ikut GA-ku mbak... tercatat sebagai peserta... :D
Terima kasih, Pak... :D
BalasHapuskalau saya kenal komputer sejak smp kelas satu, waktu jaman-jamannya pake disket
BalasHapusdulu masih ngetik pake sebelas jari sekarang pun masih hehe
Oh, iya sama kalo begitu. Pertama kali kenal waktu SMP. Dan memang masih jaman pakai disket. Seiring waktu, menyaksikan sendiri perubahan jamannya ke flash disk :)
BalasHapus