Senyuman Kecil yang Besar
“Maka dia tersenyum dengan
tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo'a: "Ya
Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat-Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (QS An-Naml: 19)
Rindu
adalah senyummu yang menjelma udara
yang
bersembunyi dalam nafas-nafas
hal-hal
yang tak terlihat mata
di
antara cemaran asap dan debu-debu
Namun,
aku akan tahu
dari
gemerisik lembaran waktu
tentang
rindu yang terjawab
kematian
tentang
nafas yang menumbuhkan
kehidupan
![]() |
Source: Discover The Real Message |
“Senyummu mengalihkan duniaku”.
Itu iklan ya? Hehe, ada benarnya juga. Senyum memang punya kekuatan semacam
itu. Kala susah & cemas misalnya, senyuman mampu memberikan kekuatan &
ketenangan. Kala bete atau stres, senyum merupakan penghiburan yang bikin
rileks. Bayangkan pula rasanya deg-degan dan tegang menunggu ledakan kemarahan
guru killer, eh ternyata sang guru
malah tersenyum hangat namun menyejukkan. Plonggg rasanya. Senyum memang bisa mengalihkan dunia yang
suram menjadi cerah :).
Senyum itu terlihat sepele, namun
memiliki efek dahsyat. Senyum itu sehat & menyehatkan, bikin awet muda ^_^.
Senyum juga bahasa universal yang mendekatkan hati orang. Tidak heran senyuman tulus
mengundang kebaikan, sebab kita hafal betul bahwa senyum adalah ibadah. Ibadah
senantiasa berhikmah. Senyum adalah salah satu sedekah yang paling mudah. Meski
demikian, kita (saya kalee! :p) sering melupakannya.
Saya takut, senyum bakal menjadi
sesuatu yang langka pada akhirnya. Sebab, senyum yang dimaksud adalah “senyum
asli”, bukan senyum palsu, artifisial, komersial, sarkastik, maupun senyum “beragam
makna”. Yah, senyum jaman sekarang banyak variannya. Sama-sama senyum tapi
motifnya berbeda-beda di sebaliknya. Mengejutkan, senyum palsu bahkan mendapat
tempat & diberi nama resmi dalam kajian fisiologi ekspresi wajah. Ckckck...
Senyum palsu yang pakai kontrak itu dijadikan alat untuk tujuan komersial.
Misalnya untuk pelayanan pelanggan. Senyum begini biasanya malah tak sehat buat
pelakunya. Cuma topeng. Aduh, padahal dalam pekerjaan apapun senyum yang alami
dengan sendirinya punya kekuatan “menarik” & “menjual” yang orisinal.
Aneh-aneh aja...
Bicara tentang senyum, saya
keingetan & kangen sama lagu nasyid jadul yang satu ini. Lagu berjudul “Senyum”
dari Raihan. Waahh, sudah lama banget... Dari tahun kapan yaa lagu ini...? :)
Mendengar lagu ini selalu mengingatkanku
pada seseorang yang sangat keren dari jaman SMA. Buktinya fenomenanya tak
terlupakan hingga sekarang :D. Sewaktu camping,
karena kurang persiapan, pada saat acara api unggun kekurangan hiburan. Karena
tak ada yang maju, dia sendirian tampil spontan menyanyikan lagu Senyum ini.
Suaranya cukup bagus, namun teman-teman menyambutnya dengan, “Huuuu...” Saya
sangat sedih melihatnya :(. Padahal dia sangat menunjukkan tanggung jawab dan
kepemimpinannya pada camping ini.
Apa yang keren dari dia?
Akhlaknya! Dia seorang yang sangat-sangat sopan santun, menerapkan slogan 5S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun) yang diusung lagunya Tazakka bimbingan Aa Gym.
Setiap kali dia melewati sekelompok orang, siapapun itu, dia senantiasa membungkukkan
badan permisi. Karenanya, ada sebagian teman-teman sekolah yang bisa dibilang menganggapnya
lelucon, meski sebagian besar menaruh kagum & salut. Dia mendapatkan nilai
10 dalam pelajaran aqidah akhlak karena menerapkannya dalam kesehariannya. Tak
pernah ada yang mendapatkan itu sebelumnya. Kedengarannya sederhana, tapi toh “fenomena”
dia itu bahkan menjadi sesuatu yang “satu-satunya” diantara sekian banyak siswa
sekolah islami sendiri. Bagaimana ya, menyebutnya... Pokoknya beda. Meski
banyak orang terlihat baik dan alim, hati kita biasanya dapat membedakan
sendiri mana kualitas yang benar-benar alami & apa adanya, mana yang
kualitasnya kurang stabil di beberapa sisi. Apalagi yang artifisial. Hehe,
begitulah kira-kira.
Dengan senyum, seseorang akan lebih ringan dalam menghadapi sulitnya hidup. Senyum juga bisa memperlambat umur.
BalasHapusSalam dari Tangerang
Edi Padmono
Betul, Pak. Umurnya mah sama atuh, yang lambat penuaannya barangkali :D.
BalasHapusSalam kembali dari Bandung. Terima kasih sudah berkunjung & berkomentar :)
Iya, ingat sama nasyid ini. SAya punya kasetnya :)
BalasHapusSenyum memang ajaib, bisa bikin perasaan yang melihatnya menjadi senang ^_^
Saya dulu juga koleksi MP3-nya Mbak. Sayang, sudah pada hilang gara-gara PC maupun HP yang ada lagu-lagunya itu jg hilang :'(.
BalasHapusBetul ajaib. Terima kasih sudah berkunjung & komentar :)
untuk senyum hanya dibutuhkan 17 otot sedangkan untuk cemberut dibutuhkan 43 otot. hayu tebar senyum... tapi jangan senyum senyum sendiri ga da lawan. he3
BalasHapusAhahah, iyah. Udahmah sehat, juga gak capek yah senyum itu. Beda sama cemberut yg capeknya berlipat, fisik & mental :D.
BalasHapusKalo senyum sendiri tuh senyum yang dipertanyakan, hehe... *GakBolehKalahSamaOrangKurangWaras :P