Jalan Lurus (2)
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.” (QS Al-An’am: 153)
Tulisan ini sambungan Jalan Lurus(1).
Jalan lurus. Pikiran saya masih
bercabang lagi. Satu hal yang otomatis nyangkut di benak adalah bayangan kurva
garis lurus, yang nyambung sama fungsi aljabar linear sederhana. Kok bisa?
Entah, mungkin karena masa lalu saya banyak dijejali persamaan-persamaan
memusingkan yang ujung-ujungnya kabur bersama penyakit lupa :D. Jadi mari
membicarakan tentang persamaan sederhana saja, kalau berumit-rumit tak jamin
saya masih gak roaming :D.
![]() |
grafik fungsi linear |
Fungsi garis lurus lebih mudah
dan sederhana dibandingkan fungsi kurva lengkung, parabola, elips, lingkaran, trigonometri,
dsb. Makanya matematika mengenalkan fungsi garis lurus dulu sebelum yang lain-lain.
Terus apa hubungannya dengan jalan yang lurus? Ini mirip dengan yang saya tulis
di Jalan Lurus (1), bahwa jalan lurus sesungguhnya jalan yang mudah
(dimudahkan-Nya), namun kita manusia sukanya memilih berumit-rumit ria lewat
jalan berbelok-belok atau muter-muter. Firman-Nya, “Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang
bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya
(kepada jalan yang benar).” (QS An-Nahl: 9)
Linear Regression (wikipedia) |
Pernah dengar regresi linear?
Pasti tahu banget, apalagi yang suka bikin-bikin laporan statistik pakai microsoft
excel. Dulu saya sering bikin laporan praktikum yang pakai regresi linear.
Contohnya sewaktu percobaan di laboratorium tentang Hukum Lambert-Beer mengenai
penyerapan cahaya oleh larutan senyawa kimia berwarna. Hukum ini menyatakan
bahwa terdapat hubungan linear antara konsentrasi larutan dengan absorbansi
cahaya. Biasanya saya akan tersenyum puas kalau ketika pulang ke rumah ngerjain
laporan ternyata data-data eksperimen saya menghasilkan grafik yang relatif
lurus. Semakin gak akurat eksperimennya, semakin susah mendapatkan grafik yang
sempurna lurusnya. Data menclak-menclok sedikit sih hal biasa. Untuk kepentingan
perhitungan dipakailah regresi linear.
linear regression example |
Dalam regresi linear kita sangat
mempedulikan nilai R kuadrat. Semakin mendekati nilai 1, semakin baik
kecocokannya dengan garis lurus regresi. Bayangkan kalau datanya “aneh”,
titik-titik itu akan semakin geje menclak-menclok kemana-mana tak beraturan,
semakin jauh dari “tingkat kelurusan” yang diinginkan. Sama seperti kita
berharap jalan yang kita tempuh beneran jalan yang lurus, meski kenyataannya
mungkin seringkali kita keluyuran menyimpang dari jalan lurus itu. Semakin kita
berperilaku menyimpang jauh dari kebenaran, semakin sulit nantinya kalau mau
diluruskan.
Mau lurus itu susah ya, banyak
hambatan & tantangan yang mempersulitnya. Setidaknya setiap hari kita
mengulang-ulang do’a agar ditunjuki-Nya ke jalan yang lurus. Kita sudah tahu
jalan-Nya yang lurus itu jalan yang ideal, meski kenyataannya idealisme itu
seringkali sulit dicapai. Namun ketika kita sudah punya idealisme, adalah hal
niscaya untuk kita senantiasa berusaha mencapainya. Sama seperti para ilmuwan
merumuskan gas ideal. Kenyataannya, di alam ini perilaku gas tak ada yang
ideal. Namun berangkat dari situ mereka bisa ada arahan untuk mempelajari sifat-sifat
gas, juga melakukan aproksimasi untuk merancang model-model perhitungan yang
mendekati gas nyata. Misalnya model virial. Inget banget kuliah ini bikin
pusing berkeliling :D.
aaah gliyeng gliyeng kepala saya...wkwkwkk...lumayan jadi inget pelajaran kuliah dulu :D
BalasHapuskeep posting :)
Hahaha... gliyeng-gliyeng yah... apa tuh :p.
BalasHapusIya nih seru bikin tulisan disambung-sambungin sama pelajaran sekolah ato kuliah. Lumayan biar ga terlalu amnesia :D