Adillah & Pesan Imam Shamsi Ali




"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Maidah:8)

Membaca ayat ini saya jadi terkenang pada sebuah acara talkshow dan launching buku Imam Shamsi Ali pada 29 November 2013 lalu di GSG Masjid Salman ITB. Buku berjudul Imam Shamsi Ali:Menebar Damai di Bumi Barat ini ditulis oleh Julie Nava, berupa biografi sosok Imam Shamsi Ali, seorang Imam Masjid New York asal Sulawesi Selatan dan bercerita tentang kiprahnya di bumi barat itu. Meski sayang sekali saat itu tak menyimak dari awal acara, namun saya masih dapat menyimak sesi tanya-jawab yang tampaknya masih hot sekali.

Wacana tentang kiprah dakwah Imam Shamsi Ali di New York yang masyarakat muslimnya sendiri jelas-jelas sangat heterogen (belum lagi memperhitungkan masyarakat secara keseluruhan), menimbulkan antusiasme audiens untuk berdiskusi tentang kondisi masyarakat Indonesia. Seperti kita tahu, di negeri kita perbedaan-perbedaan yang ada dalam tubuh masyarakat muslim kita sendiri masih kerap memicu masalah yang kadang membahayakan persatuan umat. Belum lagi soal “prasangka” & toleransi antar-umat beragama di kita yang, jika mau direnungi lagi, masih patut dipertanyakan. Kemudian ada juga aksi-aksi provokatif kontra-produktif sejumlah oknum yang atas nama membela agama, cara dan aksinya itu malah jadi bumerang yang justru mencoreng wajah Islam di mata dunia. Tahu sendiri, sekarang internet sudah jadi mata dunia. 

Dalam perbincangan tentang hal-hal ini, Imam Shamsi Ali berpesan tentang sikap adil sembari mengajak kita berkaca. Apa kita sudah bertindak adil terhadap perbedaan-perbedaan yang ada? Terhadap saudara sebangsa yang berkeyakinan berbeda? Lalu terhadap sesama manusia secara keseluruhan, bahkan jika kita benci Yahudi misalnya? Kata beliau, ingatlah bahwa perintah untuk menegakkan keadilan ini berlaku tak hanya untuk sesama muslim saja, melainkan sesama manusia. Beliau juga secara tersirat mengajak kita untuk memperdalam pemahaman kita tentang Islam sendiri. Seperti apa Islam yang benar itu, seperti apa teladan Rasulullah SAW itu. Jangan lupa bagaimana kepemimpinan Rasulullah di Madinah dahulu dimana masyarakatnya juga heterogen. Tak hanya muslim, ada Yahudi & Nasrani juga. Beliau menegakkan keadilan buat semuanya.

BTW, siapa Imam Shamsi Ali? Saya belum baca bukunya. Namun sebagai sedikit gambaran, baik saya kutipkan sinopsisnya:
"Pascatragedi 11 September 2001, Islam di dunia—khususnya di Amerika Serikat—dilihat secara paradoks: sebagai sosok yang sangat menakutkan dan sekaligus mengundang rasa penasaran. Stigma buruk tentang Islam tersebut kerap kita jumpai dalam sebentuk ungkapan-ungkapan yang menyakitkan: Islam sebagai agama teror, antikemanusian, dan tidak menyantuni perbedaan.

Imam Shamsi Ali, Imam Masjid New York asal Sulawesi Selatan “hadir” untuk meruntuhkan mitos Islam sebagai sebuah ancaman global, khususnya ancaman bagi masyarakat Amerika. Ia mengenalkan sosok Islam yang ramah, moderat, dan rasional. Dengan gaya dakwahnya yang khas, ia banyak membantu masyarakat Amerika menemukan hidayah Islam. Bersama pemuka agama lain, ia juga menggagas gerakan dan diskusi interfaith—salah satu usahanya dalam “membersihkan-meninggikan derajat” Islam di mata dunia Barat.

Kiprahnya ini membuat imam yang pernah belajar di Pakistan ini menjadi salah satu pemimpin agama yang diundang oleh Presiden George W. Bush setelah momen 9/11. The Face of Islam adalah julukan yang didapatnya karena dianggap sebagai sosok yang mewakili karakter Muslim yang ramah dan toleran. Dia juga mendapat julukan The Unconventional Imam karena gayanya yang luwes serta mudah akrab dengan berbagai kalangan."

Komentar

Popular Posts

Novel Milea: Suara dari Dilan

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Review Sunscreen N'PURE Cica Beat the Sun