Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Belajar itu Jodoh Sehidup Semati #BackToSchool

Gambar
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS Luqman: 20) Belajar adalah satu-satunya aktivitas yang tak pernah ada kata lelah, takut, & sesal dalam kamus pikiran kita. Itu karena manusia dianugerahi akal yang berjodoh sama ilmu pengetahuan. Otak kita demikian kompleks & canggihnya, sampai-sampai kata Pak Habibie kalau dibikin komputer bakal butuh segede bola bumi ukurannya. Pantaslah manusia mampu jadi khalifah di bumi. Jika sesudah diberi-Nya potensi sedemikian besar kok berbetah-betah saja nongkrong dalam kebodohan (baca: malas belajar), artinya gak bersyukur dong, kebangetan.  Belajar itu tak sempit maknanya, tak harus formal melainkan merujuk pendidikan manusia secara universa

Irit Ala Bapak

Gambar
Jaman sekarang kita dibombardir serangan gaya hidup konsumtif ya. Mau berhemat tuh banyak tantangannya. Mulai dari belanja, pemakaian barang-barang kebutuhan rumah-tangga, sampai sekelas pemborosan energi & uang negara (ups!). Tapi kalau ngomong-ngomong soal irit di keluarga, tak bisa tidak keingetan bapak. Bapakku selalu menasehati untuk hidup irit. Eh, kalau dipikir-pikir lagi, inspirasiku nulis tuh seringnya ibu. Lagi-lagi ibu. Dih, jadi diskriminatif begitu deh. Okelah, untuk cerita irit ini aku mau “featuring” bapak. Hehe... source: pixabay.com Ini cerita nostalgia, jadul banget. Waktu itu aku masih SD, entah kelas berapa lupa. Ceritanya kita mau beli sepeda. Belinya agak jauh, ke Kuningan kota (atau ke Ciledug, Cirebon gitu ya? Aku sudah lupa). Kami tinggalnya di sebuah desa di Kabupaten Kuningan yang letaknya paling timur, perbatasan dengan Brebes, Jawa Tengah. Jarak rumah kami ke Kuningan kota perlu waktu tempuh sekitar 2 jam atau lebih kalau pakai mobil. A

Telur-telur Inspirasi Ngeblog

Gambar
“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Qur’an)." Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” (QS Al-An’am: 90) “Mah, Mah... Katanya istri itu harus berbaik-baik ke suami. Kok mamah sering cemberut sih sama bapak?” Hihih... Itu aku yang nanya, dulu sekali sewaktu masih polos :D. Ibuku senyum-senyum mendengarnya. Beliau tak lantas ngambek, “Tahu apa kamu? Ngomong mah gampang...” :P. Hehe, sebabnya beliau tahu, begitulah ilmunya. Perkara sulit mengaplikasikannya tak lantas membuat ilmu itu jadi salah. Justru itulah fungsi ilmu, ngasih tahu yang seharusnya. Kalau tak mengamalkan malu jadinya. Meskipun yang ngomong belum tentu bisa mengaplikasikannya, ibuku tak marah :D. Ini sudah hari ke-30 Januari ya. Artinya H-1 ending event ngeblog #1Hari1Ayat . Aku sangat berterima kasih kepada Mbak Prima, lewat event

Guru: Sang Pemberi

Gambar
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu [188] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Ali Imran: 18) [188] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu . Guru. Profesi ini sungguh mulia, & sangat berat tanggung jawabnya. Apalagi di era sekarang ketika pendidikan generasi muda bangsa menghadapi rintangan yang semakin njelimet saja. Apapun bidang keilmuan yang dipelajari seseorang, pendidikan moral tetap menjadi prioritas. Ini terbukti dengan kondisi jaman sekarang, ketika moralitas tampak seperti terseok-seok tertinggal jauh di belakang intelektualitas. Hasil bacaan & renungan saya bagaimanapun juga tak terlepas dari konsep pendidikan Islam. Karena saya seorang muslim, mau dipikir jungkir-balik juga bagi saya pendidikan ideal adalah yang merujuk Al-Qur

Teka-Teki Air Mata

Gambar
“dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis ,” (QS An-Najm: 43) Air mata adalah puisi. Penuh teka-teki. Butir-butirnya seperti bait-bait singkat yang menyimpan ragam cerita. Seperti puisi & kata-kata, air mata mengandung makna yang bisa mendua, bahkan multitafsir. Hanya saja air mata bisa pendiam, bahkan bisu. Kadang ia berbicara, kadang tak cerita apa-apa kecuali sedikit saja. Air mata bisa serupa kuburan yang menyimpan rahasia, sejarah singkat atau panjang, bahkan kearifan manusia. Air mata seperti puisi hujan yang titik-titiknya meneteskan kesedihan, kegembiraan, rindu yang lengang, misteri kesunyian dalam bebunyian, juga tasbih & zikir semesta. Manusia terlahir dengan puisi, setidaknya tangisan adalah puisi pertama kita. Begitulah dosenku pernah berkata. Apakah aku terlalu puitis? ^_^. Air mata memang puitis, kukira. Seperti halnya ada berbagai jenis puisi berikut nuansa yang dikandungnya, air mata banyak jenisnya juga. Ada air mata

The Best

Gambar
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS Al-Kahfi: 7) Yang terbaik. The best . Dalam tata bahasa, kata sifat baik itu bertahta di piramida tertinggi tingkatan perbandingan. Tak cuma baik, lebih baik, apalagi kurang baik. Tak heran kita sering dengar kalimat motivasi, “do your best!” , lakukan yang terbaik yang kau bisa. Sementara kata “better” , lebih baik, seringnya teriring dalam do’a atau harapan, seperti: “I hope you’ll be better” , “semoga bisa lebih baik ya...”. Meski ada juga kalimat perintah atau himbauan, “make it better”, buatlah yang lebih baik. Tapi kok kalimat itu sugestinya ke arah perkataan bos, pimpinan, guru atau dosen yang nyuruh tugas yang kita kerjakan untuk direvisi ya... hehe. Saya kira, kata “ best ”, “terbaik”, lebih cocok untuk motivasi & dijadikan prinsip melakukan segala sesuatu, selama lingkupnya kebaikan. Terlep