Hikayat Pertemuan


: An-Nur

Tentang hikayat pertemuan dan perpisahan
dalam diri. Dalam ruang. Dalam waktu
Bukankah kita pernah begitu mengenal satu sama lain
dalam tahun-tahun yang kelabu?
Angka-angka rontok dalam kalender
menelurkan inci demi inci jarak
mengepak hati dalam peti-peti berkunci
Jejak karat menandai musim yang berganti-ganti
Seperti lembaran kitab yang dulu kita tulisi
Kata-kata menguning dalam pengasingan
sesunyi hijaiyah dalam perkhalwatan
Di dalam kardus usang yang bertumpuk di pojokan
di persemayaman debu yang terlupakan
Ada kenang-kenangan yang sepi
terpenjara sendiri.
Apakah itu lantai yang kehijauan
masih membingkai ribuan bayangan
kelebat kain-kain yang menghijab
segala beda dan pergantian?
Pertemuan singkat ini adalah cermin purba
yang kau peluk dalam tubuh yang menua
Di ambang pintumu aku berkaca
Ada diriku yang dahulu
tanpa belenggu waktu

Begitulah, aku tamu asing kali ini
dan kutinggalkan kau sekali lagi
dalam bingkai lukisan tanpa kenangan
yang hanya kupandang dalam jarak sekian
Jadi di situlah kau berdiri
menggumamkan hafalan yang sama dalam diam
Di kepalaku, hijaiyah masih terkunci
Debu usang masih duduk menyendiri


*Bandung, November 2013

Komentar

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Puisi Sapardi, Acep Zamzam, & Bulu Kuduk [Wishful Wednesday #2]