kehilangan & kekangenan
Aku sedang merindui dunia literasi.
Kini aku 'kehilangan komunitas' dan aktivitas yang berbau literasi yang dulu sempat aku cicipi (hanya) sedikit. Yang tersisa sekarang adalah: aku hanya seorang pembaca. Pembaca pasif, lagi. Ya, aku masih terus membaca buku, yang antriannya tak pernah habis, namun sebatas itu. Dalam hal ini aku hanya konsumen. Ini kurang seimbang tentu saja, sebab selaiknya buku itu seperti makanan. Tak mengenyangkan memang, namun sejatinya buku itu seperti bahan bakar, yang dicerna untuk kemudian menghasilkan tenaga. Energi.
Kini aku 'kehilangan komunitas' dan aktivitas yang berbau literasi yang dulu sempat aku cicipi (hanya) sedikit. Yang tersisa sekarang adalah: aku hanya seorang pembaca. Pembaca pasif, lagi. Ya, aku masih terus membaca buku, yang antriannya tak pernah habis, namun sebatas itu. Dalam hal ini aku hanya konsumen. Ini kurang seimbang tentu saja, sebab selaiknya buku itu seperti makanan. Tak mengenyangkan memang, namun sejatinya buku itu seperti bahan bakar, yang dicerna untuk kemudian menghasilkan tenaga. Energi.
Pengalaman membaca semestinya memantik percik-percik inspirasi atau ide untuk kemudian ditetaskan dalam wujud tulisan yang ber'isi'. Yang saat ini terjadi justru tidak seperti itu :(. Kenapa ya, kok sepertinya aku kehilangan daya untuk MENULIS? Padahal, baterainya sih ada. Mungkin aku kehilangan charger-nya? Hah, ngomong apa aku ini... Malah kayak lagi ngomongin Hp low-bat... :p
Dari bacaan yang kubaca, aku bahkan tak bisa bikin review yang bagus. Hanya satu-dua yang aku buat reviewnya, itu pun sebenarnya bukan review, hanya komentar-komentar kecil subjektif yang dipublish di situs Goodreads. Mau bikin puisi pun, sepertinya aku sudah semakin berjarak. Hasilnya, hanya bait-bait amatiran. Tak ada yang menggedor-gedor alam spiritual--spiritual? masih jauh kalee-- yah, alam psikisku, atau pun menggema-gema ruang lengang dalam diriku. Halah, lebay :P.
Aku sedang membuka-buka dan mengintip sedikit buku-buku yang kupunya dan belum dibaca, sebenarnya. Buku-buku itu tebal-tebal. Ada juga sih, yang tipis. Aku bertanya-tanya kapan aku bisa menyelesaikan baca seluruh antrian yang tampaknya bakal terus bertambah ini. Topiknya beragam. Dan menarik. Sangat menarik. Aku lantas jadi berpikir, bagaimana mereka melakukannyaaa? Bagaimana para penulis itu menuliskannya? Apalagi mereka yang menulis non-fiksi dan berdasar pada referensi-referensi yang begitu bejibun dan menulis opini dengan kritis? Somehow I'm envious... Yah, aku jadi kepengen juga, bisa jadi penulis hebat seperti itu :D.
Dan kapan terakhir kali aku menulis? Rasanya sudah lama... Apalagi yang berupa tulisan opini (emang aku pernah nulis itu? :p). Tiba-tiba aku kangen (latihan) menulis lagi... Apa pun. Diary? Asal nggak yang ala bocah ingusan aja :D. Memoar singkat-singkat juga tak apa, rekaman kata-kata tentang makna-makna yang coba kuterka, mungkin, lintasan penafsiran pribadi atau kontemplasi akan kejadian
sehari-hari yang teralami? Apa pun lah. Koar-koar di blog ga jelas malah sepertinya yang sering aku tulis :p. Tapi aku memang kangen pada tulisanku yang kontemplatif (ada gitu? Ada kok, setidaknya menurutku :D), meski masih dangkal, mungkin. Yah, setidaknya (lagi-lagi!) aku ingin mencoba lagi.
Tadinya ada rencana untuk memisahkan tulisan 'koar-koar'ku untuk kusimpan di Multiply-ku yang terbengkalai saja. Tapi sepertinya nasib blog ini memang seperti inilah, tampungan tulisan gado-gado tempatku berekspresi saja. Tak ada yang serius. Tapi aku serius untuk diriku sendiri.
sehari-hari yang teralami? Apa pun lah. Koar-koar di blog ga jelas malah sepertinya yang sering aku tulis :p. Tapi aku memang kangen pada tulisanku yang kontemplatif (ada gitu? Ada kok, setidaknya menurutku :D), meski masih dangkal, mungkin. Yah, setidaknya (lagi-lagi!) aku ingin mencoba lagi.
Tadinya ada rencana untuk memisahkan tulisan 'koar-koar'ku untuk kusimpan di Multiply-ku yang terbengkalai saja. Tapi sepertinya nasib blog ini memang seperti inilah, tampungan tulisan gado-gado tempatku berekspresi saja. Tak ada yang serius. Tapi aku serius untuk diriku sendiri.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini