Alkisah...

Alkisah, sebatang pohon tegak berdiri
di sepetak tanah yang mengandung hikayat sebutir benih
dan sepetak tanah yang mengubur cerita daun-daun yang gugur
dari rerantingnya sendiri.
Begitulah ia menyaksikan waktu memainkan slide-slide perjalanan
episode kehidupan-kematian dirinya yang diam-diam
bertumbuh diasuh sepetak rahim dan pemakaman yang jadi rumah
segala keajaiban sihir musim yang berputaran

Alkisah, sebuah laut memendam gelombang
tanda tanya ombak yang pecah di tepian
kaki langit yang sebiru bayang lautan
Udara menyimpan cerita di balik awan-awan
tempat titik-titik dirinya bercermin bersama angin
Titik lautan mengembun, bayangnya terpantul menjadi tetesan
hujan yang berjatuhan
Begitulah ia menyaksikan dirinya menjauh lalu jatuh
ke dalam dirinya sendiri, dan ke dalam diri yang lain

Alkisah, waktu ingin bercerita tentang dirinya sendiri
Waktu menyelinap dalam cerita pepohonan
Waktu turut berenang dalam kisah lautan
Waktu mengukir sejarah dirinya sendiri
dalam jejak-jejak
perputaran musim
dan siklus hujan
Waktu mengabadikan dirinya sendiri
dalam slide-slide perjalanan
dan kenangan

Alkisah, waktu tak kenal lelah bercerita
dan menua
Kisahnya tercatat, kapanpun ia ingin membaca dirinya sendiri
sebuah auto biografi
bernama usia


*Bandung, 10-16 Juni, 2012
 

Komentar

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Puisi Sapardi, Acep Zamzam, & Bulu Kuduk [Wishful Wednesday #2]