Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Gadis Jeruk

Gambar
Gadis Jeruk: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan by Jostein Gaarder My rating: 4 of 5 stars Ini buku ke-enam Jostein Gaarder yang kubaca. Masih ciri khas Gaarder, tokohnya anak lelaki berumur 15 bernama Georg Roed, dan melibatkan cerita dalam surat. Georg menerima sebuah surat yang ditulis ayahnya sebelum meninggal dari 11 tahun yang lalu. Dalam surat itulah ayahnya bercerita tentang Gadis Jeruk. Masih (atau memang selalu?) bertema filosofis, kali ini isu yang dikemukakan agak meremangkan bulu kuduk, sebenarnya. Mengenai sebuah pilihan berat, dan kesadaran bahwa kita di dunia ini, dalam dongeng yang menakjubkan ini, suatu saat akan tercerabut dari dalamnya, berhenti memainkan peran di dalamnya, dan berpisah dari tokoh-tokoh lainnya yang kita sayangi dan cintai. Ada begitu banyak cara melihat keagungan kehidupan ini. Di antaranya, bisa lewat jalur filosofis, ketika segala yang ada tak diabaikan tanpa pemaknaan mendalam; bisa lewat celah sains, ketika pengetahuan membuka rahasia k

Alkisah...

Gambar
Alkisah, sebatang pohon tegak berdiri di sepetak tanah yang mengandung hikayat sebutir benih dan sepetak tanah yang mengubur cerita daun-daun yang gugur dari rerantingnya sendiri. Begitulah ia menyaksikan waktu memainkan slide-slide perjalanan episode kehidupan-kematian dirinya yang diam-diam bertumbuh diasuh sepetak rahim dan pemakaman yang jadi rumah segala keajaiban sihir musim yang berputaran Alkisah, sebuah laut memendam gelombang tanda tanya ombak yang pecah di tepian kaki langit yang sebiru bayang lautan Udara menyimpan cerita di balik awan-awan tempat titik-titik dirinya bercermin bersama angin Titik lautan mengembun, bayangnya terpantul menjadi tetesan hujan yang berjatuhan Begitulah ia menyaksikan dirinya menjauh lalu jatuh ke dalam dirinya sendiri, dan ke dalam diri yang lain Alkisah, waktu ingin bercerita tentang dirinya sendiri Waktu menyelinap dalam cerita pepohonan Waktu turut berenang dalam kisah lautan Waktu mengukir sejarah dirinya sendiri dalam jejak-jejak perput