Rintik Hujan Dibalik Jendela
Bunyi rintik hujan di balik jendela
mengusik telinga seumpama nyanyian lama
yang sering kaudendang kala meninabobokan aku, Ibu
di buaian usang tempat aku menyimpan ribuan rahasia
mimpi-mimpi yang tercipta dari rangkaian senyuman yang hanya
kita berdua yang tahu
Kenapa bunyi hujan, Ibu, yang membungkusku dalam kesenyapan
tanda-tanya
Seolah titik-titik dirimu berjatuhan di kaca jendela
mengetuk dunia kecil yang kian mengurungku waktu demi waktu
Mengusikku meski gelap malam melarutkan
pandanganku ke dalam cangkir-cangkir kopi instan
yang tandas kuteguk tiap pagi tanpa sisa.
hanya setetes sesal yang menempel di dasarnya.
Tetabuhan hujan, Ibu
Iramamu yang mengusik kesadaran dari lamunan panjang
bayang-bayang buram yang terbingkai
dibalik cermin yang biasa kugunakan buat berdandan.
Nyanyianmu, Ibu
semakin kudengar dalam rintik hujan
yang mengembun di jendela
dan menderas di pelupuk mata
Bandung, 29 April 2012
mengusik telinga seumpama nyanyian lama
yang sering kaudendang kala meninabobokan aku, Ibu
di buaian usang tempat aku menyimpan ribuan rahasia
mimpi-mimpi yang tercipta dari rangkaian senyuman yang hanya
kita berdua yang tahu
Kenapa bunyi hujan, Ibu, yang membungkusku dalam kesenyapan
tanda-tanya
Seolah titik-titik dirimu berjatuhan di kaca jendela
mengetuk dunia kecil yang kian mengurungku waktu demi waktu
Mengusikku meski gelap malam melarutkan
pandanganku ke dalam cangkir-cangkir kopi instan
yang tandas kuteguk tiap pagi tanpa sisa.
hanya setetes sesal yang menempel di dasarnya.
Tetabuhan hujan, Ibu
Iramamu yang mengusik kesadaran dari lamunan panjang
bayang-bayang buram yang terbingkai
dibalik cermin yang biasa kugunakan buat berdandan.
Nyanyianmu, Ibu
semakin kudengar dalam rintik hujan
yang mengembun di jendela
dan menderas di pelupuk mata
Bandung, 29 April 2012
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini