Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Habibie: Kecil tapi Otak Semua

Gambar
Habibie: Kecil Tapi Otak Semua by Andi Makmur Makka My rating: 4 of 5 stars Really like it. Sejak awal, buku ini memang memaparkan potongan-potongan pengalaman menarik BJH yang diambil dari rentang masa yang cukup panjang, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, ketika menjadi mahasiswa dan bekerja di Jerman, hingga ketika masa pengabdian beliau di tanah air, saat menjabat sebagai menristek dan memerintah sebagai presiden ke-3 RI. Tidak disusun secara kronologis, melainkan dikategorikan berdasarkan tema yang berkaitan. Meski demikian, karena kategori tema pertama memuat tentang Masa Kecil, Mahasiswa, dan Dirantau, awalnya aku sedikit greget karena begitu sedikit informasi mengenai kisah hidup BJH pada masa tersebut yang terceritakan. Kenyataannya, aku ingin tahu lebih banyak. Aku merasa, penggalan-penggalan cerita yang disajikan di bagian awal-awal itu biasa saja, tak terlalu mengesankan. Yah, aku terlanjur tertarik dengan pribadi tokoh negara yang satu ini. Lain kali aku harus membaca

Filosofi Kopi

Gambar
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade by Dee My rating: 3 of 5 stars Pada suatu ketika, entah tahun berapa sudah lupa, aku pernah mengintip isi buku ini, membaca satu cerpennya, yakni Filosofi Kopi yang juga jadi judul buku ini hingga tuntas, di toko buku Gramedia Jl. merdeka sambil berdiri. Kala itu, banyak orang memperbincangkan karya Dee ini sehingga bikin aku penasaran, dan setelah baca cerpen itu aku cukup terkesan. Tetapi aku tak pernah berkesempatan mengintip cerpen-cerpen lainnya maupun prosa-prosa selebihnya yang ada di buku ini. Saat itu aku merasa, buku ini kelewat mahal untuk ukuran "sebuah buku tipis". Aku menunggu dan menunggu hingga saatnya harganya "lebih bisa diajak kompromi", eh tahunya sampai sekarangpun, 6 tahun berlalu sejak peluncuran perdananya pada 2006, harga buku ini tetap tak bergeming. Malah kali ini diterbitkan oleh Bentang dengan wajah sampul baru dan iming-iming bonus preview sekuel seri Supernova episode Partike

The Blind Owl

Gambar
The Blind Owl: Dunia Retak Sang Pecinta by صادق هدایت My rating: 2 of 5 stars Seperti kata review temen-temen lain, ini novel emang suram banget. Secara tulisan sih bagus menurutku. Meski temanya suram dan bacanya seram, tetapi gaya penulisan Sadeq Hidayat ini cukup puitis. Diksi-diksinya lumayan bagus. Terjemahannya juga enak. Tetapi sayangnya itu ya temanya aku ga suka. Sadeq Hidayat disini terlalu terobsesi dan memuja kematian dan memandang kehidupan dengan full pesimistik. Tak mengherankan sebenarnya mengingat penulis yang satu ini sudah dua kali mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri, dan berhasil pada usahanya yang kedua itu. Memang sisi kelam kehidupan dan penderitaanlah yang disampaikan di karya yang disebut-sebut sebagai masterpiece-nya ini. It was ok. Memang bagus ketika dia mengupas hal itu. Secara sastra juga banyak dipuji. Tapi buatku ini tak seimbang ah. Toh hidup juga punya dua sisi, bahkan banyak sisi. Tak seluruhnya sekelam itu... So, secara kesel

Berhenti Sejenak di Dunia Anak-anak

Gambar
Suatu hari di bulan januari. Aku tengah mengalami saat-saat ketika lingkunganku sekali lagi mencoba mengubahku menjadi orang lain. Aku pernah mengalami ini sebelumnya di sebuah lingkungan lain. Kala itu, ketika kurasa diriku sudah cukup terlalu banyak "diubah" --yah, mungkin tepatnya belum diubah, tapi sudah cukup membuat diriku tak tahan dengan gejala perubahan yang semakin jelas-- aku sampai pada pemikiran bahwa aku harus segera melangkah, menjauh, pergi dari situ. Itu karena jelas-jelas aku tak berhasil melindungi diriku sendiri dari pengaruh luar yang menyerang. Tetap tinggal disana hanya akan semakin menguatkan perubahanku menjadi orang lain. Jika sudah begitu, aku khawatir aku takkan bisa mengenali diriku sendiri dan membuatku menjadi lebih asing lagi. Ketika sekali lagi kualami ini, aku tengah demikian lelah. Lelah dan merasa rapuh. Emosi menguasai diriku. Bukan sebaliknya. Aku mulai melihat diriku yang asing. Ini gejala seperti yang kualami dulu. Sebuah pemikiran