Adriana

Adriana: Labirin Cinta di Kilometer NolAdriana: Labirin Cinta di Kilometer Nol by Fajar Nugros
My rating: 3 of 5 stars

Apa hubungan cinta dengan sejarah? Sekilas memang ga nyambung, tapi begitulah ramuan yg tersaji di buku ini.Novel tentang cinta, dengan bahasa yang kocak banget ala "anak muda jaman sekarang", tapi terbilang unik karena jalan ceritanya dibangun dengan teka-teki sejarah yang bertebaran. Dialog-dialognya kocak banget, sampai bikin aku senyum-senyum sendiri di bus :D. Demi janji ketemuan aja, tokoh-tokohnya dibawa pada misteri teka-teki yg harus dipecahkan.

Kupikir, baik juga buku ini, inti ceritanya sih ringan, hanya agak dibuat rumit dengan misteri teka-teki yg terus bermunculan itu. Baik karena membacanya menambah pengetahuan (pengecualian bagi mereka yg udah jago sejarah ya ^^) tentang sejarah bangunan-bangunan yang ada di jakarta khususnya. Beberapa fakta sejarah yg jarang mengemuka juga disinggung di buku ini. Sejarah bangunan-bangunan seperti: Stadhuisplein (Museum Fatahillah), Patung Pancoran, Patung Arjunawinaya, Patung Hermes, Patung Thamrin, tentang Soekarno, dll dimuat di buku ini terkait dengan teka-teki yang harus dipecahkan.

Awalnya, aku optimis bisa memberi 4 bintang untuk buku ini, tapi urung karena setelah terus dibaca sampai tuntas aku menjadi berubah pikiran. Sesampai di ending, ada gumaman di benak: hanya begini saja...? Keunikan lain buku ini yaitu cara penyajiannya yang terbagi menjadi dua bagian, satu bagian dimana peristiwa-peristiwanya dipandang oleh sudut pandang tokoh Mamen, sedang 1 bagian lagi memakai sudut pandang Adriana. Ini memang menarik, tapi sayangnya narasi bisa terjebak menjadi terasa membosankan ketika ada satu peristiwa yang persis sama, diulang lagi dengan sudut pandang orang yang kedua, dengan tanpa memberikan penyajian yg berbeda. Hal seperti ini akhirnya menjadi pengulangan saja, sehingga agak sedikit terasa bosan mambacanya.

View all my reviews

Komentar

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Puisi Sapardi, Acep Zamzam, & Bulu Kuduk [Wishful Wednesday #2]