Membicarakan Paradoks

Semalam saya menyimak sebuah pembicaraan menarik yang diangkat oleh klub studi ECF (Extended Course Filsafat) fakultas filsafat Unpar. Awalnya saya belum tahu apa topik yang akan dibahas. Namun, mendengar bahwa pembicara yang akan hadir adalah seorang Putu Wijaya, seniman terkemuka itu, saya langsung tertarik untuk hadir. Dan demikianlah, di tengah kepusingan yang sedang melanda saya akhir-akhir ini, saya sempat berseloroh kepada seorang rekan, “Habis ini saya mau datang ke kursus filsafat ah, refreshing… Refreshing dengan filsafat…” Ujar saya sambil nyengir. Rekan saya mengerutkan kening, “Malam ini? Refreshing kok sama filsafat…”. Dia tahu saya sedang sangat pusing dengan tugas-tugas saya. Dan dia, seperti kebanyakan orang pada umumnya, tentu menganggap filsafat sebagai sebuah subjek yang kurang cocok untuk dijadikan bahan “refreshing”. Lagi pula saya setengah bercanda, sebab saya sendiri tak tahu banyak tentang filsafat dan tak ada ide apa yang akan dibicarakan Putu Wijaya nantiny