CHAOTIC

Di pelataran sepi, waktu seperti seutas benang panjang yang tak henti kupintal darinya kelak kujahit nama-nama Ada namamu, tentu saja, yang kuharap terjahit paling rapi diantaranya Di pelataran sepi, pagi terajut sendiri siang dan malam terjalin sendiri Di celah-celah anyaman hari coba kuintip namamu yang belum juga usai Tak kunjung usai, sampai aku tak sabar dan kutinggalkan mesin jahitku Saat aku kembali, di pelataran sepi waktu seperti benang panjang kusut yang sulit kuurai lagi Kulihat jahitan namamu terbengkalai Dan harus kumulai lagi semuanya dari awal Di pelataran sepi, aku pucat dan masai memandangi waktu yang seperti benang acak-acakan aku tak bisa mengguntingnya Bagaimana harus kujahit namamu kembali? Kubiarkan waktu mengacak-acak diriku *Bandung, 22 Maret 2010