Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2009

Tentang Ibu

Gambar
(I) Malam ini aku berpikir tentang puisi. Lalu kau menjelma dalam imaji. Bunda. Rinduku tak cukup kuungkap dalam kata-kata Lebih dari puisi itu sendiri, Ibu. Kaulah rindu. (II) Ibu. Kini rindu tak lagi berupa Hari-hari tanpamu adalah keabstrakan rasa. Air mata tak lagi berarti suatu apa Hanya mozaikmu yang terhanyut arus waktu Kunamakan ini rindu. Rindu tak berupa. yang tak dapat kueja lewat kata-kata Ibu, tentangmu Kata-kata tercerabut sudah dariku puisi menghilang dari sentuhku Selalu Ibu, aku rindu. Hanya itu. -Mom's day moment- 21 Des 2009

Membaca TRttE: Belajar dari Kisah Heroisme Mongolia

Gambar
The Road to the Empire by Sinta Yudisia My rating: 4 of 5 stars Cool... It Charged up our spirit and reminded us to recheck our own life vision and destination. For what we live our life right now? Have we been right on the track? Have we made our best struggle to achieve it? This is My review: Sekali lagi penulis produktif jebolan FLP, Sinta Yudisia, menyumbangkan buah karyanya bagi dunia literasi Indonesia. The Road to the Empire, novel setebal 586 halaman ini hadir menyemarakkan khazanah novel Indonesia dengan mengusung kisah heroisme Mongolia pasca Jenghiz Khan. Sebuah fenomena menggembirakan setiap kali gebrakan kreativitas penulis kita mewarnai kanvas wahana penerbitan buku di negeri ini dengan warna kreatifnya sendiri. Sebab, keberagaman ‘warna’ di industri kreatif apapun, termasuk penerbitan buku, menjadi semacam ‘nyawa’ penanda kreativitas yang benar-benar hidup. Sebaliknya, fenomena keseragaman ‘warna’ justru membuat kehidupan kreativitas tersebut patut dipertanyakan. Sejat