Eksitasi

Ramadhan menyusupi tubuh,
Menyusuri peluh, mewarnai ruh
Menyusupi ruang, menyusuri waktu,
Mewarnai seluruh
Siapa yang mencumbui sumbu
Titik pusat atmosfer itu?
Cahaya tak lagi milik separuh waktu
Setiap detik ada energi
Adakah jiwa yang mengabsorpsi?
Untuk sebuah eksitasi
Lambungkan makna eksistensi
Ah, betul Ramadhan kan jua pergi
Dan cahaya kembali termonopoli
Lalu atmosfer ternetralisir lagi
Adakah yang saat kembali ke keadaan ini
Menabur jejak spektrumnya sendiri?


Bandung, 17 Oktober 2008

Komentar

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Mencapai Impian dalam Mengelola Keuangan Secara Efektif dan Efisien

Puisi Sapardi, Acep Zamzam, & Bulu Kuduk [Wishful Wednesday #2]