KCB (Book 1)
My review
rating: 2 of 5 stars
Akhirnya kelar juga aku baca novel ini. Kalau memang mau dibandingkan sama Ayat2 Cinta sih emang bagusan Ayat2 Cinta, menurutku. Ceritanya agak terasa datar pas di awal2. Baru setelah setengah buku, mulai ada tegangnya. Memang, ceritanya didominasi tentang lika-liku cinta para tokoh mahasiswa & mahasiswi Indonesia, seputar Azzam, dkk. Tidak terlalu unik ide ceritanya. Tapi meskipun begitu, aku rasa
tema yang diangkat cukup sering terjadi juga, sehingga justru bisa jadi bahan pencerahan. Pencerahan yang ditawarkan dari novel ini antara lain mengenai self motivation, kesucian diri & hati, mengenai tetap adanya campur tangan Tuhan dalam takdir kehidupan, dan tentu saja soal manajemen hati saat bersentuhan dengan cinta dan segala problematikanya, serta... apa lagi ya? Baca aja deh, temukan sendiri. Banyak yang bisa diambil buat kita renungi.
Secara halus Kang Abik juga menyelipkan kaidah-kaidah dalam ilmu fiqih dan tauhid dalam kehidupan sehari2, dan tentu saja tidak ketinggalan dari Al-Qur'an dan Hadits. Jadi, dengan membaca novelnya saja sebenarnya secara tidak langsung kita tengah menyimak sedikit bahasan ilmu yang biasanya terdapat dalam kitab-kitab yang biasa dipelajari di pesantren. Memang, harus kuakui, di awal2 cerita sih selipan ini kurang terasa halus, terlalu panjang kali ya. Dilihat dari kesederhanaan ide dan gaya menulisnya, mungkin secara sastra Kang Abik memang tidak terlalu istimewa (hal ini disinggung dalam prolog novel Ketika Cinta Bertasbih, yang, menurutku sebagai prolog terlalu panjang). Tapi, yang menonjol dari penulis seperti Kang Abik memang lebih kepada semacam tujuan, manfaat yang bisa pembacanya dapatkan dari karya-karyanya.
-Bar baca buku ke-1 nya aja. Pengen baca yang ke-2nya, tapi kurang nafsu... (halah!)
Mau ikut audisi pemeran film KCB? hehe... kali aja. Daftar online: http://www.filmketikacintabert...
View all my reviews.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini