Melukis Bunda

Melukis wajahmu, Bunda
Dibalik tirai kelabu hari-hariku
yang kian menghitam oleh kerak rindu
Menghitung tanya kapankah masanya
aku sampai padamu

Melukis senyummu, Bunda
yang tak kunjung usai tercipta
Karena ruang imaji tak lagi bercelah
tertutup semua oleh resah yang tak usah
Hitam-putih,
Kugurat hitam kala berharap putih menjelma
dirimu
...

Terlukis hadirmu, Bunda
Seperti hari-hariku dahulu kala
Terlukis senyummu, matahari hari-hari
Lalu hilang saat kuterjaga
lagi
...
...
Ternyata
Mimpi itu indah ya, Bunda

Komentar

  1. dear euisry,

    membaca bunda adalah membaca yang tak terkata
    melukis bunda adalah melukis tak terwarna
    menerka bunda adalah menerka yang tak terhingga

    rindu kata
    rindu warna
    rindu tak terkira
    karena Tuhan menggambar cinta
    lewat kangen kita pada Bunda

    Jakarta, 28 April 2008

    BalasHapus
  2. Dear Bintang Kecil,

    sehelai daun rindu bunda buat anda:
    http://duniaparagraf.blogspot.com/2008/04/kanvas-kasih-dan-pigura-cinta-tuhan.html

    salam, hansor

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Novel Milea: Suara dari Dilan

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Review Sunscreen N'PURE Cica Beat the Sun