Langit Kala Hujan
Kala hujan aku titipkan tanya pada basah,
Adakah langit muntah?
Sebab mulas isi perut bumi
yang terus diaduk bagai adonan roti
Di sela gemuruh guntur aku sisipkan tanya
pada dingin yang menusuk
Adakah langit terbatuk?
Sebab asap rokok mengudara
Dari knalpot, kotoran pabrik, asap mesiu, asap hutan
Dari bakaran hingga ledakan
Terlubangi paru-parunya
Aku mengulang tanya masa kanakku tentang gerimis,
Adakah langit mengangis?
Oleh kematian bumi, kali ini
Sejak hijau kehidupan habis terkikis
Dan warna-warni gedung tinggi telah sudi menjadi
Nisan yang mengamini
Dan kala hujan membanjir, kilat menyambar dan gelegar petir
Aku mendengar ketakutan pada tanya seorang bocah,
Adakah langit marah?
Kost, Akhir Januari 2008
Adakah langit muntah?
Sebab mulas isi perut bumi
yang terus diaduk bagai adonan roti
Di sela gemuruh guntur aku sisipkan tanya
pada dingin yang menusuk
Adakah langit terbatuk?
Sebab asap rokok mengudara
Dari knalpot, kotoran pabrik, asap mesiu, asap hutan
Dari bakaran hingga ledakan
Terlubangi paru-parunya
Aku mengulang tanya masa kanakku tentang gerimis,
Adakah langit mengangis?
Oleh kematian bumi, kali ini
Sejak hijau kehidupan habis terkikis
Dan warna-warni gedung tinggi telah sudi menjadi
Nisan yang mengamini
Dan kala hujan membanjir, kilat menyambar dan gelegar petir
Aku mendengar ketakutan pada tanya seorang bocah,
Adakah langit marah?
Kost, Akhir Januari 2008
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini