Menanti Pelangi



Kita sama t’lah mengecap hangat mentari

Renangi percik sinarnya yang ceriakan hari
Kita merayu awan sesekali
Biar hujan kembali
sembunyi. Lalu kita sembunyi seperti hujan
yang kita usir
Mentari yang bara itu telah tenggelamkan kita
Di kolam peluh yang menjelma telaga
Tapi kita tak bisa terus berpura
Memulas asa tentang sebuah hasrat yang sama
Di tepi telaga itu kita merajut rindu yang satu
Dalam lamunan panjang yang terpampang:
Ada kita disitu, telaga yang dilayari sebuah perahu
Ada lengkung disitu, seperti alis bidadari yang dipulas warna-warni
Ini rindu itu, pelangi yang selalu hadir di lembar-lembar mimpi


Ini rindu, atau mimpi? Atau khayal, atau ilusi?
Sedang hujan masih sembunyi
Hanya mentari yang kita senyumi
Maka kita masih disini
Menanti pelangi yang tak jua tampakkan diri


2 Des ‘07

Komentar

Popular Posts

Novel Milea: Suara dari Dilan

The Lorax Film: Kisah Kota Plastik Tanpa Pohon

Berguru kepada Emak-emak KEB