Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau Aku bukanlah orang Bandung. Kota ini bukanlah kota impianku sewaktu dulu aku hendak merantau untuk kuliah. Saat itu aku tak tahu, bahwa 11 tahun kemudian, saat ini, aku masih berada di kota ini, dan ia telah menjadi rumah. Yah, meski bertahun-tahun tinggal di Bandung ini bertitel sebagai anak kos :D. Kini aku tahu, bahwa aku termasuk ke dalam lingkaran mereka yang datang ke Bandung, jatuh cinta padanya, dan enggan pergi lagi darinya *Tsaahh… Bandung bagiku... by Pidi Baiq Bertahun tinggal di Bandung, jejak kenangan yang ditorehkannya dalam cerita kehidupanku tentu tak terhitung. Jika aku harus menceritakan sebuah kenangan tak terlupakan tentang Bandung, hm… Terlalu banyak malah bingung. Baiknya kuceritakan sebuah kenangan yang masih segar di ingatan tentang sebuah perjalanan. Cerita ini bertanggal 26 Desember 2015, di suatu hari sabtu long weekend, dalam suasana liburan pasca natal jelang tahun baru.
Mencapai impian finansial merupakan tujuan yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Namun, tak semua orang berhasil mencapainya karena berbagai faktor seperti pengeluaran yang tidak terkontrol atau kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang tepat. Dalam mengelola keuangan, diperlukan kesadaran dan disiplin dalam pengeluaran serta investasi. Tanpa kedua hal tersebut, pencapaian impian finansial akan sulit dicapai. Tips Mencapai Impian Dalam Mengelola Keuangan Mengelola keuangan dengan baik adalah kunci untuk mencapai impian finansial. Namun, seringkali kita kesulitan mengelola keuangan karena berbagai faktor seperti pengeluaran yang tidak terkontrol atau kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang tepat. Untuk itu, yuk simak tips berikut. 1. Menentukan Tujuan Keuangan yang Jelas Langkah pertama dalam mencapai impian finansial adalah menentukan tujuan keuangan yang jelas. Tujuan tersebut dapat berupa membeli rumah , mempersiapkan dana pensiun, atau membayar hutang
Saya mendeklarasikan diri sebagai pecinta puisi. Namun, jika itu harus dibuktikan dengan koleksi buku-buku puisi, ternyata koleksi buku saya tidak membuktikan ini. Tahu sendiri, buku-buku puisi di ranah penerbitan Indonesia pasarnya masih bisa dihitung jari. Mungkin karena itu genre buku yang satu ini kalah semarak oleh genre novel fiksi. Akibatnya, banyak para penyair yang memilih jalur penerbitan buku indie untuk mempublikasikan koleksi puisinya. Tak heran jika mencari buku-buku puisi karya para sastrawan kita yang terkenal sekalipun tidak semudah melirikkan mata di toko-toko buku. Jadi, ini hari rabu. Ketemu lagi sama Wishful Wednesday , yang bagi saya, baru minggu ke-2. Kali ini saya ingin bercerita tentang buku puisi yang saat ini paling saya idamkan. Jika itu puisi, dan saya sebut nama Sapardi, ah siapa yang tak kenal puisi Hujan Bulan Juni dengan Aku Ingin-nya yang terkenal itu? Sepertinya banyak orang bahkan hafal di luar kepala penggalan puisinya yang bicara cinta sesed
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini