Pencarianku
Kuterjebak dalam gelap
Kuterperangkap dalam senyap
Kutersekap dalam hampa tak berjejak
Kutersesat dalam ruang sunyi tak berjarak
Aku ingin menangis kala suara hati berteriak dari jauh
Sampai di telingaku seperti sayup bisikan angin yang membelai
Mencoba memanggilku pulang
Dan aku ingin pulang meski aku tak jua beranjak
Meski kucoba menapak jalan yang tak henti kau tunjukkan
Tapi tak jua aku menemukanmu
Kubertanya adakah perjalananku ini masih jauh
Selangkah lagi aku di depanmu, begitu selalu jawabmu
Aku melangkah, dan belum juga mendapatimu
Meski kudengar lirih suaramu seperti berbisik di telingaku
Kau dimana?
Aku dimana?
Ingin kupercaya bahwa kita tak berjarak
Tapi di sini adalah entah
Jarak dan waktu mungkin tak lagi berarti
Tereliminasi oleh kenyataan ruang yang tak lagi berdimensi
Ah, kita dimana?
Maksudku, aku dimana, kau dimana?
Karena kenyataannya kau tak ada
Aku sendiri di sini
Mencoba menemukan jalanmu dalam gelap tak bertepi
Aku ingin mencapaimu, segera
Tapi apa? Apa yang membuatku tersekat dari realita?
Mengapa kau membiarkanku sendiri kala aku tak berdaya?
Padahal kau tak jemu membimbingku dalam pencarianku
Mengapa tak kau raih saja tanganku,
Seret aku, tak mengapa
Karena itu membuatku menemukan dirimu
Lalu aku tak peduli lagi pada sisa gelap yang mesti kuarungi
Sebab menemukanmu adalah sebuah bagian dari rangkaian pencarianku
Kebersamaan itu yang kan menenangkanku dari resahku
Aku pun dapat mengenalmu diantara misteri yang menyelimuti
Kau siapa?
Kita dimana?
Aku tak kan bertanya lagi
Penghujung Oktober, 2007
kam masih ada aku dan mereka
BalasHapusMaksudnya apa nih, Mas Ichal? Ga ngerti =(
BalasHapus