Salahku
Jangan hujani petak-petak hati
Karena rinai yang menitik menghunjammu bagai jarum-jarum
Hujan air mata itu terbetik dari gelegar petirku
Padahal aku hanya ingin melecut langit barang sekejap, biar retak oleh serat-serat bunga api
Barangkali aku hanya hendak menguak sepetak langit yang keluasannya tak tergapai, tersaput awan-awan misteri yang belum kumengerti
Tapi nyatanya telah koyak sepetak hatimu,
lalu aku memendam perih yang sama
Aku ingin berbagi empati atas titik-titik peluhmu,
pun air matamu
Tapi lidah ini nyata membeku saat harus kunyatakan pengakuanku
Lalu maaf itu masih terbingkai rapi dalam balok es yang dingin
… Pa, akankah kau memaafkanku?
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini