Petiklah Dawai Jiwaku

Petiklah dawai jiwaku

Aku ingin dendangkan untukmu lagu-lagu

Tentang canda, tentang tawa, tentang luka, tentang rindu

Tak peduli kau anggap semua hanya nada-nada yang tak perlu

Biarlah kau namai aku pengamen jalanan yang tak laku

Aku hanya ingin menghibur dunia semampuku

Berpalinglah lagi, jika memang jemu atas semua ini

Aku tak memaksamu untuk menjadi sok nyeni

Aku hanya ingin belajar untuk menata hatiku sendiri

Memahami dunia yang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri

Petiklah dawai jiwaku

Aku ingin menari di atas kakiku sendiri

Belajar menghayati gerakan awan di bawah lengkung pelangi

Tak peduli kau anggap semua hanya teater konyol yang sepi

Aku hanya ingin memaknai keindahan dengan caraku sendiri

Berpalinglah lagi, jika memang kau tak jua mengerti

Aku tak memaksamu ‘tuk bersandiwara dalam sandiwara

Aku hanya ingin rasakan tarian ilalang dibuai angin sabana

Menurut kemana angin berhembus tanpa tercerabut dari akarnya

Petiklah dawai jiwaku, dan berpalinglah

Aku malu mengajakmu bernyanyi atau menari

Aku hanya ingin berkarya lewat kenanganku bersamamu

Maukah kau?

Bandung, 29 Juni 2007

Komentar

Popular Posts

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Puisi Sapardi, Acep Zamzam, & Bulu Kuduk [Wishful Wednesday #2]

Manfaat Bekerja Sama dengan Digital Marketing Agency Indonesia untuk Bisnis