Ms. Jutek vs Mr. Reseh

Judul Buku: Ms. Jutek vs Mr. Reseh

Penulis: T. Andar

Tebal Buku: 265 hlm

Penerbit: TUNAS Publishing, Jogjakarta 2006

Ms. Jutek? Mr. Reseh? Siapa tuch? Ternyata mereka adalah sepasang makhluk ajaib, ups… sepasang kakak-adek yang ajaib tepatnya. Ms. Jutek cocok untuk menggambarkan sosok sang kakak, cewek tentunya, sedangkan Mr. Reseh cocok banget buat ngegambarin sosok sang adek, yang cowok tentunya. Tentu penggambaran ini dirasa jauh lebih cocok lagi sebagai apa yang dilihat oleh masing-masing kakak beradik tersebut ketika mereka melihat satu sama lain lewat kacamata pikiran mereka masing-masing. Halah, kok ribet amat ya? Intinya, apa yang membuat mereka ajaib? Tentu saja sebetulnya tidak ada yang ajaib, kecuali tingkat ketidak-akuran mereka yang melebihi standar dan angka kejahatan, eh, kejahilan mereka satu sama lain yang di atas rata-rata, serta adat berantem mereka yang seringkali kambuh setiap harinya. Kenyang sudah mereka kena marah sang Bonyok, dinasehati macem-macem, bahkan sang Bonyok sendiri sebetulnya mungkin sudah terlalu bosan terus-terusan mengadili kedua anak tersayangnya untuk gara-gara kesalahan mereka yang sama: lagi-lagi karena mereka berantem. Tapi, Sandra, yang jika di rumah suka dipanggil Nona, dan Rengga, yang jika di rumah suka dipanggil Duke, tak pernah jera. Tak bisa tidak dalam sehari saja dua makhluk elok ini ribut. Biasanya, Nona sewot gara-gara hal-hal menyebalkan yang dilakukan oleh Duke. Lalu terjadi perang mulut, dan Duke selalu berhasil meledek Nona sampai Nona bener-bener kebakaran jenggot. Karena ga bisa membalas, Nona tidak akan segan-segan memukul Duke pake tongkat baseball sampai wajah Duke lebam! Berita bagusnya, Duke ga pernah ngebales Nona, iyalah, Nona kan cewek. Kalo sampai Duke ngebales, bisa-bisa Nona tewas, soalnya Duke itu kuat banget.

Sandra atau Nona adalah cewek yang masuk kategori cantik dan cerdas. Di sekolahnya, Nona punya teman akrab bernama Mila. Di samping itu, ada juga si Ketty, cewek centil di kelasnya yang entah kenapa selalu memusuhi dan ngiri terhadap Nona. Nona lebih suka memanggilnya si kucing kurus, atau si Ketty Ketek. Dan tentu saja Nona juga punya gebetan, seorang cowok cool yang jadi asisten pelatih basketnya yang bernama Bayu. Tapi mereka tidak terlalu saling kenal, beda kelas sih. Selain itu, bukan hanya Nona yang kesengsem sama Bayu, tuh cowok emang idaman cewek-cewek di sekolahnya. Jadi, meski suka, Nona tidak kecentilan tepe-tepe ke Bayu, cuma mendem di hati aja, dan curhat ke Mila tentunya. Pernah dia keceplosan cerita ke Duke, dan hasilnya… Nona nyesel! Duke malah lagi-lagi menggoda dan meledeknya!

Sedangkan Duke adalah cowok yang guanteng banget, tinggi, atletis, uh… pokoknya banyak cewek suka padanya, tapi Duke cuek banget. Seperti kata Nona, Duke lebih suka pacaran sama Drum! Ya, Duke selalu menghabiskan waktu luangnya buat latihan maen Drum. Dia punya grup band, bahkan menurut Duke, ada salah satu temen band-nya yang bernama Angga suka sama Nona. Tapi Nona boro-boro tertarik, dia malah berpikir pasti semua temen-temen Duke aneh kayak Duke, ga asik. Yang paling bikin sebel Nona, dia selalu kalah sama Duke. Semua orang suka Duke. Menurut Nona, Duke itu setampan Tuxedo bertopeng, seseksi Lagolas, sepopuler Superman, dan secerdas Einstein. Dan 1 lagi, semenyebalkan Duffy Duck, pokoknya sekacau Dennis the Menace deh. Dia juga kebanggaan bonyok, dan kalau mereka berdua sedang dimarahin bonyok, bonyok terkesan selalu lebih membela dia daripada Nona. Nona sebel banget jadinya. Satu hal yang bisa Nona menang dari Duke barangkali hanya rambutnya yang hitam seperti rambut nyokap. Duke sendiri rambutnya coklat, nurun bokap yang orang Spanyol, padahal dia pengen rambutnya hitam.

Nona sendiri heran kenapa Duke bisa senyebelin itu baginya. Kadang-kadang, dia ngerasa kangen dengan Duke yang dulu, dulu mereka akur, 7 tahun lalu.

“Dulunya dia sahabat gue, adek gue. Tapi sejak dia ngerusakin boneka Barbie gue, dan gue ngambek berat, tiba-tiba dia berubah nyebelin 1000%.”

-- Sandra

“Sandra selalu bilang kalo gue nggak tau siapa dia. Salah besar! Gue tau betul siapa dia! Dia yang justru nggak tau siapa gue…!”

-- Duke

Nona bener-bener kesel ketika dia datang ke pestanya anak-anak basket yang menang pertandingan, Duke muncul di sana, bikin kacau dan malu Nona dihadapan semua teman-temannya, termasuk Bayu. Belum lagi ditambah keesokan harinya dia terlambat sekolah gara-gara kejadian malam itu dan dihukum karenanya. Nona bertekad untuk membalas Duke. Sepulang sekolah, kesempatan itu muncul tanpa diduga. Dan niat Nona buat ngejahatin Duke berjalan sempurna. Dia menaruh paku-paku di belakang ban mobil Duke biar Duke ga bisa kemana-mana. Dan Duke bener-bener marah dibuatnya. Tapi justru itulah yang Nona inginkan. Tapi ternyata… kali ini Duke marah sungguhan! Bagaimana tidak, dia mau berangkat ikut audisi yang udah dia tunggu-tunggu, yang sekarang kacau gara-gara ulah Nona. Mereka perang mulut dengan sengit, sampai Nona menampar muka Duke, lalu memukul hidung Duke pake tongkat baseball sampe berdarah, dan… kali ini Duke ngelempar kunci mobil ke dahi Nona sampai berdarah. Lalu… Nona meledakkan sumpah serapah yang, nampaknya nyelekit di hati Duke. Duke diam… Nona ingin minta maaf, tapi dia ga sudi. Lalu Duke pergi tanpa ngomong apa-apa…

Nona ngerasa tak enak hati dengan kejadian ini. Keinginannya baru saja terkabul. Dia berhasil membuat Duke speechless… dan dia pasti terluka banget. Tapi Nona ga ngerasa seneng seperti yang dulu selalu dia bayangin. Semua itu belum cukup. Tiba-tiba bonyoknya menceritakan sesuatu yang ga mau didengarnya. Kenyataan bahwa ternyata Duke bukanlah adek kandungnya, melainkan anak pungut dari panti asuhan yang tak jelas asal-usulnya, benar-benar membuat Nona shock. Dan ternyata Duke tahu itu sejak lama. Rasa bersalah Nona semakin menjadi waktu tak berapa lama kemudian Duke mengalami kecelakaan parah. Dia koma beberapa hari.

Segera segalanya menjadi berbeda. Semua berubah. Ternyata semua pikiran Nona tentang Duke semuanya salah! Hati Nona semakin teriris saat tahu kalau Duke ternyata manis banget, udah ngelakuin hal-hal yang nunjukkin dia sayang banget kepadanya.

Oh, Duke… akankah kau sembuh?

Tenang… tenang… jangan nangis dong… akhirnya happy ending kok, meski tentunya lebih ngena kalau baca sendiri novel ini. Gue suka sama paragraf penutupnya:

Yah… gue rasa ini salah satu cerita peri. Semuanya berakhir nyenengin! Sama kayak apa yang selalu gue inginkan. Semuanya baik-baik aja dan gue suka kayak gitu. Semua orang bahagia, dan itulah yang selalu gue inginkan. Sebuah cerita dengan akhir bahagia.

Oh iya, ada kalimat Duke yang nyentil juga:

“Lo salah kalo lo pikir Nyokap sama Bokap lebih sayang sama gue. Lo tau… setiap orang tua pasti akan bersikap kayak gitu. Mereka akan bersikap lebih manis sama orang lain. Lihat aja lo… lo nggak akan semanis ini kalo lo nggak tau kalo sebenernya gue bukan adik kandung lo. Nyokap dan Bokap juga kayak gitu. Mereka memperlakukan gue dengan manis karena gue nih orang lain. Tapi ada satu hal yang nggak pernah bisa gue ubah. Di hati mereka… lo selalu jadi yang nomor satu!” (Hal.185)

Bisa dikatakan ini novel teenlit yang nggak melulu ngomongin love and love. Bosen tau…! Yang satu ini lain… yah, meski ada juga sih, tapi sebagai bumbunya aja kok. Seperti kata punggung bukunya, biar nggak senewen mikirin cinta melulu, elo-elo kudu baca deh novel keren ini. Biar elo-elo pada ngerti kalo hidup ini bukan cuma soal love dan ngedate, tapi ada yang jauh lebih besar maknanya!

Komentar

  1. Aku udah cari2 novel ini tapi lom ketemu,kira2 ada yg jual ngga ya?

    BalasHapus
  2. waduh, kurang tahu... Ini novel teenlit nemu gak sengaja, bertahun lalu di suatu pameran buku. Sudah lama sekali.

    BalasHapus
  3. aku pernah baca novel ini pas SMP (sekarang umurku dah 27), punya kakaknya teman. sekarang mau nyari tapi gak nemu2. ada dalam bentuk pdfnya gak ya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu kala mampir di sini

Popular Posts

Novel Milea: Suara dari Dilan

Mozaik Bandung: Liburan yang Kacau & Jalan Panjang ke Pondok Hijau

Review Sunscreen N'PURE Cica Beat the Sun