Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2007

Lirik Lagunya Outlandish

Ini adalah lagu yang tak sekadar lagu, benar-benar dalam sekali maknanya membuat kita merenung akan keegoisan diri dan keacuhan kita terhadap saudara-saudara kita khususnya di Palestina. Sebenarnya sudah cukup lama juga aku mendengar lagunya Outlandish ini, dan begitu dengar aku langsung suka. Pertamanya, jelas karena irama lagunya yang menurut kupingku “ enakeun ”. Biasanya, aku suka dengerin musik berdasarkan kecocokannya dengan kupingku, tak peduli jenis musiknya apa. Kuakui, kadang ada juga lagu yang aku suka padahal liriknya sama sekali tidak aku sukai, atau malah tak tahu artinya karena berbahasa asing. Sebaliknya, banyak lagu yang liriknya menurutku bagus, tapi irama lagunya sendiri tidak aku suka. Untuk yang ini, terpaksa aku jadi ga suka dengerin lagunya. Sama halnya dengan lagu Outlandish ini, awalnya aku suka aja dengerinnya. Sedangkan isinya sendiri, cuma samar-samar aku tahu kalau isinya tentang Palestina. Maklumlah, listening bahasa inggrisku kan masih payah, jadi

Apa yang Kau Baca?

Langkahi setiap jengkal tanahku Jelajahi semak belantara, rimbaku Susuri lekuk pantai, lautku Jamahlah, galilah, bacalah Dan kau jamah aku hingga pelosok-pelosok jiwaku Kau gali aku hingga cangkulmu yang lelah amblas jauh ke dalam perutku Tapi aku bertanya-tanya apa yang kau baca? Kau langkahi aku di atas bilah-bilah kaki yang tegak menjejak Dan kau tantang matahari di atas kepala itu Kau jelajahi aku hingga tersingkap sudah tirai-tirai yang menghalangmu maju. Dan kau benar-benar maju ke hadap mentari yang mulai tenggelam itu Kau susuri aku hingga kecipak air semakin terdengar jauh Dan kau merasa cukup dengan suara nyanyian-nyanyian merdu Aku bertanya-tanya apa yang kau baca? Kau tak lagi menengok jejak-jejak barang sejenak Begitu sibukmu hingga kepalamu terpahat di angkasa dan lupa menunduk. Tumbukkan pandangmu ke arah borokku yang menganga Begitu hanyutmu dalam lagu merdu hingga tuli dari jerit hausku. Kering tenggorokan yang memanggil-manggilm

Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Gambar
Sebuah buku yang unik karya kolaborasi penulis novel best seller Dunia Sophie, Jostein Gaarder, dan Klaus Hagerup. Begitu membaca sinopsisnya aku langsung tertarik untuk membeli buku ini. Dan syukurlah, ternyata isinya bagus dan tidak mengecewakan. Sebagai penggemar buku aku begitu tergelitik dengan paragraf terakhir yang tertulis di sinopsisnya. Apa katanya? “… Tetapi buku ini tidak sesederhana itu, buku ini juga berisi cerita detektif, cerita misteri, perburuan harta karun, petualangan ala Lima Sekawan, Astrid Lindgren, Ibsen, Klasifikasi Desimal Dewey, Winnie The Pooh, Anne Frank, kisah cinta, korespondensi, teori sastra, teori fiksi, teori menulis, puisi, sejarah buku, drama, film, perpustakaan, penerbitan, humor, konspirasi… Masih juga tidak tertarik? (Haaahhh?) Baca komentar ini: ‘Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan.’ – Ruhr Nachrict” Begitulah, maka aku tertarik. Buku ini terbagi ke dalam dua bab. Bab 1 : Buku-surat, bab 2: Perpustakaan

Ms. Jutek vs Mr. Reseh

Judul Buku: Ms. Jutek vs Mr. Reseh Penulis: T. Andar Tebal Buku: 265 hlm Penerbit: TUNAS Publishing, Jogjakarta 2006 Ms. Jutek? Mr. Reseh? Siapa tuch? Ternyata mereka adalah sepasang makhluk ajaib, ups… sepasang kakak-adek yang ajaib tepatnya. Ms. Jutek cocok untuk menggambarkan sosok sang kakak, cewek tentunya, sedangkan Mr. Reseh cocok banget buat ngegambarin sosok sang adek, yang cowok tentunya. Tentu penggambaran ini dirasa jauh lebih cocok lagi sebagai apa yang dilihat oleh masing-masing kakak beradik tersebut ketika mereka melihat satu sama lain lewat kacamata pikiran mereka masing-masing. Halah, kok ribet amat ya? Intinya, apa yang membuat mereka ajaib? Tentu saja sebetulnya tidak ada yang ajaib, kecuali tingkat ketidak-akuran mereka yang melebihi standar dan angka kejahatan, eh, kejahilan mereka satu sama lain yang di atas rata-rata, serta adat berantem mereka yang seringkali kambuh setiap harinya. Kenyang sudah mereka kena marah sang Bonyok, dinasehati macem-macem,

LOST IN TELEPORTER

Gambar
Judul buku : Lost in Teleporter Penulis : Tria Barmawi Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005 Tebal buku : 23 cm, 312 halaman Sebuah novel sci-fi yang mengambil setting futuristik, bercerita mengenai kisah cinta Dewey, seorang pemuda yang tengah menjelang masa pernikahannya. Ide cerita ini sungguh unik, kehilangan hidung! Ada-ada saja. Memang, cara penulis menyampaikan cerita juga kocak, ditulis dengan gaya santai dan rileks. Membaca novel ini membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Bahasa yang digunakan begitu mengalir, lancar, cerdas dan luwes sehingga tidak membosankan. Di samping itu, pemaparan mengenai sisi sains dan teknologinya juga ringan dan mudah diikuti. Rasanya pembaca yang tidak begitu familiar dengan istilah-istilah teknologi yang digunakan didalamnya juga tidak akan kesulitan mengikuti pemaparannya. Penulis juga menyertakan keterangan untuk istilah-istilah tersebut. Fokus teknologi yang dipaparkan

Peter & Penangkap Bintang

Gambar
Judul Buku: Peter dan Penangkap Bintang (diterjemahkan dari Peter and The Starcatchers) Penulis: Dave Barry & Ridley Pearson Penerjemah: Maria Masniari Lubis Tebal buku: 492 hlm, 19,5 cm. Penerbit: Qanita, Bandung 2007 Peter, bersama keempat orang teman-temannya, James, Prentiss, Thomas, dan Tubby Ted, adalah anak-anak yatim piatu dekil yang terbiasa melalui hari-hari yang membosankan di Panti Asuhan bagi Anak Lelaki Terlantar St. Norbert. Pada hari itu mereka berlima berangkat diantar Tuan Grempkin menuju sebuah kapal di pelabuhan. Mereka merasa cemas karena untuk pertamakalinya mereka akan melakukan perjalanan jauh dengan berlayar, tidak diberitahu tujuannya kemana. Tuan Grempkin yang ringan tangan menyerahkan mereka kepada Tuan Slank, wakil komandan kapal yang akan mereka tumpangi. Dan mereka segera menyadari bahwa Slank juga tak jauh berbeda dengan Grempkin, bahkan mungkin lebih sadis. Dan disinilah mereka, di Never Land. Sebuah kapal tua yang kondisinya sung

Perjalanan

Usai perhentian singkat Perjalanan selepas senja yang menua Mencoba membaca tanda yang terpahat pada gulita Di sepertiga malam yang kedua Membaca tanda, menghayati makna… Masih jua tabir yang sama menyamarkan segala Hingga sentuhan fajar tak jua menerangkan setitik pelita Pada lorong kalbu yang terus melikukan tanda tanya Tentang semua Habis pulalah sepenggal perjalanan Dan kaki terus menjejakkan langkah-langkah panjang Pada bumi yang membisu Pada mentari yang membakar Pada hari yang berganti Dan saat perhentian tiba baru satu yang dimengerti Bahwa waktu terus berpacu Berlalu

Mimipi-Mimpi Einstein

Gambar
Judul Buku : Mimpi-mimpi Einstein (Einstein’s Dreams) Penulis : Alan Lightman Penerjemah : Yusi Avianto Pareanom Tebal Buku : 154 hlm, 14 cm x 20 cm Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia Novel pertama karya fisikawan Alan Lightman ini lumayan unik. Apa tema yang diangkat? Waktu. Benar-benar semuanya tentang waktu. Membaca novel ini, kita diajak untuk berpikir, menjelajah dunia batin Einstein mengenai waktu. Alan Lightman menyampaikan gagasan-gagasan tentang waktu ini dengan cara yang ganjil. Awalnya saya mengira novel ini menuturkan cerita penggalan hidup Einstein dengan mimpi-mimpinya berkaitan dengan gagasan Teori Relativitasnya yang terkenal. Ternyata perkiraan saya ada benarnya juga. Tapi setelah mulai membacanya, perkiraan saya lebih banyak melesetnya. Bagi saya buku ini tidak terasa seperti novel. Baik kita tengok saja isi buku ini. Isi buku ini lebih didominasi oleh mimpi-mimpi Einstein tentang waktu yang berbeda-beda, amat beragam, ketimbang menceritaka

Diary Minni

Gambar
Buku ini merupakan buku novel remaja yang unik, ditulis oleh M.Irfan Hidayatullah yang berbicara mengenai tubuh perempuan (jangan mikir aneh-aneh ya!). Jalinan cerita berawal ketika pada suatu hari, saat bubar dari kelasnya, Miky ketimpuk suatu benda yang terjatuh dari lantai atas gedung sekolahnya. Ternyata benda tersebut adalah sebuah diary. Hari itu juga merupakan hari berawalnya Meggy masuk ke dalam kehidupannya. Bagi Miky, diary Minni tersebut sangat menarik dan membuatnya penasaran akan pemiliknya. Apalagi setelah membaca isinya, Miky langsung nge-fans sama pemilik diary tersebut. Pasalnya, diary tersebut berisi puisi dan sajak-sajak yang mendalam mengenai pengalaman dan kata hati pemiliknya. Dan Miky merupakan tipe orang yang sangat menyukai sastra dan merasa cocok dengan pemikiran yang tertulis di sana. Miky bertekad untuk mengembalikan diary tersebut dan sangat berharap dapat bertemu dengan pemiliknya. Jalannya cerita diramaikan oleh tokoh-tokoh dengan berbagai karakternya.

The Graffiti Lover

Judul Buku : The Graffiti Lover Penulis : Arul Khan Tebal Buku : 168 hlm, 18 cm Penerbit : PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2005 Pernah lihat grafiti? Itu lho, tulisan-tulisan yang sering nangkring di tembok-tembok yang dijumpai saat kita lewat jembatan layang atau terowongan jalan. Corat-coret ga jelas, merusak keindahan kota? Eits, tunggu dulu. Grafiti itu bukan sembarang corat-coret tembok, namun merupakan tulisan-tulisan yang dibuat secara artistik, unik, kadang dilengkapi dengan gambar dari aerosol (cat semprot), dibuat dengan perencanaan yang matang dengan memperhatikan kombinasi pewarnaan yang semenarik dan seindah mungkin. Pembuat grafiti ini disebut ‘bomber’. Bagi para bomber, grafiti ini justru merupakan salah satu bentuk seni yang memperindah kota! Grafiti juga bisa dijadikan sebagai sarana para bomber untuk menyuarakan kepedulian mereka akan lingkungan atau realita yang terjadi di negeri ini. Meskipun para bomber bebas menuangkan kreasi mereka,

Sapaan Awal

Tok... tok... tok... Assalamualaikum..... Ini rumah baruku... Waduh... masih bingung mo diisi perabot apaan aja. OK deh, daripada kosong, aku isi sama pajangan-pajangan lama aja deh.